Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Detik-detik AirAsia QZ8501 jatuh, sempat miring hingga 104 derajat

Detik-detik AirAsia QZ8501 jatuh, sempat miring hingga 104 derajat Bagian dalam bangkai pesawat AirAsia QZ8501. ©AFP PHOTO/Adek Berry

Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah selesai melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 lalu. Hasil investigasi ini diperoleh dari rekaman keadaan pesawat sebelum jatuh dari Flight Data Recorder (FDR).

Plt Kasubkom Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo menjelaskan kronologis kejadian jatuhnya pesawat yang membawa 162 penumpang dan awak pesawat. Hal ini diawali oleh retakan solder pada electronic module pada rudder travel limiter unit (RTLU) yang lokasinya berada pada vertical stabilizer.

Kerusakan ini akhirnya menyebabkan munculnya peringatan (master cauton). Akibatnya pesawat rute Surabaya menuju Singapura ini jatuh ke laut.

Pada Pukul 06.01 WIB rekaman di FDR mencatat, adanya gangguan kerusakan rudder travel limiter (RTL). Gangguan ini juga mengaktifkan electronic centralized aircraft monitoring (ECAM).

Kemudian pilot melakukan sejumlah antisipasi untuk mengendalikan pesawat. Gangguan ini terjadi sampai tiga kali dan masih bisa dikuasai oleh pilot. KNKT menyebut, gangguan ini bukan sesuatu yang bisa membahayakan penerbangan.

Kemudian malapetaka muncul pada Pukul 06.15 WIB, gangguan yang lebih parah terjadi. Akan tetapi, pilot tidak melakukan antisipasi serupa seperti yang dilakukan sebelumnya.

"The same aircraft, the same Pilot in command (PIC) pada tanggal 25 Desember juga mengalami kerusakan yang sama. Namun diperbaiki di engineer di darat," kata Cahyo.

Penanganannya adalah dengan me-reset circuit breaker dari flight augmentation computer (FAC). Cahyo tidak menyebut apakah pilot mencabut CB tersebut, namun indikasinya adalah adanya reset pada komponen itu.

Tindakan tersebut mengaktikan tanda peringatan kelima yang memunculkan pesan di ECAM berupa Auto FLT FAC 1 FAULT dan keenam yang memunculkan pesan di ECAM berupa kerusakan pada FAC 1 dan 2. Dua komputer di pesawat ini dinyatakan rusak.

"Kemudian auto pilot dan auto thrust tidak aktif. Sistem kendali fly by wire pesawat berganti dari normal law ke alternate law di mana beberapa proteksi tidak aktif," tuturnya.

Pilot kemudian tidak bisa mengendalikan pesawat lagi. Bahkan pesawat sampai berguling hingga 54 derajat. Kemudian selama 9 detik, ada kekosongan input dari 2 kendali pesawat.

KNKT juga menyebut jika pilot dan kopilot tidak kompak dalam mengendalikan pesawat yang sudah rusak tersebut.

"Kami melihat ada komunikasi yang nggak efektif, saat satu meminta pull down, yang satu push down. Kendali pesawat tidak saling terkait. Di mana kemudi 1 dan 2 tidak terhubung, jadi pilot saling tidak tahu melakukan apa," jelas Cahyo.

"Kalau ada input pada kendali secara bersmaaan maka akhirnya penjumlahan. Bila ditarik 5 dan didorong 5 hasilnya jadi 0. Ini yang menyebabkan kekosongan input dan menyulitkan pilot karena tidak tahu sebelah melakukan apa," lanjut dia.

Setelah itu tiba-tiba ada input yang membuat pesawat naik ke atas atau pitching up. Pesawat naik ke ketinggian 38 ribu kaki dan sudah berada di luar kemampuan pilot untuk recover dan akhirnya miring hingga 104 derajat.

Pesawat akhirnya turun ke bawah hingga pada ketinggian 29 ribu kaki berada pada posisi stabil sampai akhirnya kemudian secara perlahan jatuh ke laut. Menurut Cahyo, badan pesawat saat jatuh dalam posisi sejajar dengan laut.

"Itu turunnya 12 ribu feet per menit. Jadi waktu dari 29 ribu kaki hingga sampai pesawat jatuh waktunya sekitar 2,5 menit. Sampai akhir, dua-duanya (kapten pilot dan kopilot) masih terus berusaha mengontrol pesawat," terang dia.

Akhirnya, pesawat jatuh sekitar Pukul 06.20 WIB di laut Jawa.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jatuhnya Air Asia QZ8501 di Selat Karimata 28 Desember 2014, Berikut Kronologinya

Jatuhnya Air Asia QZ8501 di Selat Karimata 28 Desember 2014, Berikut Kronologinya

AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.

Baca Selengkapnya
Suara ‘Ding’ di Pesawat Ternyata Banyak Artinya, Begini Penjelasannya

Suara ‘Ding’ di Pesawat Ternyata Banyak Artinya, Begini Penjelasannya

Mengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur di 36 Ribu Kaki, Pesawat Sempat Keluar Jalur Penerbangan

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur di 36 Ribu Kaki, Pesawat Sempat Keluar Jalur Penerbangan

Akibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).

Baca Selengkapnya
Angkut 153 Penumpang, Pilot Batik Air Tertidur Sebabkan Pesawat Keluar Jalur di Ketinggian 36.000 Kaki

Angkut 153 Penumpang, Pilot Batik Air Tertidur Sebabkan Pesawat Keluar Jalur di Ketinggian 36.000 Kaki

Penerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Seorang Ayah Naik Pesawat yang Dipiloti Anaknya Sendiri, Ternyata Ada Kisah Mengharukan di Baliknya

Momen Haru Seorang Ayah Naik Pesawat yang Dipiloti Anaknya Sendiri, Ternyata Ada Kisah Mengharukan di Baliknya

Bikin terharu, momen seorang ayah naik pesawat dengan pilot anaknya sendiri. Berikut informasinya.

Baca Selengkapnya
Pilot dan Copilot Batik Air Tertidur Berbarengan 28 Menit di Ketinggian 36.000 Kaki, Begini Kronologinya

Pilot dan Copilot Batik Air Tertidur Berbarengan 28 Menit di Ketinggian 36.000 Kaki, Begini Kronologinya

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklasifikasikan hal tersebut dalam kategori 'serius'.

Baca Selengkapnya
Dua Pilot Batik Air Ketiduran Saat Bertugas, Ternyata Segini Jam Kerja hingga Gajinya

Dua Pilot Batik Air Ketiduran Saat Bertugas, Ternyata Segini Jam Kerja hingga Gajinya

Kemenhub meminta maskapai untuk memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat.

Baca Selengkapnya