Deretan keganjilan hilangnya mahasiswi UGM Dokter Isna
Merdeka.com - Setelah dikabarkan hilang Rabu (4/1), mahasiswi Universitas Gadjah Mada Dokter Nur Ruwaida Isnain akhirnya ditemukan di Manado, Sulawesi Selatan, Minggu (8/1). Terdapat sejumlah keganjilan dalam kasus hilangnya Dokter Isna ini.
Kakak Dokter Isna, Nurmala Shofiyanti menuturkan kabar hilang diketahui pertama kali oleh keluarga dari teman kuliah adiknya. Keluarga lantas membuat laporan ke Polsek Mlati, Sabtu (7/1).
Di hari Rabu (4/1), Isna sempat menghubungi temannya sekitar pukul 09.00 WIB. Isna mengabarkan bahwa dirinya sudah sampai di RSUP dr Sardjito. Tetapi ketika jam 14.00 WIB jatah Isna piket di RSUD Sleman, wanita itu tak bisa dihubungi.
"Dihubungi sudah tidak bisa. Terus karena dihubungi tidak bisa, teman Isna kemudian menanyakan keberadaan korban kepada keluarga," kata Nurmala.
Nurmala menceritakan ketika dicek lewat CCTV ndekos di Jalan Sendowo, Blok D No. 71, Sinduadi, Mlati Sleman, diketahui bahwa ketika Isna menelepon dan mengabarkan sudah di RSUP dr Sardjito ternyata ada di kamar. Isna kemudian pergi meninggalkan indekos. Sebelumnya, Isna sempat menitipkan kunci mobil ke penjaga indekos.
"Isna keluar dengan berjalan kaki. Saat pergi Isna mengenakan baju batik biru keunguan dan celana panjang warna hitam memakai kerudung," terang Nurmala.
Nurmala melanjutkan bahwa Isna memiliki ciri-ciri tinggi badan 155 cm, berat badan 66 kg. Isna berkulit sawo matang dan rambut panjang.
"Ketika dilacak sinyal nomor handphone, sempat menunjukkan berada di Temanggung. Terakhir dilacak di Gorontalo. Keluarga sempat ke Temanggung dan Gorontalo, tapi tidak ketemu," jelas Nurmala.
Nurmala melanjutkan bahwa pihak keluarga sudah mencoba menghubungi Isna tetapi nomor tidak aktif. Terakhir komunikasi terjadi pada Kamis (5/1).
"Keluarga mendapat SMS dari Isna yang intinya agar keluarga tidak usah mencari Isna dan mendoakan semoga Allah melindungi Isna," papar Nurmala.
Kepala Bidang Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Trisno Heru Nugroho menuturkan, saat ditemukan di Pelabuhan Calaca, Dokter Isna kelihatan bingung.
"Seperti tidak tenang. Seperti kebingungan dan sebagainya. Diduga karena ada pikiran berat. Dia terlihat kebingungan, tidak tahu menunggu siapa," tutur Heru.
Heru menambahkan, saat Dokter Isna melanjutkan perjalanannya ke Gorontalo menggunakan pesawat, tiket yang digunakan atas nama orang lain, bukan Dokter Isna. Dari Gorontalo, dia menggunakan jalur darat menuju Manado.
Di sana, Dokter Isna sempat mengganti nomor telepon genggamnya. Nomor itu sempat melakukan satu kali panggilan tak terjawab ke nomor orang tuanya, Sabtu (7/1). Berawal dari nomor itulah, keluarga melakukan pelacakan sinyal dan diketahui Isna berada di Manado.
Sementara itu, Husain Yusuf, seorang tukang ojek di kompleks Pasar Calaca menceritakan pencarian Dokter Isna. Dia diminta seorang pria diduga ayah Dokter Isna untuk berkeliling Pasar 45 di Pusat Kota.
"Dua kali kami mengitari Pasar 45, kemudian disuruh pria itu untuk masuk di dalam pelabuhan Manado. Karena sudah lama mengantar saya meminta biaya tambahan dan pria itu menyetujuinya," kata tukang ojek yang akrab dipanggil Aba, Selasa (10/1).
Di kompleks pelabuhan, tutur Aba, pria itu terlihat berkomunikasi dengan seseorang menggunakan telepon selular. "Kemudian kami menuju ke kawasan Megamas, di sana juga kami berkeliling. Kemudian pria itu kembali menelpon seseorang dan saya dengar ke Hotel Quality," jelasnya.
Dari Hotel Quality, lelaki tersebut sempat mengambil uang di salah satu ATM dan mengajaknya kembali menuju pelabuhan. "Saat di pelabuhan, pria itu turun dan tidak tahu ke mana, mungkin di situlah Dokter Aini ditemukan di Pelabuhan Calaca. Karena saya tidak melihat dokter dan tidak mengikuti pria itu sampai Dokter Aini ditemukan," tutupnya.
Dokter Isna ditemukan keluarga, Minggu (8/1) sekitar pukul 09.00 WITA. Keluarga berencana akan membawa dokter berusia 29 tahun itu pulang ke kediamannya di Bogor.
Dokter Isna juga terancam mendapatkan sanksi dari FK UGM. Pasalnya, dokter Isna yang menghilang selama lebih kurang empat hari ini dianggap lalai dan meninggalkan tugas.
"Belum mengetahui ke depan apakah langkah yang diambil pihak Fakultas Kedokteran UGM, karena RSUP dr Sardjito hanya sebagai lokasi praktik. Kita tidak punya wewenang, di sini dirinya praktik," jelas Heru.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaIa membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaSetelah menjalani pemeriksaan, hasilnya mampu membuat dokter sedih hingga gregetan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaPekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaDiungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaNggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaTim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.
Baca Selengkapnya