Epidemiolog Desak Pemerintah Perbaiki Komunikasi Ajakan Vaksinasi Covid-19 ke Warga
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar survei online terkait kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19. Hasilnya, 20 persen warga tak mau divaksinasi.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, sulit untuk mencapai vaksinasi terhadap 100 persen penduduk. Sebab, ada orang yang tidak bisa menerima vaksin dan orang yang tidak percaya vaksin.
"Ini memang satu fakta yang sulit di negara lain pun pasti ada, cuman proporsinya aja yang beda dan itulah sebabnya vaksinasi itu, sulit mencapai 100 persen enggak mungkin, selain ada orang yang sakit tidak bisa menerima vaksin juga ada orang yang memang enggak percaya," katanya lewat pesan suara, Selasa (3/8).
Menurutnya, 20 persen penduduk Indonesia yang tak mau vaksin adalah jumlah besar dan berpengaruh pada pengendalian pandemi. Maka dari itu, perlu strategi risiko komunikasi yang tepat dari pemerintah agar masyarakat mau divaksinasi. Caranya, dengan transparansi data.
"Yang jadi masalah buat Indonesia 20 persen dari total penduduk tuh gede banget jutaan, dan itu signifikan, berpengaruh terhadap pengendalian pandemi dan ini asal muasalnya distrategi komunikasi risiko kita yang masih harus banyak diperbaiki, antara lain ya dengan transparansi data," tuturnya.
"Ini dengan cara menyampaikan kondisi sebenarnya yang terjadi di masyarakat, berapa kasus sakit, kematian, ini yang akan memperbaiki. Selama kita tidak mengarah kepada strategi komunikasi risiko yang benar antara lain transparan ini menyampaikan apa adanya, sulit sekali," tambahnya.
Menurut Dicky, pemberian insentif bukan menjadi solusi agar masyarakat mau divaksin. Sebab, ini bukan masalah uang, tetapi kepercayaan masyarakat terhadap vaksin.
"Intensif berapa besar pun tidak menjadi solusi. Orang kalau sudah kalau enggak mau ya enggak mau juga, bukan masalah uang. Bahkan di Hong Kong kan sampai berhadiah rumah tuh," ucapnya.
"Tapi seperti halnya bicara di Australia ketika disana menyampaikan adanya (transparansi data) ini berduyun-duyun juga orang mau divaksin yang tadi sebagian enggak mau," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar survei online terkait kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19. Hasilnya, 20 persen warga tak mau divaksinasi.
"Itu alasannya karena khawatir dengan efek samping atau tidak percaya kepada efektivitas vaksin, itu mencapai 20 persen dari responden yang belum melakukan vaksin," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Senin (2/8).
Adapun survei BPS terhadap perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19 ini digelar untuk 212.762 responden pada periode waktu 13-20 Juli 2021.
Dari jumlah tersebut, 55,2 persen responden merupakan perempuan, dan 44,8 persen pria. Jika dipilah secara area, mayoritas atau 71,3 persen responden berasal dari wilayah Jawa dan Bali, sedangkan 28,7 persen sisanya tinggal di luar Jawa dan Bali.
Adapun survei BPS terhadap perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19 ini digelar untuk 212.762 responden pada periode waktu 13-20 Juli 2021.
Dari jumlah tersebut, 55,2 persen responden merupakan perempuan, dan 44,8 persen pria. Jika dipilah secara area, mayoritas atau 71,3 persen responden berasal dari wilayah Jawa dan Bali, sedangkan 28,7 persen sisanya tinggal di luar Jawa dan Bali.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Kemenkeu Respons Prabowo Sebut Anggaran Kemhan Banyak Tak Direstui
Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo menjelaskan, sebagian anggaran Kementerian dan Lembaga diutamakan untuk penanganan pandemi covid-19
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN
Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca Selengkapnya