Dubes AS Temui Moeldoko Bahas Laut China Selatan
Merdeka.com - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Yong Kim mengatakan, Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keamanan di Laut China Selatan. Dia berharap Indonesia dan Amerika Serikat bisa lebih meningkatkan kerja sama di kawasan tersebut.
Hal ini disampaikannya saat bertemu dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Jumat 13 November 2020.
"Kami percaya Indonesia memiliki peran untuk memimpin. Karena kami juga memiliki keprihatinan yang sama atas kegiatan China di Laut China Selatan," kata Kim dikutip dari siaran pers Kantor Staf Presiden, Sabtu (14/11).
Sementara itu, Moeldoko menyampaikan, pada dasarnya Indonesia berada dalam posisi netral dalam menghadapi situasi di Laut China Selatan. Diketahui, situasi Laut China Selatan saat ini menajam dengan berbagai ketidakpastian.
"Tapi Indonesia berkepentingan untuk berkontribusi pada stabilitas Laut China Selatan," jelasnya.
Dia bercerita saat menjadi Panglima TNI, dirinya pernah menyampaikan kepada Panglima tentara China bahwa Indonesia tidak ingin terjadi instabilitas di kawasan Laut China Selatan.
"Kami punya perhatian sangat serius atas langkah China di kawasan tersebut," tegasnya.
Moeldoko mengatakan, dirinya memiliki hubungan yang cukup dekat dengan beberapa duta besar Amerika Serikat sebelumnya. Untuk itu, dia yakin memiliki hubungan yang baik dengan Dubes Kim.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Indonesia punya tanggung jawab menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan. Adapun hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-RRT.
Pernyataan Jokowi kemudian ditegaskan kembali oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri pertemuan menteri se-ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting). Menlu Retno berharap, rancangan undang-undang (RUU) soal penjaga pantai atau coast guard yang sedang disusun Republik Rakyat China harus menciptakan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.
Retno menuturkan, stabilitas itu terwujud apabila semua negara mematuhi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut atau UNCLOS tahun 1982.
Reporter: Lisza EgehamSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang," kata Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaTema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca SelengkapnyaIrvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dulu nenek moyang mereka hidup nomaden di atas perahu.
Baca SelengkapnyaKapal Kelud merupakan salah satu kapal yang melayani program Mudik Gratis 2024 untuk rute Batam-Belawan dan Jakarta-Batam.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaKonflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnya