Merdeka.com - Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Pandu Riono mendorong pemerintah mengakhiri kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Harapannya, kita seharusnya kalau mau dilonggarkan, bukannya masker. PPKM-nya yang dihentikan, sebab ekonomi melemah karena PPKM," kata Pandu Riono yang dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (22/5).
Pandu mengatakan pemulihan ekonomi di tengah situasi pandemi yang kian terkendali perlu dibarengi dengan keputusan pemerintah mengakhiri PPKM.
Alasannya, kebijakan PPKM yang berkepanjangan membuat sebagian masyarakat bingung terkait situasi pandemi COVID-19 di Tanah Air serta membuat aktivitas kerja menjadi tidak tenang.
"Kalau bicara ekonomi, harusnya PPKM dicabut. Jadi masyarakat bisa bergerak seperti biasa, beraktivitas secara tenang, mau ngantor, kerja pabrik juga penuh, tapi tetap pakai masker dan juga vaksinasi booster," katanya.
Salah satu alasan Pandu mendorong PPKM dihentikan, sebab laporan survei terakhir sebelum Lebaran 2022, di Jawa-Bali terjadi peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS CoV-2 penyebab COVID-19 sebesar 99,2 persen.
Meskipun situasi pandemi di Indonesia semakin terkendali, kata Pandu, tetapi kebiasaan bermasker dan vaksinasi booster merupakan kombinasi ideal dalam mengantisipasi risiko penularan COVID-19.
Dikatakan Pandu, masyarakat Indonesia masih memerlukan edukasi penggunaan masker melalui apresiasi dan sanksi yang diterapkan oleh pemerintah.
"Semua sifatnya edukasi. Di Singapura masih ada penalti kalau ada masyarakat yang tidak pakai masker di dalam ruangan," katanya.
Sementara bagi yang patuh pada program vaksinasi booster atau dosis ketiga, kata Pandu, mereka diperbolehkan beraktivitas di ruang publik maupun transportasi umum tanpa harus tes antigen maupun RT PCR.
Pandu mengingatkan masyarakat bahwa status pandemi COVID-19 belum dicabut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), sehingga risiko penularan COVID-19 masih ada.
Untuk itu, Tim Pandemi COVID-19 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali melanjutkan survei serologi ketiga secara nasional untuk memantau perkembangan kekebalan tubuh masyarakat berdasarkan program vaksinasi COVID-19 pemerintah maupun vaksin alami yang diperoleh penyintas COVID-19.
"Serologi kami laksanakan lagi pada Juni-Juli 2022. Akan ada lagi se-Indonesia. Metodenya sama menggunakan sampel darah, seperti pada Desember 2022, saat serosurvei secara nasional dipilih penduduk sebagai sampel," katanya.
Laporan itu akan diteruskan kepada otoritas terkait sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam mengukur keberhasilan pengendalian pandemi di Indonesia. [ded]
Baca juga:
Menko PMK: Kalau Situasi Sudah Terkendali PPKM Secepatnya Dihapus
Penjelasan Satgas soal PPKM Tetap Diberlakukan di Tengah Pelonggaran Aturan Covid-19
Dampak Kebijakan Tak Perlu Pakai Masker di Tempat Terbuka ke Sektor Ekonomi
Warga Jabar Boleh Beraktivitas Tanpa Beban di Masa PPKM, Ridwan Kamil Beri Syarat Ini
Penyebaran Covid-19 di Bandung Pasca Lebaran Dianggap Terkendali, Begini Kata Satgas
CEK FAKTA: Tidak Benar PPKM Berakhir pada 9 Mei 2022, Simak Faktanya
Izin Pengumpulan Donasi ACT Dicabut
Sekitar 12 Menit yang laluBarang Bukti Doni Salmanan Dilelang atau Tidak, Polisi: Tergantung Keputusan Hakim
Sekitar 39 Menit yang laluPresiden Jokowi Blusukan ke Nias, Bagikan Bansos hingga Tinjau Infrastruktur Jalan
Sekitar 51 Menit yang laluPenjelasan Eks Presiden ACT Ahyudin soal Sumber Gaji Rp 250 Juta
Sekitar 1 Jam yang laluKetua Fraksi PDIP: Puan Punya Kalkulasi Soal Kerjasama Politik Pemilu 2024
Sekitar 1 Jam yang laluKemendagri: Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki sudah Pensiun dari TNI
Sekitar 2 Jam yang laluDua Masukan DPR untuk Kemenag soal Penyelenggaraan Haji
Sekitar 2 Jam yang laluCerita Anak Petani Sawit Terancam Putus Sekolah Imbas Harga TBS Anjlok
Sekitar 3 Jam yang laluCerita Puan Maharani Mandi Pakai Jamu Brotowali untuk Hilangkan Gatal Saat Hamil
Sekitar 3 Jam yang laluKisah dari OKI Sumsel, Polsek Air Sugihan Modifikasi Speedboat jadi Ambulans Terapung
Sekitar 4 Jam yang laluPPKM di Tangsel Kembali Level 2, Penerapan Prokes Masyarakat Ditingkatkan
Sekitar 4 Jam yang laluGuyonan Puan Lihat Kader Lemas Saat Pidato: Terpesona Sama Saya Ya?
Sekitar 4 Jam yang laluCerita Direktur Narkoba Polri Cicipi Es Krim Ganja di Thailand
Sekitar 5 Jam yang laluSoal Kursi Menpan RB, PDIP: Ada Ganjar, Olly dan Hasto
Sekitar 1 Hari yang laluMasih Berduka, Airlangga Sebut Koalisi Belum Bahas Pengganti Tjahjo Kumolo
Sekitar 1 Hari yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 4 Hari yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 2 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluJokowi Kurban 34 Sapi untuk IdulAdha 2022, Beratnya Ada yang satu Ton
Sekitar 14 Jam yang laluBagikan Bansos di Semarang, Jokowi: Jangan Dibelikan Handphone Apalagi Pulsa
Sekitar 17 Jam yang laluJokowi Minta Polri Kawal Pembangunan IKN, G20, hingga Pemilu 2024
Sekitar 22 Jam yang laluUpdate Covid-19 di Indonesia 5 Juli 2022: Kasus Positif Naik 2.577
Sekitar 16 Jam yang laluBukan karena Covid, Iran Tutup Sekolah dan Perkantoran di Teheran
Sekitar 18 Jam yang laluPPKM Jabodetabek Level 2, Wagub DKI Imbau Warga Jakarta Segera Booster
Sekitar 19 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 6 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 1 Bulan yang laluDi Tengah Perang Ukraina Warga Rusia Ramai-Ramai Datangi Peramal
Sekitar 19 Jam yang laluKunjungi Ukraina-Rusia Demi Perdamaian, Jokowi Dinilai Pantas Raih Nobel
Sekitar 1 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami