Eijkman: Rekombinasi Varian Virus Corona Pengaruhi Diagnostik Covid-19
Merdeka.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan rekombinasi beberapa varian virus corona bisa berpengaruh pada aspek diagnostik dan pengembangan vaksin COVID-19.
"Kalau terjadi perubahan pada RBD (receptor-binding domain) yang menjadi vaksin maka bisa saja vaksinnya tidak efektif. Tidak hanya vaksin ya... diagnostik juga begitu bisa saja memengaruhi," katanya di Jakarta, Rabu (24/2). Seperti dilansir ANTARA.
Ia mengatakan domain pengikat reseptor (RBD) adalah bagian penting dari virus yang terletak di protein "spike" yang memungkinkan virus melekat pada reseptor tubuh untuk masuk ke dalam sel dan menyebabkan infeksi.
RBD menjadi target utama dalam pencegahan dan pengobatan infeksi virus termasuk virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 sehingga jika terjadi perubahan signifikan pada RBD, kata dia, maka dapat memengaruhi karakteristik virus, dan berdampak pula pada aspek pengembangan vaksin COVID-19 agar tetap manjur.
Amin mengatakan rekombinasi beberapa varian SARS-CoV-2 membentuk varian baru sangat mungkin terjadi, meskipun saat ini belum ada laporan ilmiah bahwa telah terjadi rekombinasi beberapa varian SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.
Ia mengatakan apabila dua varian virus hidup berdampingan, sangat dimungkinkan terjadi penggabungan antara materi genetik dari keduanya.
"Saat ini, yang diidentifikasi adalah munculnya varian baru karena mutasi saja," katanya.
Mutasi, kata dia, dapat menyebabkan dampak negatif atau positif pada virus. Dampak negatifnya adalah membuat virus menjadi lemah yang pada akhirnya bisa tereliminasi dari proses seleksi lingkungan karena hanya virus yang kuat yang mampu melewati proses seleksi dan akan tetap bertahan.
Sementara dampak positif bagi virus adalah membuat virus semakin kuat, memungkinkan virus lebih cepat menular dan meningkatkan keparahan penyakit.
Jika virus bisa lolos dari tekanan lingkungan dan seleksi antibodi dari vaksinasi, katanya, maka semakin lama virusnya semakin kuat dan bisa melepaskan diri dari tekanan vaksin. Itu menyebabkan virus bisa resisten terhadap antibodi yang diciptakan dari vaksin, dan ini menjadi tantangan baru.
"Kejadian tersebut terjadi pada virus influenza," katanya.
Oleh karena itu, vaksin untuk mencegah infeksi virus influenza harus disesuaikan secara berkala dan perlu dipastikan setelah dua atau tiga tahun virus yang beredar itu masih sama seperti dulu atau tidak. Jika sudah berubah dan membawa dampak signifikan, maka vaksin yang dipakai harus diubah juga, demikian Amin Soebandrio.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMengenal Bentuk Virus dan Karakteristiknya, Perlu Diketahui
virus secara umum adalah mikroorganisme parasit yang tidak dapat bertahan hidup tanpa inang untuk mereproduksi diri.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ciri-Ciri Virus dan Bentuknya, Berikut Penjelasannya
Pemahaman mengenai ciri-ciri dan bentuk virus menjadi kunci penting dalam mengungkap misteri tentang bagaimana virus itu sebenarnya.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami
Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaMengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya
Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaMacam-Macam Virus dan Pengaruhnya pada Tubuh, Perlu Diwaspadai
Terdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca Selengkapnya