Elektabilitas tinggi, Ridwan Kamil diserang lawan pakai isu korupsi
Merdeka.com - Hasil jejak pendapat dilakukan Lembaga Survei Poltracking Indonesia dan Indo Barometer menempatkan elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berada posisi teratas ketimbang nama-nama yang digadang-gadang maju Pilgub Jabar 2018. Survei dilakukan Indo Barometer elektabilitas pria dipanggil Emil itu sebesar 28,6 persen.
Ridwan Kamil unggul atas Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi dengan angka masing-masing 18,8 persen dan 11,5 persen. Sementara hasil survei Poltracking Indonesia elektabilitas Emil 53,75 persen, unggul atas sejumlah nama macam Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, Dede Yusuf, dan Aa Gym.
Emil menanggapi santai hasil survei menempatkan elektabilitas namanya unggul atas sejumlah nama digadang-gadang maju Pilgub Jabar. Menurut dia, jika tingginya elektabilitas dirinya dalam survei tak bisa dilepaskan dari kinerjanya dalam membangun Kota Bandung.
"Saya ini bekerja sebagai wali kota Bandung mendapati sebuah fakta, ternyata kinerja Kota Bandung dikonsumsi juga beritanya oleh warga-warga di luar kota Bandung. Saya menduga itulah faktor elektabilitasnya. Karena secara pribadi dan kedinasan jarang kan saya berkomunikasi dengan warga luar Bandung dengan batas wilayahnya," ujar Emil kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Kamis (8/6).
Emil mengatakan, dalam pemilihan kepala daerah, faktor sosok figur itu lebih mendominasi dibanding preferensi pilihan partai. Untuk itu pihaknya akan fokus untuk bekerja dan berkarya menjalankan program-program yang ada untuk menata Kota Bandung
"Sehingga kalau ternyata betul makin banyak berkarya makin terapresiasi, ya udah pola saya dalam bersosialisasi sampai tahun depan adalah dengan terus berkarya. Karena karya itulah buah dalam elektabilitas," kata dia.
Namun di tengah elektabilitas tinggi, kabar tak sedap menghampiri arsitek ini. Dia mulai digoyang dengan Kasus dugaan korupsi dana hibah Pemerintah Kota Bandung, yang diberikan kepada Bandung Creative City Forum (BCCF) pada 2012 lalu sebesar Rp 1,3 miliar. Kasus ini mendadak kembali berhembus ke permukaan.
Emil sendiri pernah memenuhi panggilan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai saksi dalam kasus tersebut pada September 2015 lalu. Ia diperika, lantaran saat itu menjabat Ketua BCCF.
Penyidik Kejaksaan Tinggi telah melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengusut dugaan korupsi tersebut dengan memeriksa sejumlah pihak dari BCCF. Namun, hingga saat ini, Kejaksaan belum menetapkan tersangka.
Kasus dugaan korupsi dana hibah itu belakangan kembali muncul setelah pernyataan pribadi Emil yang jadi viral di media sosial mengenai dukungan partai NasDem terhadapnya di Pilgub Jabar. Lawan politik Emil, Wakil Ketua DPP Gerindra Ferry J Juliantono menyebut, Emil menerima pinangan NasDem untuk Pilgub Jabar karena ada intimidasi dan tekanan kasus di Kejaksaan Agung.
"Ini sudah dikonfirmasi sama Emil bawah beliau ditekan. Mohon ditanya Emil tentang intimidasi itu agar terang benderang. Saya ingin mendorong itu kalau perlu tanya ke Kejagung. Ada kasus apa sih. Kalau tidak benar konfirmasi kalau benar seharusnya jujur," kata Ferry di Bandung, Selasa (6/6).
Emil sendiri sudah mengklarifikasi terkait video tersebut. Wali Kota Bandung itu menyatakan video tersebut dipotong-potong. Yang sebenarnya terjadi dalam video itu, bahwa dirinya sedang menjelaskan situasi dan posisi masing-masing partai besar saat ini kepada para ulama yang hadir.
"Itu tuh mengedukasi para ulama terkait politik. Jadi, para ulama itu bertanya, 'Masing-masing partai itu bagaimana? Lalu saya jelaskan'," kata Emil saat ditemui merdeka.com di Karawang, Minggu (14/5).
Saat itu Emil menjelaskan pada ulama yang hadir di Subang itu satu per satu tentang partai yang ada saat ini. Dia menjelaskan pada semua ulama kalau PDI itu nasionalis, kadernya ada yang jadi menteri. Kalau Perindo, punya media. "Kalau PKS gini-gini. Jadi, posisinya itu sedang menerangkan semua partai," katanya. Begitu juga saat dirinya menjelaskan soal Partai NasDem.
Emil pun menyayangkan video yang di-upload di youtube tersebut tidak berdurasi penuh. Sehingga video itu memiliki kesan buruk. "Cuma kan dipotong, jadi kesannya hanya urusan itu," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Sekda Bandung Mengundurkan Diri
Ema sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya ke Pemerintah Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaEks Kadishub Sumsel Didakwa Korupsi Rp18 Miliar, Modus Tagihan Fiktif Angkut Batu Bara
Korupsi Pengangkutan Batubara dengan Modus Tagihan Fiktif, Eks Kadishub Sumsel Didakwa Rp18 M
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil Diperiksa Bawaslu Jabar Terkait Dugaan Pelanggaran Kampanye di Tasikmalaya
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat mencecar Ridwan Kamil dengan puluhan pertanyaan terkait laporan dugaan pelanggaran kampanye di Tasikmalaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ridwan Kamil Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
"Berdasarkan angka-angka masih meyakini bisa sekali putaran. Jadi tidak terlalu mempermasalahkan," kata Ridwan Kamil
Baca SelengkapnyaRugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan
Kejaksaan Agung menetapkan enam tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil Ingatkan IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi
Contohnya seperti Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.
Baca SelengkapnyaRirin Ekawati dan Ibnu Jamil Bicara soal Ramainya Kasus Perundungan, Ungkap Punya Cara Agar Anak-anak Mereka Tak Jadi Korban atau Pelaku
Kasus perundungan yang diduga melibatkan anak dari artis dan public figure Tanah Air menjadi perhatian Ririn dan Ibnu Jamil.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR Ingin Dugaan Korupsi di Antam Jadi Momen 'Bersih-bersih' BUMN
Korupsi yang diduga dilakukan Budi Said di Antam ditaksir mencapai Rp1,1 triliun
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil Soal Pilgub: Hati Berat ke Jabar tapi Tidak Menutup Kemungkinan Jakarta
Ridwan Kamil akan memutuskan maju Pilgub Jabar atau Jakarta pada bulan Juni
Baca Selengkapnya