Di Tengah Pandemi, Waspadai Upaya buat Resah Masyarakat dengan Info Hoaks
Merdeka.com - Masyarakat terus diingatkan tak mudah termakan informasi hoaks di tengah kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini. Hasutan-hasutan untuk membangkang terhadap peraturan harus diwaspadai.
"Biasanya masyarakat diajak untuk melakukan pembangkangan sosial, pembangkangan terhadap negara, tidak percaya, tidak patuh," kata Pakar Psikologi Politik Hamdi Muluk dalam keterangannya, Minggu (11/10).
Oleh karena itu, menurut Hamdi, masyarakat harus disadarkan, diajak berpikir cerdas agar tidak cepat percaya hoaks dan tidak termakan teori-teori konspirasi. Ia mengingatkan pentingnya mengecek dulu kebenaran dari berita-berita yang ada.
"Bisa saja itu diedit sedikit-sedikit kemudian dimasukkan ke grup WA, ke sosmed. Covid sekarang juga gitu, anjuran pemerintah untuk pakai masker dan jaga jarak mereka malah bilang 'Covid itu tidak ada'. Kan seperti itu beredar," kata Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) itu.
Untuk itu dirinya menyarankan agar informasi yang ada diimbangi untuk menangkalnya. "Kalau hal ini dibiarkan, provokasi, hoaks bertebaran, bisa membuat orang jadi anarkis, membuat masyarakat jadi resah tidak terkontrol. Kalau dibiarkan lama-lama berita-berita palsu ini bisa dianggap benar nantinya. Maka pemerintah memang harus tegas," tuturnya.
Hamdi menyarankan bahwa literasi digital penting dilakukan sejak dini. Karena, lanjutnya, media sosial ini sangat susah sekali dikontrol dibandingkan dengan media-media lain. Karena sekarang medan pertempurannya adalah di dunia maya.
"Kominfo, Badan Siber, BNPT, Polisi dan badan-badan keamanan itu harus melakukan monitoring dan sebisa mungkin ditangkal meskipun memang sulit. Karena memang ini tantangannya sekarang. Nah Kominfo dan Badan Siber perlu untuk memantau ini, mana yang perlu dimatikan dan seterusnya," ujarnya.
Lebih lanjut Hamdi mengatakan, bahwa masalah pendidikan ini tidak hanya dibebankan kepada Kemendikbud saja, keluarga juga harus aktif. Perlu ada kampanye-kampanye untuk bermedsos sehat, berinternet yang sehat dan juga keterampilan-keterampilan untuk membedakan mana yang hoaks, provokasi dan mana yang bukan.
Selain hal itu, menurutnya, tidak kalah penting adalah keterlibatan tokoh publik. Tokoh publik harusnya menjadi role model, memberi contoh yang baik, tidak gampang terprovokasi, tidak gampang mengeluarkan pernyataan yang belum jelas kebenarannya apalagi sampai memanas-manasi.
"Dia harus berpikir bahwa masyarakat Indonesia ini suka melihat tokoh, cenderung mengikuti tokoh-tokoh, terutama tokoh agama itu dianut betul itu. Maka hati-hati dalam mengucapkan sesuatu, janganlah melintir-melintir, memanas-manasi, harus dipikir betul omongannya. Karena ucapannya itu diikuti publik," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks di Media Sosial Terkait Pemilu
Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaKominfo: Sektor Kesehatan Paling Banyak Diterpa Isu Hoaks
Isu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaPolresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks
Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Cara Polri Ajak Masyarakat Lawan Hoaks Terkait Pemilu
Polisi mengajak masyarakat untuk melawan hoaks terkait Pemilu.
Baca SelengkapnyaPolresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI
Menurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Respons Kabar Sebut Suku Adat Diberi 7 Hari buat Pindah: Itu Hoaks, Enggak Ada!
Otorita IKN bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaCEK FAKTA: Hoaks Jakarta Diporak-porandakan Angin Puting Beliung pada 7 Desember
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan
Baca SelengkapnyaVIDEO: Klarifikasi Ganjar Beredar Cuitan Hoaks 'Karyawan Dipecat Dapat Bintang Empat'
Ganjar berharap agar perkembangan teknologi tidak digunakan untuk memproduksi hoaks.
Baca Selengkapnya