Dokter RSMPH sebut keterangan Fredrich di media soal kondisi Setnov tak sesuai
Merdeka.com - Jaksa Penuntut Umum pada KPK kembali menghadirkan saksi dari pihak Rumah Sakit Medika Permata Hijau (RSMPH) dalam sidang perintangan penyidikan korupsi e-KTP atas terdakwa Fredrich Yunadi. Kali ini, dokter spesialis jantung pada rumah sakit tersebut, Toyibi memberikan keterangannya sebagai saksi.
Di hadapan majelis hakim, dia mengaku ada ketidaksesuaian pernyataan Fredrich Yunadi di media masa terkait kondisi Setya Novanto. Dia menuturkan kondisi Novanto cukup parah akibat kecelakaan mobil.
Sementara saat melakukan pemeriksaan secara langsung, luka berat seperti yang digambarkan Fredrich tidak benar adanya. Dia mengakui ada luka pada dahi mantan Ketua DPR itu namun luka ringan.
"Saya lihat di tv (Fredrich Yunadi memberi pernyataan) Pak Setya Novanto ini kecelakaan da mobilnya hancur cur cur. Kata beliau luka parah sekali dan ada satu benjolan," ujar Toyibi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (26/4).
"Saat memeriksa secara langsung apakah ada luka, itu dimana saja?" tanya Jaksa Takdir Suhan.
"Ya dari situ saya melihat yang saya lihat di tv (pernyataan Fredrich) tidak cocok," ujarnya.
Sesi tanya jawab itu pun sempat diinterupsi oleh Fredrich. Dia menjelaskan keterangan yang pernah dia sampaikan di media masa mengenai kondisi Setya Novanto berdasarkan informasi dari ajudan Novanto.
Mantan kuasa hukum Novanto itu bahkan ingin menampilkan tayangan berita atas pernyataannya tersebut.
"Di situ saya menyampaikan apa yang disampaikan ajudannya (Setya Novanto)," kata Fredrich.
Diketahui dalam kasus ini, Fredrich Yunadi diduga melakukan upaya perintangan penyidikan, dengan menghalangi penyidik KPK memeriksa Novanto dalam perkara korupsi yang merugikan negara Rp 2,3 triliun.
Setya Novanto mangkir setiap penyidik KPK menjadwalkan pemeriksaan karena diungsikan oleh Fredrich. KPK pun kemudian menetapkan Setya Novanto menjadi pihak yang dicari.
Tak berselang lama pasca penetapan orang yang dicari oleh KPK, Setya Novanto diketahui kecelakaan tunggal. Namun setelah ditelisik lebih jauh, kecelakaan diduga telah direkayasa.
Kesaksian itu diungkap oleh Bimanesh Sutarjo saat menjadi saksi untuk Fredrich Yunadi.
"Saya baru bangun tidur terdengar suara terdakwa (Fredrich Yunadi) dok skenarionya kecelakaan saya tanya maksudnya apa dia langsung tutup telponnya. Singkat sekali,” ujar Bimanesh.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dikeroyok 5 Orang di Kemang Jaksel, Seorang Pemuda Tewas Alami Luka Tusuk
Kedua rekannya pun segera membawa korban ke klinik terdekat RSJC Kemang.
Baca SelengkapnyaDua Sekuriti Diduga Terlibat Pengeroyokan Pemuda hingga Tewas di Kafe Kemang Jaksel
AM sebelumnya dikabarkan tewas usai mengalami luka tusuk di tangan kanan dan pinggang kiri setelah dikeroyok lima orang di Kafe MB, Kemang, Mampang Prapatan.
Baca SelengkapnyaSering Marah-Marah dan Kurang Percaya Diri, Petugas KPPS Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa
Dia yakin jika MAH sudah dirawat sesuai standar operasional pekerja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tunggu Arahan KPU Soal ODGJ Mencoblos Pemilu, RSKD Dadi Makassar Siapkan 14 Dokter Psikiatri
RSKD Dadi Makassar merupakan rumah sakit khusus untuk penanganan pasien dengan gangguan kejiwaan.
Baca SelengkapnyaPolitikus NasDem Rajiv Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi Kementan
Panggilan tersebut dipenuhi oleh Rajiv yang telah tiba di gedung Merah Putih KPK.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaGelar Kedokteran Sp.KK dan Sp.DV Berubah menjadi Sp.DVE, Ini Penjelasan Detail dari Perdoski
Ruang lingkup dokter Sp.DVE, lanjut Prof Yulianto, menangani berbagai kelainan kulit.
Baca SelengkapnyaDokter Ungkap Kondisi Terkini Relawan Prabowo-Gibran di Sampang Korban Penembakan Usai Operasi
Tim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca SelengkapnyaKPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai
AS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.
Baca Selengkapnya