Merdeka.com - Rachmat (49) harus ditinggal tiga anaknya sekaligus, karena mereka memilih tinggal bersama ibunya. Kini dia seorang diri di rumah dan membuatnya hilang konsentrasi saat bekerja.

Rachmat sehari-hari bekerja di kapal tongkang di Palembang. Dia juga pernah bekerja di Arab Saudi ketika masih berumah tangga dengan istrinya.

"Saya minta istirahat satu hari, sudah kehabisan energi menghadapi masalah ini," ungkap Rachmat, Senin (29/6).

Sebenarnya, kata dia, atasannya telah memintanya istirahat sementara waktu untuk memulihkan pikiran. Namun, dia berusaha tetap bekerja sebagai tanggung jawabnya sebagai pegawai.

"Bos saya nyuruh istirahat dulu setelah loading tongkang kapal malam hari sampai selesai. Tapi tugas tetap saya jalankan pak, karena saya kerja sama orang," ujarnya.

Sebelumnya, Rachmat mengaku telah bercerita banyak tentang masalah ini ke atasan dan rekan kerja. Mereka memaklumi kehidupan rumah tangannya dan menaruh simpati kepadanya.

Atas saran mereka juga, Rachmat melaporkan kehilangan ke pihak kepolisian. Apalagi ketika itu dirinya sangat khawatir anaknya tak kunjung pulang, tak seperti biasanya.

"Karena atasan dan teman kerja bilang kalau terjadi apa-apa pada anak, nanti Pak Rachmat yang rugi dan disalahkan makanya saya melapor. Saya takut sekali terjadi apa-apa dengan anak-anak saya," kata dia.

Rachmat berkeyakinan masih bisa berkumpul lagi dengan anak-anaknya. Dia juga berusaha bertemu dan berkomunikasi dengan mereka mesti agak sulit karena ada kecurigaan dilarang mantan istrinya.

"Sampai detik ini saya belum ketemu anak-anak pak. Tapi saya terus berdoa dan berusaha, saya akan sabar dan ikhlas jalaninya," tutupnya.