Merdeka.com - Mantan juru bicara kepresidenan, Johan Budi Sapto Pribowo meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menertibkan jalur komunikasi Istana. Menurut anggota DPR RI Fraksi PDIP ini, terlalu banyak orang yang bicara mewakili Jokowi.

"Kalau posisi jubir orang yang menyuarakan Pak Jokowi sekarang banyak, makanya stafsus khusus menteri pun juga bicara mewakili Pak Jokowi. Deputi di KSP juga mewakili pak Jokowi, mewakili Presiden kan sudah terlalu banyak," ujar Johan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/12).

Johan menuturkan, ada tiga pejabat yang bisa mewakilkan Jokowi. Yaitu Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Sekretaris Negara, dan Kepala Staf Kepresidenan. Namun, malah ditambah banyak orang yang bicara mewakili Jokowi seperti staf khusus, tenaga ahli, hingga deputi. Seharusnya Presiden Jokowi menertibkan jalur komunikasi yang berlaku saat ini.

"Selain tiga punggawa ini ada staf khusus, tenaga ahli dan yang deputi itu juga larang bicara mewakili Pak Jokowi. Ini menurut saya harus ditertibkan, jangan semua ngomong," katanya.

Menurut mantan juru bicara KPK ini, seharusnya juru bicara yang mewakili Jokowi dan yang mewakili kebijakan pemerintah dipisahkan. Khusus juru bicara mewakili Jokowi harus satu pintu saja.

"Menurut saya harus satu pintu yang mewakili pak jokowi. Jadi jubir presiden dan jubir pemerintah saya kira itu beda," tuturnya.

Soal kebutuhan juru bicara, Johan bilang hanya Jokowi yang tahu. Ia hanya mengusulkan jangan banyak orang yang bisa bicara mewakili Jokowi di publik.

"Nah pertanyaan sekarang perlu jubir gak tergantung Pak Jokowi. Perlu gak, poin saya jangan semua ngomong, iya kalau sama kalau gak sama. Apa yang terjadi publik bingung," ujarnya.

Johan pun mengaku tidak ada tawaran kembali menjadi juru bicara ketika menyambangi Istana bertemu dengan Jokowi pekan lalu.

"Saya kan sudah pernah jadi jubir dan tidak ada tawar menawar itu," tegasnya.