Dinkes: Akses Jamban Warga Jateng Capai 95,6%, 3,4% Masih BAB Sembarangan
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan akses jamban bagi penduduk Jawa Tengah sudah mencapai 95,6 persen di tahun 2021. Persentase ini mengalami peningkatan sejak 2013.
Dalam webinar mengenai stop buang air besar sembarangan atau populer dengan istilah open defecation free (ODF), Yulianto menyampaikan pemaparan bahwa pada 2013 persentase penduduk Jawa Tengah yang memiliki sanitasi berupa jamban hanya 54 persen.
"Tahun 2013 itu akses jamban itu hanya 54 persen tetapi terus meningkat sehingga sampai saat ini 95,6 persen," ucap Yulianto, Kamis (14/10).
Yulianto menyebutkan di 2021 tersisa 3,4 persen warga masih buang air besar sembarangan.
Namun demikian, peningkatan jumlah jamban di Jawa Tengah sebenarnya baru terjadi pada 2017. Sebab dalam kurun 2013-2016 desa ODF berada di angka 200-500 desa.
Pada 2017, desa ODF meningkat tajam menjadi 2.728 desa dan secara menerus meningkat hingga 2021 desa ODF sebanyak 7.039 desa.
Yulianto menjelaskan alasan kurun 2013-2016 tidak mengalami penambahan signifikan atas jumlah jamban karena belum adanya advokasi dari Bupati / Wali Kota.
"Desa ODF 2013-2016 ya kita berjalan begitu saja belum ada vokasi pada kepala daerah kabupaten kota namun demikian mulai 2017 sudah mulai meningkat," jelasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaMomen Mayjen Kunto Arif Wibowo ikut nyemplung ke sungai saat kunjungan kerja ke Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaDampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mengatakan, bendungan dan Instalasi Pengolahan Air itu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaBanjir masih menggenangi enam kecamatan, yakni Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur dan Semarang Utara.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca SelengkapnyaKampanye akbar terakhir digelar hari ini jelang memasuki masa tenang pada 11-13 Februari 2024
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca Selengkapnya