Merdeka.com - Menurut Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar kemungkinan pemerintah akan menetapkan 1 Ramadan 1434 H jatuh pada Rabu 10 Juli 2013. Namun, masih ada mazhab lain yang dipakai di dalam negeri, seperti Muhammadiyah yang akan mulai berpuasa pada tanggal 9 Juli.

Nasaruddin pun menyebut jika penentuan awal puasa yang digunakan oleh PP Muhammadiyah agak berbeda dengan ajaran dunia Islam.

"Mereka biasa jika di atas ufuk sudah 0,001 derajat saja sudah bisa berpuasa, ini agak berbeda dengan ajaran dunia Islam," kata Nasaruddin Umar, Jumat (5/7) lalu.

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin pun menyesalkan pernyataan Nasaruddin Umar tersebut. "Nah itulah pernyataan yang salah. Itu tidak seyogianya datang dari Wakil Menteri Agama, sahabat baik saya yang sangat tahu agama," ujar Din Syamsuddin saat menghadiri silaturahmi dengan Kasad di Gedung Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (8/7).

Menurut Din Syamsuddin , banyak dalil-dalil syari baik dari Alquran dan hadits yang menyuruh kita umat Islam untuk mencermati menghitung peredaran bumi, bulan dan matahari. Muhammadiyah pun menggunakan Alquran dan hadits sebagai rujukan untuk menentukan awal Ramadan.

"Jangan kemudian karena keyakinan tertentu, kita abaikan alasan orang lain. Jadi itu jelas tidak benar," ujar Din.

"Warga negara punya kebebasan menunaikan agama dengan ibadahnya itu yang harus dihargai oleh pejabat tinggi kementerian agama, jangan bersikap inkonstitusional, karena itu bisa dianggap inkonstitusional karena tidak menghargai pandangan orang lain. Seharusnya pemerintah jangan ikut campur," imbuhnya.