Merdeka.com - Puluhan warga yang mengaku dari Keude Trienggadeng, Pidie Jaya, Provinsi Aceh, mendatangi Pengadilan Negeri Banda Aceh. Mereka menuntut sejumlah terdakwa yang satu kampung dengan mereka dibebaskan dari tahanan.

"Kami datang kemari ingin membawa pulang mereka. Kami menuntut hakim segera dibebaskan mereka," kata Bakhtiar, seorang warga, di Pengadilan Negeri Banda Aceh seperti dilansir dari Antara, Kamis (25/7).

Terdakwa yang dimaksud warga tersebut yakni IMD (58), RUS (53), DI (26), dan RS (22). Keempatnya merupakan sekeluarga terdiri ayah dan ibu serta dua anak.

Keempatnya didakwa bersama-sama terlibat perbuatan cabul dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang diduga mereka lakukan di rumah mereka di Keude Trienggadeng pada 2009 hingga 2013.

Dalam aksi di pengadilan negeri tersebut, massa mengusung poster bertuliskan "Dukun cabul adalah rekayasa", "Tolong Pak hakim dan Pak Jaksa Tegakkan Hukum yang benar".

Warga yang datang dari Keude Trienggadeng yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan darat dari Banda Aceh tersebut mendapat pengawalan ketat aparat polisi. Selain itu, sejumlah polisi juga berjaga-jaga di depan sel tahanan Pengadilan Negeri Banda Aceh.

Aksi tersebut menarik perhatian pegawai pengadilan dan warga yang datang ke tempat itu. Namun, aksi massa tersebut tidak mengganggu jalannya persidangan di pengadilan itu.

Sementara, seorang warga lainnya mengatakan proses hukum terhadap para terdakwa direkayasa. Saksi yang dihadirkan ke persidangan merupakan saksi bayaran.

"Semua saksi dibayar. Hukum di negeri ini tidak adil. Kami tahu siapa terdakwa. Mereka panutan dan guru bagi kami. Karena itu kami ingin membawa pulang mereka," ujar dia.

Sementara itu, Ibrahim Marsian, penasihat hukum keempat terdakwa mengatakan persidangan ditunda hingga Selasa (30/7) karena para saksi tidak hadir. "Sidang ditunda karena jaksa penuntut umum tidak bisa menghadirkan. Kami tidak tahu alasannya kenapa saksi tidak bisa hadir. Sedangkan para terdakwa, semuanya ada di sel tahanan. Namun tidak sempat dihadirkan ke persidangan karena sidang ditunda," kata dia.

Menyangkut kehadiran massa, Ibrahim Marsian mengatakan dirinya sudah duduk bersama dan meminta mereka tidak anarkis. Massa juga diminta menghormati proses hukum yang berlangsung "Baru saja berbicara dengan mereka soal persidangan ditunda. Saya juga sempat berkata kalau mau datang menghadiri sidang lanjutan silakan. Tapi jangan anarkis," kata Ibrahim Marsian.