Epidemiolog Bicara Super Immunity, Tak Perlu Suntikan Ketiga Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono mengatakan, vaksinasi pada orang yang sudah terinfeksi Covid-19 meningkatkan kadar imun yang lebih tinggi. Kondisi ini dikenal dengan nama super immunity.
"Vaksinasi pada orang yang sudah terinfeksi, ternyata meningkatkan kadar imun yang lebih tinggi dibandingkan pada orang yang belum terinfeksi dan vaksinasi," kata Pandu, Senin (18/10).
Kondisi super immunity bisa mengurangi penggunaan vaksin dosis ketiga atau booster. terutama pada masyarakat umum.
"Kondisi itu juga (menyebabkan) vaksinasi suntikan ke-3 tak diperlukan pada penduduk pada umumnya," ujar Pandu.
Pendapat Pandu merujuk pada hasil penelitian ahli virologi Theodora Hatziioannou dan Paul Bieniasz dari Universitas Rockefeller, New York City. Hasil penelitian menunjukkan, orang yang divaksinasi setelah terjangkit Covid-19 memiliki imun tinggi dan mampu memblokade mutasi virus.
Pandu melanjutkan, saat ini pemerintah baru menetapkan pemberian suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga kepada tenaga kesehatan. Sementara untuk masyarakat umum, belum diputuskan.
"Kalau tahun depan akan diselenggarakan hanya pada lansia dan komorbiditas. Belum diputuskan apakah nanti ada suntikan ke-3,” ucapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah belum memutuskan pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga kepada masyarakat. Pemerintah masih menunggu hasil uji klinis tahap tiga terkait booster oleh para produsen vaksin.
Selain itu, pemerintah juga menunggu publikasi ilmiah Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenai hasil monitoring studi booster dan rekomendasi ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).
"Kita tunggu rekomendasi WHO dan para ahli tentang bagaimana langkah terkait booster ini," ucapnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya