Epidemiolog: Herd Immunity Kian Sulit Dicapai Jika Varian Lebih Menular Terus Beredar
Merdeka.com - Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengungkapkan upaya mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok kian berat dengan kehadiran varian baru yang memiliki tingkat penularan lebih cepat. Sebab menurutnya, herd immunity berkaitan dengan tingkat penularan virus.
Seperti diketahui, sejumlah varian Covid-19 terdeteksi di Indonesia. Seperti Alfa, Beta, Delta dan yang terbaru Kappa. Tetapi saat ini, varian Delta mendominasi penularan Covid-19 di Tanah Air.
Tiap varian, lanjut dia, punya tingkat penularan yang berbeda. Biasanya disebut sebagai bilangan reproduksi dasar (R0).
"R0 menunjukkan tingkat penularan virus. Misalnya virus yang Wuhan yang original, R0-nya antara 2-3. Artinya satu dari orang yang terinfeksi virus original itu bisa menularkan ke sebanyak 2 sampai 3 orang. Nanti orang yang ditulari akan menularkan lagi ke 2 sampai 3 orang lain," jelas dia kepada Merdeka.com, Selasa (13/7).
"Sedangkan varian Delta ini lebih menular lagi. R0-nya hampir 2 kali lipat dari varian original. Perkiraannya yang Delta ini 6,5 (R0-nya). Jadi satu orang bisa menulari 6-7 orang lain. Kalau Alfa R0-nya 5,6," lanjut dia.
Untuk mencapai herd immunity terhadap virus, ada hitungannya. Lewat hitung-hitungan tersebut dapat ditentukan berapa persen jumlah populasi yang harus divaksin untuk mencapai herd immunity.
"Ada hitungannya, berapa persen untuk mencapai herd immunity. (Rumusnya) 1 dikurangi 1/R0. Satu dikurangi satu per R0. Kalau virus Wuhan, dengan mengisi R0 sekitar 3,3 lah, 1 dikurangi 1/3,3 ketemu angka 70 persen. Tapi kalau yang Delta ketika dimasukkan rumusnya 1 dikurangi 1/6,5 ketemunya 84,5 persen. Kalau dibulatkan 85 persen."
Butuh 85% Populasi Divaksin untuk Capai Herd Immunity
Dari perhitungan tersebut, dapat dilihat untuk mencapai herd immunity terhadap varian Covid yang muncul awal di Wuhan, jumlah populasi yang divaksin harus mencapai 70 persen. Sedangkan untuk varian Delta harus mencapai 85 persen populasi.
"Artinya kalau yang beredar luas varian Delta, maka kita akan lebih berat lagi mencapai herd immunity. Karena tidak cukup 70 persen untuk divaksinasi harus 85 persen. Lebih mahal kan. Karena 85 persen penduduk harus divaksinasi," terang dia.
Karena itu, Indonesia tidak boleh membiarkan kehadiran varian-varian baru yang lebih menular beredar luas. Sebab akan berdampak pada tingkat vaksinasi yang harus dicapai.
"Nanti kalau sampai yang beredar ini Delta makin berat lagi. Kita makin sukar mencapai herd immunity. Karena makin banyak orang yang harus divaksinasi. Makin mahal. Padahal vaksin-vaksin kita belum produksi kita sendiri. Kita harus impor. Jadi makin menular, maka untuk mencapai herd immunity harus makin banyak populasi yang divaksin," tandas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaIni Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya
Difteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaRisiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?
Setiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.
Baca Selengkapnya