Di Sidang PBB, Jokowi Soroti Nasib Perempuan Afghanistan dan Kemerdekaan Palestina
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara lain untuk serius menangani intoleransi, terorisme dan perang. Selain itu, jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas harus ditegakkan.
"Kita harus tetap serius menangani intoleransi, konflik, terorisme dan perang. Perdamaian dalam keberagaman, jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas harus kita tegakkan," katanya saat pidato di sidang majelis umum ke-76 PBB secara virtual, Kamis (23/9).
Jokowi menyebut, potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afganistan, kemerdekaan Palestina yang makin jauh dari harapan, serta krisis politik di Myanmar harus jadi agenda bersama.
"Pemimpin ASEAN telah bertemu di Jakarta dan menghasilkan five poin konsensus yang implementasinya butuh komitmen militer Myanmar," ujarnya.
Jokowi menambahkan, harapan besar masyarakat dunia harus dijawab dengan langkah nyata dan hasil yang jelas. Menurutnya, hal itu ditunggu masyarakat dunia.
"Itulah kewajiban yang ada di pundak kita yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban kita untuk memberi harapan masa depan dunia," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menitip salam untuk Cak Imin, melalui dua menteri dari PKB
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto pun berpandangan dengan adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh memperkuat dugaan adanya kecurangan.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, Indonesia siap mengirim pasukan perdamaian dan kapal rumah sakit untuk Palestina.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai polemik Rohingya jadi persoalan dunia bukan negara yang disinggahi saja
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaSaat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca Selengkapnya