Derita Hasnah rawat suami lumpuh dan putranya alami gangguan jiwa
Merdeka.com - Hasnah (57), tetap tegar dan tawakal kendati menghadapi cobaan berat. Warga kurang mampu tinggal di Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana ini hidup bersama suaminya Ridwan (60) mengalami lumpuh dan Mistari (18), putranya mengalami gangguan jiwa.
Sudah bertahun-tahun dia merawat suaminya. Dalam rumah gubuk dan beberapa tiang penyangga rumah sudah usang, selama ini dia menyambung hidup sebagai buruh panggul ikan di pantai Pengambengan. Penghasilan tidak menentu.
Sedangkan putranya, mengalami gangguan jiwa sejak usia 8 tahun. Sejak itu, Hasnah terpaksa merantai anaknya dan digembok karena sering mengamuk dan memecahkan perabotan rumah tangga. "Anak saya kalau dilepas takutnya ngamuk. Kalau ngamuk perabotan rumah tangga sering dihancurkan," kata Hasnah, Senin (3/7).
Pada malam hari, putranya berada di dalam rumah dengan posisi tetap dirantai dan digembok. Sementara kalau siang hari dipindahkan di atas sumur agar mendapatkan sinar. Tentunya tetap dalam kondisi di rantai.
Sayangnya lagi, anaknya itu tidak pernah mau mengenakan pakaian hingga kondisinya bugil tiap hari. Sering dicoba dipakaikan pakaian, namun pakaian selalu di robek.
"Sebenarnya tahun 2015 anak saya sudah pernah diajak berobat ke rumah sakit jiwa di Bangli. Namun dikembalikan karena katanya tidak bisa disembuhkan lagi," ujar Hasnah.
Hasnah sebenarnya memiliki keinginan agar suami dan anaknya sembuh. Terlebih suaminya sejak sakit tidak pernah terkena sinar matahari karena tidak bisa ke luar rumah.
Namun apa daya, Hasnah tidak kuasa lantaran tidak memiliki cukup biaya. Jangankan untuk biaya pengobatan suami dan anaknya, untuk makan sehari-hari saja mereka kesusahan.
"Maklumlah saya hanya buruh panggul ikan di TPI Pengambengan yang hasilnya hanya cukup untuk makan sehari," keluhnya.
Karena itu, dia sangat berharap uluran tangan para dermawan untuk meringankan beban penderitaannya. Paling tidak dibutuhkannya kursi roda untuk suaminya agar bisa keluar rumah mencari udara segar dan cahaya matahari.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaSadis! Ayah di Muara Baru Banting Anak hingga Tewas, Pelaku Dikenal Tempramen dan Pecandu Narkoba
Bocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pembunuh Wanita yang Ditemukan Membusuk di Tambora Ternyata Suami Sendiri
Pelaku tega membunuh istrinya dan membiarkan mayat membusuk di dalam kontrakan.
Baca SelengkapnyaDatangi Makam Ibu yang Terdampak Banjir, Aksi Perempuan Ini Curhat Kesepian Jalani Sahur Sendiri Tuai Haru
Kehilangan orang terkasih merupakan kondisi berat yang tak mudah untuk dilalui.
Baca SelengkapnyaIbu dan Dua Anaknya Meninggal dalam Posisi Berpelukan akibat Kebakaran Rumah di Aceh Tamiang
Seorang ibu rumah tangga bernama Dewi (37) dan dua anaknya meninggal dunia saat rumah yang mereka tempati di Gampong Sungai Kuruk III, Seruway, Aceh Tamiang.
Baca SelengkapnyaTiga Warga Tersengat Ikan Pari saat Asyik Berenang di Pantai Widuri, Satu Orang Pingsan
Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaTak Menyangka Doanya Dikabulkan Tuhan, Ibu Pemulung 5 Anak Tinggal di Gubuk Pingir Kali Ini Nangis dan Sujud Syukur saat Dapat Rumah Baru
Keluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaGempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca Selengkapnya