Djoko Dwiyanto, abdikan hidup membaca dan terjemahkan prasasti
Merdeka.com - Di usianya yang sudah berkepala enam, Djoko Dwiyanto masih semangat menggeluti dunia arkeologi, khususnya membaca dan menerjemahkan prasasti berbahasa Jawa kuno. Selama 33 tahun menjadi Epigraf, sudah puluhan prasasti dia baca dan diartikan olehnya.
Ketertarikannya terhadap prasasti dimulai saat dia masih duduk di bangku kuliah pada 1979. Saat itu, dia mengadakan penelitian arkeologi dan selalu berhadapan dengan penemuan yang tidak hanya benda, tapi juga tulisan kuno. Karena tidak ada yang paham tentang bahasa Jawa kuno, banyak prasasti di Indonesia yang justru diterjemahkan orang asing.
"Dulu kalau penelitian kita tidak hanya menemukan benda tapi juga tulisan. Dan kita itu tergantung dengan orang asing untuk membaca dan menerjemahkannya tulisan kuno. Jadi saya pikir, saya harus bisa, biar enggak tergantung orang lain," kata pria yang pernah menjadi kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada wartawan, Rabu (5/8).
Tingkat kesulitan membaca aksara Jawa kuno dalam prasasti pun membuatnya semakin tertantang. Berbekal bimbingan dari gurunya, Prof. Buchari, Djoko mulai merintis karir sebagai Epigraf pada 1982.
"Tidak banyak Epigraf. Di Yogya saja setahu saya hanya ada tiga orang, Pak Ribut, Pak Cahyono, dan saya," tambah Djoko.
Sepanjang pengalamannya menerjemahkan prasasti, Djoko mengaku paling sulit mengartikan prasasti Rukam di Temanggung yang terbuat dari lempengan tembaga. Dalam prasasti itu, tulisan Jawa kuno ditulis bolak-balik dalam satu lempeng.
"Itu ditulis bolak-balik dalam satu lempeng. Kayak nulis di buku, di sisi sebaliknya membekas jadi sulit dibaca," ucap pria kelahiran 7 Maret 1953 itu.
Prasasti baru ditemukan di Candi Kedulan yang kini tengah dipelajari Djoko juga menjadi salah satu prasasti sulit diterjemahkan.
"Kalau dalam waktu dekat ini ya yang paling sulit ini (prasasti Kedulan). Hurufnya kecil, berdempet-dempet dan patah juga," tambah Djoko.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia
Prabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaSebelum Dilantik jadi Menteri ATR, AHY Malam-Malam Datangi Dua Tokoh Penting
AHY sempat datangi dua tokoh penting ini sebelum dilantik Presiden Jokowi jadi Menteri ATR/BPN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Dinobatkan Sebagai Sahabat Santri Indonesia
Penobatan itu diberikan saat Prabowo menghadiri acara ‘Doa Santri untuk Negeri’ di Pondok Pesantren Genggong, Jawa Timur, Selasa (2/1).
Baca SelengkapnyaJenderal Kehormatan Bintang 4 untuk Prabowo, Janji Jokowi yang Ditepati
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penghargaan Jenderal Kehormatan bintang 4 kepada Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP: Kami Hormati Prabowo Latihan Blusukan, Ganjar Sudah Tidur di Rumah Warga
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghormati capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang mencoba latihan blusukan.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Presiden Jokowi Beri Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan ke Prabowo Subianto
Presiden Joko Widodo ungkap alasan dibalik pemberian kenaikan pangkat Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaDilaporkan Usai Serang Prabowo Soal Lahan, Anies: Kita Serahkan Kepada Bawaslu
"Sebagai warga negara tentu berhak melaporkan. . Kami serahkan kepada Bawaslu," tuturnya," kata Anies
Baca SelengkapnyaBegini Detik-Detik Budi Djiwandono Keponakan Prabowo jadi Mualaf, Disaksikan Langsung Sang Capres
Politikus Partai Gerindra resmi menjadi mualaf di hadapan sosok capres dan Imam Besar Masjid Istiqlal. Ini informasinya.
Baca Selengkapnya