Derita PKL Sriwedari, sudah rugi jutaan rupiah selter masih disegel
Merdeka.com - Pemerintah Kota Solo telah melakukan penyegelan 35 selter PKL (pedagang kaki lima) Kuliner Sriwedari, Rabu (13/7) kemarin. Meski telah mengembalikan selter tersebut kepada Pemkot Solo sejak 2 bulan lalu, nyatanya para PKL tetap memprotes langkah penyegelan.
Para PKL menyebut bahwa Pemkot Solo tidak konsekuen dengan janjinya. Padahal para PKL gerobak kuning itu selama ini sudah mematuhi keputusan pemkot. Mereka yang semula berjualan di sepanjang city walk Jalan Slamet Riyadi rela direlokasi ke selter Sriwedari.
"Kami ini sudah mematuhi keinginan Pemkot. Dulu di city walk kami manut untuk ditata, kemudian dipindah ke Sriwedari, kami juga manut. Sekarang kok malah disegel, setelah kondisi kami sepi dan merugi," ujar Ketua Paguyuban PKL Selter Sriwedari, Buyeng Hartawan, Kamis (13/7).
Hartawan mengeluhkan, sejak dipindah dan menempati selter, para pedagang mulai mengalami penurunan omzet penjualan. Bahkan akhirnya satu persatu pedagang memilih tidak berjualan karena sepinya pengunjung.
"Sejak dipindah di Selter Sriwedari, kami rugi Rp 5 juta sampai Rp 9 juta. Bahkan banyak pedagang yang stres," katanya.
Para pedagang pun menilai pemkot telah ingkar janji. Mereka yang katanya akan mempromosikan selter khusus kuliner itu, nyatanya hanya janji belaka tanpa direalisasikan.
"Pedagang hanya diiming-imingi janji yang tidak kunjung terealisasi. Katanya mau buka Museum Keris, katanya mau ada event-event, mau ada masterplan tanah Sriwedari. Tapi semua itu tidak ada buktinya," ungkapnya kesal.
Pengembalian jatah selter ke Pemkot, kata dia, lantaran para pedagang sudah tidak kuat menanggung kerugian. Jika dulu di city walk bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 150 ribu sehari, di tempat baru seperti kuburan, kadang tidak dapat sama sekali.
"Selama ini kebutuhan ditutup sama istri saya. Saya sudah tidak bisa bersabar lagi," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Solo Subagiyo, tidak mempermasalahkan tudingan para pedagang. Dia berkilah jika janji-janji yang diutarakan Pemkot saat ini sedang dalam proses realisasi.
"Kalau Museum Keris sudah dibuka pasti akan lebih ramai. Sekarang ini sudah ada 30 orang yang mengantre ingin berjualan di situ. Para pemohon baru ini akan diseleksi, apakah serius berjualan atau tidak. Yang jelas, mereka yang sudah mengembalikan selter tidak akan kita beri jatah lagi," pungkas dia.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan itu sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaSebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah kepolisian mendapatkan laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaLebih dari 42 ribu penumpang telah diberangkatkan dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan beberapa stasiun lainnya di wilayah Daop 1 Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta mencatat 80 persen sudah kembali ke ibu kota.
Baca SelengkapnyaSiapapun yang dipanggil oleh MK dalam persidangan nanti disebutnya wajib untuk hadir.
Baca Selengkapnya