DPR Minta Publik Tak Perlu Risau Efektivitas Vaksin Sinovac Rendah
Merdeka.com - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta masyarakat tidak perlu risau dengan pengakuan China atas rendahnya efektivitas vaksin Covid-19 Sinovac yang rendah. Rahmad mengatakan, publik perlu tahu bahwa rekomendasi WHO untuk vaksin dapat digunakan memiliki efektivitas minimal 50 persen.
"Namun apapun berdasarkan informasi dari Kemenkes vaksin yang kita gunakan masih cukup efektif untuk menekan laju penularan dan memberikan perlindungan kepada yang divaksin. Dan tentu kita bersyukur para nakes kita telah selesai divaksin dan terbukti sudah mulai jarang mendengar korban nakes kita akibat Covid-19 setelah mendapatkan vaksinasi," jelas Rahmad dalam keterangannya, Selasa (13/4).
"Saya mengajak kepada masyarakat kita tidak perlu risau dan ragu terhadap vaksin ini meskipun adanya informasi pengakuan China ini," imbuhnya.
Ia juga meminta masyarakat menunggu penemuan vaksin Merah Putih serta vaksin di luar produksi Cina. Rahmad mengingatkan prioritas utama penanggulangan pandemi tetap dengan wajib protokol kesehatan.
"Sambil kita menunggu penemuan vaksin Merah Putih serta menunggu vaksin di luar produsen yang berasal selain dari China kita tetap prioritas utama penanggulangan pandemi dengan wajib dan berdisiplin menggunakan protokol kesehatan dan mengunakan pola hidup sehat," katanya.
Rahmad bilang, jumlah dan keberadaan vaksin Covid-19 sangat terbatas dan menjadi rebutan banyak negara, ditambah ada kenala embargo. Oleh sebab itu, publik harus percaya kepada pemerintah dalam percepatan penemuan vaksin dalam negeri.
"Maka kita percayakan penuh kepada Pemerintah dalam percepatan penemuan vaksin dalam negeri serta mendorong perluasan kerja sama produsen di luar yang telah dilakukan MOU dengan pemerintah Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China Gao Fu dalam jumpa pers dua hari lalu di Kota Chengdu mengakui vaksin Covid-19 buatan negaranya mempunyai efektivitas yang rendah.
Pemerintah China mempertimbangkan mengkombinasikan vaksin untuk memberi perlindungan yang lebih baik. Sejauh ini China sudah mendistribusikan ratusan juta vaksin ke berbagai negara.
"Saat ini sudah dalam pertimbangan apakah kita akan memakai vaksin dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," kata Gao, seperti dilansir laman Aljazeera, Minggu (11/4).
Efektivitas vaksin Sinovac buatan China dalam mencegah penularan dengan gejala hanya mencapai 50,4 persen, menurut para ahli di Brasil. Sebagai perbandingan, vaksin yang dibuat Pfizer-BioNTech mencapai 97 persen efektivitasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaCerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun
Mereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca SelengkapnyaViral Pegawai Lapas Jambi Dicokok Bawa Sabu di Bungkusan Teh China, Ini Penjelasan Kadivpas
Kadivpas berjanji akan menindak tegas pegawai yang kedapatan terlibat dalam kasus narkoba.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaSaran untuk Pemerintah Tengah Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Terutama Soal Produk Tembakau
Pemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya