Di hadapan SBY, Abraham sebut KPK tak bisa dipengaruhi siapa pun
Merdeka.com - Kasus dugaan korupsi Pusat Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P2SON) Hambalang, Bogor membuat banyak pihak yang mencibir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak hanya itu, banyak pihak yang menuding lembaga anti-rasuah ini rentan terhadap intervensi dari pemerintah karena belum juga menahan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Saat berpidato pada Puncak Peringatan Hari Anti Korupsi dan Hari HAM se-Dunia Tahun 2013, Ketua KPK Abraham Samad kembali menegaskan lembaganya tidak bisa diintervensi siapa pun. Sebab, pihaknya memiliki prosedur maupun aturan hukum dalam melakukan penahanan terhadap terduga koruptor.
"KPK tidak bisa terpengaruh dan tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun juga. KPK juga tidak bisa dipaksa, kenapa si A ditangkap ke si B tidak. Kami sampaikan, segala sesuatu ada prosedur dan aturan hukumnya. Kita semua sama kedudukannya di mata hukum tidak peduli keluarganya siapa," tandasnya dalam acara di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/12). Acara dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah menteri.
Abraham juga mengakui, dalam perjalanannya banyak yang menuntut KPK menjadi malaikat dalam melakukan pemberantasan korupsi. Seperti menunda penahanan terhadap seorang terduga koruptor karena memiliki tanggungan keluarga, atau tidak menahan orang dekat atau saudara-saudaranya.
Tapi, ia kembali menegaskan, dalam melakukan kebijakan, atau memberikan hukuman terhadap seseorang, KPK tidak memiliki niat jahat atau menyimpan rasa dendam terhadap pihak tertentu.
"Tidak ada dendam atau niatan jahat dari kami dalam memutus seseorang menjadi tersangka," tegasnya.
Dalam bekerja, Abraham menyebut KPK terus memegang teguh tiga prinsip dasar, yakni mengedepankan prinsip kehati-hatian, profesionalisme dan independen dalam menjalankan tugasnya. KPK pun juga melakukan kerja sama dengan lembaga negara maupun kementerian guna melakukan pencegahan korupsi.
"Kesadaran akan resiko korupsi harus kita tingkatkan, bagi pemerintah, perusahaan maupun individu," pungkasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Bahas Hak Angket, Istana Minta Pertemuan Jokowi dan 2 Menteri PKB Tak Dispekulasikan ke Mana-Mana
Ari menyebut pertemuan tersebut juga merupakan permintaan dari para menteri PKB.
Baca SelengkapnyaKPK Bahas Peluang Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Jadi Tersangka Pemotongan Dana ASN
Ketika penyidik merasa telah terpenuhi alat bukti, maka tentu kedua penyelenggara negara itu akan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaJokowi Titip Salam untuk Cak Imin, PKB Yakin Bukan Godaan Terkait Hak Angket
Kata Huda, anggota fraksi PKB sudah ada beberapa yang menandatangi hak angket.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KPK Buka Peluang Panggil Keluarga Inti SYL untuk Usut Dugaan TPPU
"Penyidik memang membutuhkan keterangan dari pihak keluarga intinya, dalam rangka menelusuri aliran uang dan aset," kata Ali
Baca SelengkapnyaKPK Dikabarkan Operasi Tangkap Tangan di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan
Walaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.
Baca SelengkapnyaKPK Terbitkan Sprindik Baru untuk Jerat Mantan Wamenkum HAM Eddy Hiariej
Ali menjelaskan keputusan penerbitan sprindik baru dalam penanganan kasus korupsi ini dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaDipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK
Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaF-PKB di DPR Akui Tak Ada Arahan dari Cak Imin soal Hak Angket Pemilu
Saat ini, Luluk menuturkan, sudah ada tujuh orang yang bersikap mendukung hak angket.
Baca SelengkapnyaReaksi AHY Soal PPP Beri Sinyal Gabung Kabinet Prabowo-Gibran: Penguatan Koalisi Terus Kita Bicarakan
AHY menyerahkan kepada Prabowo apabila ada partai politik yang ingin bergabung ke Koalisi Indonesia Maju.
Baca Selengkapnya