Dirambah warga ilegal, hutan Taman Nasional Tesso Nilo semakin rusak
Merdeka.com - Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Riau, semakin rusak. Diduga banyaknya kerusakan ini akibat banyaknya penduduk menempati wilayah dilindungi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu.
Kepala Balai TNTN, Darmanto mengatakan, terdapat sekitar 4.000 kepala keluarga (KK) menduduki sekaligus merambah hutan milik negara itu secara ilegal. "Ada sekitar 4.000 KK di Pelalawan yang berada di kawasan TNTN," kata Darmanto, Jumat (19/8).
Menurut Darmanto, keberadaan perambah hutan itu sudah masif. Sebagian besar dari para perambah itu,bukanlah penduduk asli Riau, melainkan pendatang dari luar daerah, seperti Sumatera Utara dan Pulau Jawa.
"Keberadaan perambah sudah sangat mengkhawatirkan. Dari 81.700 hektare luas TNTN yang ditetapkan pada 2014 lalu, 60 persennya telah dirambah," ucapnya.
Perambahan sendiri, menurut dia, telah dilakukan selama belasan tahun lamanya. Ironisnya, 20 ribu hektar lahan di wilayah telah disulap menjadi perkebunan sawit.
"Saat ini hutan yang tersisa 23 ribu hektare. Yang sudah menjadi perkebunan sawit 20 ribu hektar, 38 ribu hektar lainnya jadi semak belukar dan pohon kecil (bekas dirambah)," jelasnya. Untuk selanjutnya, Darmanto telah melakukan reformasi perencanaan untuk dapat memperbaiki 38 ribu hektar lahan rusak dan bekas dirambah itu ditanami kembali.
Terkait keberadaan 20 ribu lahan sawit di TNTN, dia mengatakan masih perlu membahas dengan KLHK. Sementara, untuk menangani keberadaan ribuan perambah, pihaknya segera berkoordinasi dengan pemerintah Pelalawan, TNI dan Polri.
Banyaknya penduduk ilegal ini, diduga menyebabkan 20 hektar lahan di kawasan TNTN terbakar, Kamis (18/8) kemarin. Kapolda Riau Brigjen Supriyanto mengungkapkan, untuk memadamkan api, puluhan petugas dari jajaran Polres Pelalawan hanya mengandalkan mobil tangki berisi 5.000 liter air.
"Anggota berusaha melakukan pemadaman meski kesulitan mencari sumber air di sini, ditambah lagi alat pemadam hanya satu," ujar Supriyanto saat berbincang dengan merdeka.com.
Kawasan TNTN terletak jauh dari jalan lintas timur. Membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai lokasi. Lokasi yang terbakar saat ini berbatasan dengan lahan milik PT Riau Andalan Pulp and Paper.
Melihat api belum bisa dipadamkan, Supriyanto mengaku telah menghubungi Bupati Pelalawan Harris guna meminta bantuan. Bukan hanya itu, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman juga telah dimintai bantuan guna memadamkan api.
"Pak Bupati, kawasan ini hutan dunia. Milik kita bersama, saya sudah di lokasi kebakaran di TNTN ini. Alat hanya 1, sumber air tidak ada," kata Supriyanto saat menghubungi Bupati Harris melalui selulernya. Hal senada juga disampaikan Supriyanto kepada Arsyadjuliandi Rahman.
Menurut Supriyanto, Gubernur Riau kaget mengetahui kawasan hutan digarap masyarakat ilegal. "Pak Gubernur, saya di lokasi TNTN sekarang, ini sudah 20 hektare yang terbakar dan belum padam," kata Supriyanto saat menghubungi Gubernur Riau.
Supriyanto juga berjanji menyelidiki pembakaran hutan ini. "Ini kami langsung selidiki, siapa pelaku pembakaran di lokasi TNTN dan mudah-mudahan dapat segera ditangkap. Api belum padam, sebab di sini tidak ada sumber air, harus keluar hutan lagi mencari air," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaMenjelajah Hutan Bonsai Fatumnasi di NTT, Ribuan Pohon Kerdil Berusia Ratusan Tahun Bentuknya Bak Orang Menari
Selain alamnya yang indah, Fatumnasi juga dihuni oleh suku tertua di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Baca SelengkapnyaLutung Jawa Lifa dan Tingting Dilepasliarkan di Hutan Kawasan Bromo
Dua ekor lutung jawa dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (23/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran
Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaHari Gini Belum Pakai Listrik, Begini Potret Kampung di Pelosok Tasikmalaya Memprihatinkan 'KWH-nya Belum Sampai ke Sini'
Berada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca SelengkapnyaIroni Kerusakan Sawah Jambi & Bisnis Gelap yang Menggiurkan
4.000 hektare lingkungan yang rusak di Kabupaten Merangin akibat PETI.
Baca SelengkapnyaTaman Nasional Berbak Sembilang, Lahan Mangrove Terbesar di Indonesia Barat Bisa Melihat Tapir dan Burung Air
Kawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.
Baca SelengkapnyaPantai Unik di Trenggalek Ini Indah Banget, Ada Muara Sungai & Lembah yang Dikelilingi Kerbau
Selain dikelilingi lembah perbukitan dan muara sungai, pantai tersebut turut menjadi habitat bagi banyak kerbau.
Baca SelengkapnyaPasutri Tewas Diterjang Banjir Lahar Semeru, Jasadnya Terseret hingga 1 Kilometer
Kedua korban ditemukan tertimpa material lumpur di aliran sungai Kalimujur Desa Kloposawit.
Baca Selengkapnya