Eksekusi mati 'jagal' satu keluarga polisi diperkirakan usai lebaran
Merdeka.com - Terpidana mati I Putu Suaka yang dikenal sebagai Balian Cetik (dukun santet), diperkirakan bakal dieksekusi usai lebaran nanti. Sebab, penantian hukuman mati bagi pembantai satu keluarga polisi di Karangasem ini sudah cukup lama mendekam dalam tahanan.
"Kalau terjadi penundaan, jangan sampai klien kami mendekam cukup lama di penjara hingga sampai 20 tahun. Itu artinya hukuman ganda diterimanya, seumur hidup dan mati," kata Penasihat Hukum (PH) I Putu Suaka, I Made Ruspita SH saat dihubungi via telepon, Minggu (22/5).
Menurut dia, terpidana mati kasus pembantaian keluarga anggota polisi Aiptu Komang Alit Srinatha bersama istri dan anak serta pembantunya, Abang, Karangasem, pada 29 Januari 2008 silam, diperkirakan akan dilaksanakan pada Juli atau Agustus 2016 mendatang.
Tetapi Ruspita mengaku sampai saat ini belum menerima surat pemberitahuan dari pihak Kemenkumham maupun dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Amlapura soal kepastian eksekusi mati dari terpidana yang dikenal sebagai dukun ini.
"Menurut informasi yang kami terima kemungkinan eksekusi mati akan dilaksanakan selesai lebaran ini," kata dia.
Dia mengatakan, kliennya hingga saat ini kondisi fisiknya dan psikologisnya dalam keadaan stabil. Bahkan sejak diboyong ke Lapas Kerobokan dari Karangasem dan kini dipindah ke Madiun bersama napi lainnya, diketahui dalam keadaan sehat.
Saat ini menurutnya hanya persoalan lokasi eksekusi saja. Sebab, pemerintah setempat tidak mengiyakan lokasi eksekusi mati dilakukan di Karangasem.
"Kalau dilaksanakan di Karangasem, pihak Muspida sendiri sudah tidak menyetujui. Ya mungkin di daerah lain di Bali cuma tempatnya di mana kita kan tidak tahu," ujar dia.
Terkait dengan eksekusi mati ini, Ruspita sendiri mendorong agar segera mungkin dilaksanakan agar jangan sampai kliennya itu menjalani hukuman dua kali. Artinya, kata dia, kalau kliennya itu harus menunggu eksekusi mati sampai dua puluh tahun lebih itu sama artinya dengan kliennya harus menjalani hukuman dua kali yakni penjara dan hukuman mati.
"Proses hukum luar biasa sudah ditempuh dan grasi itu sudah ditolak oleh Presiden, ya nunggu apa lagi?" ujar dia.
Untuk diketahui, tahun 2008 lalu I Putu Suaka divonis mati akibat pembantaian yang dilakukannya terhadap keluarga anggota polisi, Aiptu I Komang Alit Srinatha warga Dusun Gamongan, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem yang tewas diracun bersama tiga orang anggota keluarganya yakni Ni Kadek Suti (45) istri korban, I Kadek Sugita (22) anak korban dan I Gede Sujana (20) pembantu yang juga adalah keponakan korban.
Terpidana mati ini merupakan seorang residivis dengan sejumlah catatan kejahatan, selain membunuh I Nyoman Alit Srinatha bersama tiga orang anggota keluarganya, terpidana juga membunuh pasangan suami istri pemilik kebun anggur di Singaraja dengan perencanaan yang sangat matang.
Suaka tega menghabisi anggota polisi bersama anggota keluarganya itu lantaran tergiur melihat uang hasil penjualan cengkeh korban. Dengan berpura-pura menyembuhkan anak anggota polisi tersebut, Suaka meminta korban dan keluarganya untuk meminum cairan portas yang dipersiapkan sebelumnya sebagai ramuan.
Anak korban I Kadek Sugitha dan I Gede Sujana, diperintahkan untuk meminum cairan tersebut di kandang babi, karena Suaka dikenal sebagai dukun, keduanya lantas menuruti anturan Suaka, hingga akhirnya keduanya tewas akibat menenggak cairan portas tersebut di kandang babi.
Sedangkan korban Komang Alit bersama Istrinya juga akhirnya tewas tergeletak dirumahnya. Agar aksi jahatnya tidak terbongkar, Suaka lantas mengambil barang bukti berupa gelas dan racun potassium cianida tersebut untuk kemudian dibuang, selain itu untuk memastikan aksinya berjalan lancar, dia mengawasi korbannya dari sebuah bale.
Mengetahui korbannya telah tewas dia dengan leluasa menguras uang hasil penjualan cengkeh milik korban yang disimpan di dalam lemari. Sebelum kabur, Suaka berhasil mengabil uang tunai sebesar Rp 10 juta, sepasang perhiasan emas jenis giwang, dan HP Nokia 6600 milik anak korban I Kadek Sugitha. Suaka sendiri berhasil ditangkap dirumahnya di Buleleng bersama sejumlah barang bukti.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batal Diperiksa Kemarin, Siskaeee Minta Polisi Jadwal Ulang 15 Januari 2024
Sedianya, Siskaeee diperiksa pada Senin (8/1/2024) kemarin.
Baca SelengkapnyaMasih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024
Pemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca SelengkapnyaPolisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati
Kejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca Selengkapnya12 Pengeroyok Anggota Polisi Saat Hendak Bubarkan Tawuran Ditangkap
Akibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaPerwira Polisi Pamer Otot Bareng Pensiunan Jenderal Eks Kapolri, Sang Ayah Dipuji Awet Muda
Berikut potret perwira polisi pamer otot bareng pensiunan Jenderal eks Kapolri.
Baca Selengkapnya