Merdeka.com - Kepala Pusat Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Oentarto Wibowo menegaskan kalau Kasubdit ekspor Direktorat Teknis Kepabeanan, Heru Sulastyono yang sedang terjerat kasus suap dan pencucian uang beberapa hari lalu tidak memiliki dua istri. Hal itu ditanggapi karena berhembus isu adanya istri kedua Heru yang bernama Widyawati.

"Dari catatan CV yang kami coba lihat, yang bersangkutan istrinya satu. Tentu dari sekian banyak pegawai, ribuan pegawai di luar kedinasan tentu perlu dilakukan tinjauan kembali. Tentunya bukan hanya kasus ini," ujar Oentarto di kantor pusat Ditjen Bea dan Cukai, Jl A Yani, Jakarta Timur, Jumat (1/11).

Dikatakan Oentarto, dengan tertangkapnya Heru ini, pihaknya menjamin pelayanan di bagian ekspor tidak ada yang terganggu. Dalam kasus itu, Oentarto menyatakan kalau Heru banyak mengambil peran dalam pembuat kebijakan sendiri, dan tidak berhubungan langsung dengan pelayanan.

"Pelayanan berjalan seperti biasa, dengan adanya masalah ini, mungkin kami akan lakukan koreksi kepada pegawai lainnya," jelasnya.

Oentarto menjelaskan, pemberhentian terhadap Heru dilakukan terhitung mulai 30 Oktober 2013. Namun, jika dalam persidangan tidak terbukti bersalah, maka hak pekerjaan yang telah dicopot akan dikembalikan kembali.

"Sampai inkrah, artinya kalau inkrah tidak bersalah, nanti akan dikembalikan hak-haknya kalau tidak bersalah. Tapi kalau inkrah bersalah, dapat diberhentikan dengan tidak hormat paling tinggi tanpa hak pensiun," ujar Oentarto.

Sebelumnya diberitakan, rencana Bareskrim Mabes Polri mendalami kasus suap dalam tubuh Bea Cukai harus terhambat. Pasalnya Widyawati mangkir atas pemanggilan pertamanya untuk dimintai keterangan perihal pembelian polis asuransi dan pemberian uang oleh seorang wiraswasta bernama Yusran Arif (YA) kepada Kasubdit Penindakan dan Penyidikan KPU Bea Cukai Tanjung Priok, Heru Sulistyono (HS).