Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dinilai Berpotensi Hambat Penyidikan, Irjen Napoleon dan Tommy Sumardi Harus Ditahan

Dinilai Berpotensi Hambat Penyidikan, Irjen Napoleon dan Tommy Sumardi Harus Ditahan Djoko Tjandra. ©ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Merdeka.com - Ahli hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menilai langkah polisi tak menahan dua tersangka kasus penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Napoleon Bonaparte dan Tommy Sumardi, kurang tepat. Sebab menurut Fickar, keduanya berpotensi menghambat pengusutan kasus tersebut.

Fickar mengatakan, secara yuridis penahanan seorang tersangka merupakan kewenangan penyidik. Namun penahanan itu didasarkan dua pertimbangan.

Dua pertimbangan itu yakni alasan pertama objektif terkait ancaman hukuman yang disangkakan lima tahun lebih atau tindak pidana tertentu sebagai ditentukan KUHAP. Kedua secara subjektif adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bila tersangka melarikan diri, merusak, atau menghilangkan barang bukti atau mengulangi tindak pidana.

Atas dua pertimbangan itu, Fickar menjelaskan bahwa penggunaan alasan subjektif yang dipakai penyidik biasanya bergantung pada kebijakan atasanya. Terlebih, kedua tersangka Irjen Napoleon Bonaparte dan Tommy Sumardi merupakan orang yang memiliki jabatan dan keuangan cukup besar untuk lakukan pelanggaran.

"Sesuai dengan alasan subjektif keduanya semestinya ditahan, karena bisa dengan memanfaatkan jabatan dan kuasa uang untuk merusak atau menghilangkan barang bukti. Bahkan untuk melarikan diri maupun mengulangi perbuatan," ujar Abdul kepada merdeka.com, Kamis (27/8).

Oleh sebab itu, dia menilai seharusnya kepolisian menahan kedua tersangka tersebut. Sebab dia menilai keduanya berpotensi melakukan pelanggaran dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki para tersangka.

Bahkan dia turut membandingkan pada proses perkara-perkara terkait tindak pindana korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu melakukan penahanan terhadap para tersangka, sebagai upaya antisipasi hal-hal yang menghambat pengusutan kasus.

"Oleh karena itu pada waktu lalu, KPK akan selalu menahan para tersangkanya. Dan saya kira juga harus dilakukan penegak hukum lainnya, dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan untuk selalu menahan tersangka kasus korupsi," tuturnya.

"Secara yuridis normatif menahan atau tidak menahan merupakan kewenangan subjektif, tetapi bisa jadi sangat mungkin respon alasan sosiologisnya yang paling kental. Misalnya ada jeruk makan jeruk, intervensi atau kepentingan lain termasuk kepentingan politis. Jadi ini memang ironi yang menimbulkan spekulasi ada diskriminasi di sana," sambungnya.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Kini Panglima TNI, ini Sosok Teman Satu Angkatannya Lulusan Terbaik Akmil 1991 Pangkatnya Letjen

Jenderal Agus Subiyanto Kini Panglima TNI, ini Sosok Teman Satu Angkatannya Lulusan Terbaik Akmil 1991 Pangkatnya Letjen

Berikut sosok teman satu angkatan Panglima TNI sekaligus sebagai lulusan terbaik Akmil.

Baca Selengkapnya
Sedih, Pangdam Siliwangi Melepas Dua Jenderal, Mayjen TNI Dadang Arief 'Lebih Sedih Kalau Persib Kalah Terus'

Sedih, Pangdam Siliwangi Melepas Dua Jenderal, Mayjen TNI Dadang Arief 'Lebih Sedih Kalau Persib Kalah Terus'

Koorsahli Panglima TNI, Mayjen TNI Dadang Arief sedih harus meninggalkan Kodam III/Siliwangi, namun lebih sedih ketika melihat Persib kalah terus.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sempat-sempatnya 2 Prajurit TNI Lakukan ini di Sela Latihan Menembak, Aksinya Benar-benar Tak Pernah Disangka

Sempat-sempatnya 2 Prajurit TNI Lakukan ini di Sela Latihan Menembak, Aksinya Benar-benar Tak Pernah Disangka

Aksinya pun banjir sorotan hingga gelak tawa dari warganet.

Baca Selengkapnya
Lama Tak Terlihat, Eks Menhan Jenderal Ryamizard Ryacudu 'Turun Gunung' Dukung Anies-Muhaimin

Lama Tak Terlihat, Eks Menhan Jenderal Ryamizard Ryacudu 'Turun Gunung' Dukung Anies-Muhaimin

Siapa yang tak kenal Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. Sosoknya sudah tak asing lagi di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Panglima Jenderal Agus Subiyanto Ungkap Senjata Rahasia TNI, Jadi Kekuatan Tersembunyi Prajurit

Panglima Jenderal Agus Subiyanto Ungkap Senjata Rahasia TNI, Jadi Kekuatan Tersembunyi Prajurit

Berikut senjata rahasia TNI yang menjadi kekuatan tersembunyi para prajurit.

Baca Selengkapnya
13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang

13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang

Kasus penembakan ini mulai menemui titik terang.. Diduga, pelaku penembakan satu orang.

Baca Selengkapnya
Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Penampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.

Baca Selengkapnya
Mengenal Uniknya Padi Salibu yang Dilirik Pemprov Jabar, Sekali Tanam bisa Panen hingga 5 Kali

Mengenal Uniknya Padi Salibu yang Dilirik Pemprov Jabar, Sekali Tanam bisa Panen hingga 5 Kali

Padi jenis ini bisa tumbuh kembali setelah dipanen, tanpa harus menanam benih baru.

Baca Selengkapnya