DPR Minta BNPB Beri Atensi Khusus ke Pasien Covid-19 dengan Penyakit Penyerta

Selasa, 22 September 2020 19:23 Reporter : Muhammad Genantan Saputra
DPR Minta BNPB Beri Atensi Khusus ke Pasien Covid-19 dengan Penyakit Penyerta Rumah sakit karantina pasein corona di Aceh. ©2020 AFP PHOTO/CHAIDEER MAHYUDDIN

Merdeka.com - Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf, mempertanyakan peran BNPB selaku Satgas Covid-19 dalam mendorong Rumah Sakit (RS) untuk memberikan perhatian khusus dalam melayani pasien Covid-19 yang mengidap penyakit penyerta (komorbid).

Menurutnya, di sejumlah RS masih banyak didapati belum adanya atensi khusus terhadap pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta. Padahal, penanganan pasien komorbid lebih kompleks sehingga membutuhkan penanganan RS dengan prosedur yang lebih hati-hati.

"Ironisnya, sekitar 90% pasien Covid-19 yang meninggal merupakan pasien yang mengidap penyakit penyerta (komorbid). Dalam salah satu kasus yang saya temukan, ada RS yang tidak memiliki persiapan memadai alias dipaksakan," ujar dia dalam raker komisi VIII DPR dengan kepala BNPB Doni Monardo, Selasa (22/9).

"Misalnya, terdapat satu RS dengan 200 kamar yang semua terisi penuh, namun hanya dilengkapi oleh satu dokter anastesi di IGD. Ini sangat miris sekali. Sebab itu, saya meminta perlu adanya atensi dan kebijakan khusus bagi pasien komorbid ini," sambungnya.

Dia memaparkan, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center for Disease and Prevention Control) Amerika Serikat, 94% kasus kematian yang terjadi pada pasien Covid-19 diikuti oleh sejumlah penyakit penyerta.

2 dari 2 halaman

CDC mencantumkan beberapa penyakit penyerta pasien sehingga membuat pasien Covid-19 memiliki tingkat kematian (mortality rate) tinggi. Antara lain gagal ginjal, hipertensi, diabetes, pneumonia, dan gagal jantung.

"Sedangkan data global ini cukup relevan dengan kondisi pasien Covid-19 di Indonesia. Dalam rilis Kemenkes pada April lalu, menyebutkan faktor penyakit komorbid seperti hipertensi, sesak napas, TBC, dan diabetes menjadi dasar meningkatnya pasien Covid-19 yang meninggal," tuturnya.

Selain itu, ia meminta BNPB untuk memperbanyak kampanye mitigasi bencana. Dia menganggap, penyadaran publik terkait bahaya bencana merupakan instrumen penting untuk menghadirkan penanganan bencana yang efektif dan efisien oleh BNPB karena didukung oleh keterlibatan publik. Sehingga, fungsi pendidikan dan pelatihan secara masif kepada masyarakat oleh BNPB mutlak diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

"Faktanya adalah, masyarakat kita sebenarnya paham terhadap ancaman bencana, tetapi kurang sadar. Karena itu, penyadaran publik perlu dilakukan dari segala sisi dan itu butuh waktu. BNPB tidak bisa bermain sendiri, Pemda juga tidak bermain sendiri, terlebih ketika tujuan dari program tersebut menyasar grassroot," paparnya. [ray]

Baca juga:
Satgas Tegaskan Belum Ada Rencana Ubah Definisi Kematian Covid-19
Antisipasi Klaster Perkantoran, Gedung KPK Rutin Disemprot Disinfektan
Satgas Covid-19: Aktivitas Pilkada Timbulkan Kerumunan Tidak Ditolerir
Memantau Tes CPNS dengan Protokol Kesehatan di Surabaya
Bupati Berau Muharram Meninggal Akibat Covid-19

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini