Eks penyidik kasus 98' bicara surat pemecatan Prabowo di sidang KIP
Merdeka.com - Mantan penyidik kasus ad hoc peristiwa penghilangan paksa 1997-1998, Fadhillah Agus memberikan keterangan sebagai saksi ahli pada sidang ajudikasi Komisi Informasi Pusat (KIP). Sidang digelar terkait dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP) Prabowo Subianto.
Menurut Fadhillah, merujuk PP Nomor 6 Tahun 1990 tentang Administrasi Prajurit ABRI, 'Bahwa seorang prajurit ABRI bisa diberhentikan dengan tidak hormat atas rekomendasi dewan kehormatan perwira (DKP)'. Namun yang terjadi saat itu ada surat pemberhentian dengan hormat atas rekomendasi dari DKP.
Melanjutkan kesaksiannya, menurut Fadhillah, surat DKP perlu persetujuan panglima TNI. Dibentuknya DKP dalam upaya rekomendasi pemberhentian seorang prajurit dikarenakan ideologi, tindakan pidana, indisipliner dan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan perintah dinas.
Dia juga berujar DKP ranahnya administrasi yang digunakan untuk rekomendasi tentang kesalahan yang dilakukan prajurit. Nantinya, DKP yang menyangkut kolonel akan dibuat tembusannya ke presiden, sedangkan untuk letkol cukup panglima TNI.
Dalam persidangan tersebut pihak termohon menunjukan surat Menkum HAM/pangab no12/811/P-03/15/38/Spers tertanggal 18 November 1998 yang menunjukan tentang diberhentikannya Prabowo secara hormat. Namun Fadhillah merasa janggal karena Prabowo yang belum memasuki masa pensiun tapi diberhentikan tanpa mutasi.
"Saya merasa janggal karena waktu itu Prabowo belum masuk umur pensiun tapi malah diberhentikan tanpa dipindahkan," ucap Fadhillah yang juga dosen Universitas Padjajaran.
Seperti diketahui, pegiat hak asasi manusia mempertanyakan keberadaan Surat Keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang berisi rekomendasi pemberhentian Prabowo Subianto dari ABRI, pada 1998. Sengketa informasi ini dibawa ke KIP.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menang Sengketa Pilpres di MK, Ini Komentar Prabowo
Menang Sengketa Pilpres di MK, Prabowo: Kita Lakukan Persiapan untuk Menghadapi Masa Depan
Baca SelengkapnyaPrabowo Akui Bangun Kampus dan Rumah Sakit Didukung Dana Besar dari BUMN
"Saya enggak sebut dengan mana nanti enggak enak. Dia kasih anggaran tinggi banget padahal saya juga sebelum masuk pemerintahan," kata Prabowo
Baca SelengkapnyaPendukungnya di Sampang Ditembak Orang Tak Dikenal, Begini Reaksi Prabowo
Prabowo Subianto prihatin relawannya ditembak oleh orang tidak dikenal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin: Emang Etik Punya Ndas ya?
Prabowo menceritakan kembali momen saat berdebat dengan Anies. Prabowo mengucapkan kata 'ndasmu etik'.
Baca SelengkapnyaPrabowo di Debat Pilpres Ketiga: Saya kok Banyak Sependapat dengan Pak Ganjar
Prabowo mengaku sependapat dengan Ganjar terkait solusi tumpang tindihnya kewenangan mengatasi persoalan keamanan.
Baca SelengkapnyaSyok dan Bergumam Kejam Saat Diberi Nilai Rendah, Prabowo: Saya Berdoa Orang Pinter Seperti Itu Sadar & Insyaf
Prabowo syok karena selama mengeyam pendidikan baik di dalam maupun luar negeri tak pernah mendapat nilai rendah.
Baca SelengkapnyaPrabowo Sedih Dikasih Nilai 11 Dari 100
Prabowo tidak ambil pusing dengan nilai yang diberikan kepadanya itu. Dengan logat betawi, ia menyebut tak mau memikirkannya.
Baca SelengkapnyaUngkapan Hati Titiek Soeharto Usai Prabowo Dinyatakan Menang Pilpres, Ini Doa yang Dipanjatkannya buat Mas Bowo
Kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 sontak membuat Titiek Soeharto bahagia dan mengungkap isi hatinya.
Baca SelengkapnyaUsai Lihat Gibran Debat, Prabowo Klaim Rakyat Ingin Pemilu Secepatnya Supaya Keputusan Jelas
Prabowo Subianto menyebut masyarakat tak sabar untuk segera memilih pemimpin usai lihat Gibran debat Cawapres.
Baca Selengkapnya