Data Korban Gempa Cianjur Berbeda dengan BNPB, Ini Penjelasan Polisi
Merdeka.com - Perbedaan data korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur antara Polri dan BNPB menjadi sorotan. Kondisi ini disebabkan mekanisme pelaporan yang belum terpusat.
Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi mengakui bahwa sinkronisasi data tidak mudah dilakukan saat kondisi kedaruratan. Sejauh ini, pihaknya merujuk pada data rumah sakit.
Beberapa rumah sakit yang menjadi rujukan data, khususnya dalam rangka pemeriksaan jenazah adalah yang memiliki tim DVI (Disaster Victim Identification), seperti di Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur, Rumah Sakit Cimacan, dan RSUD Sayang.
Sebagian Korban Sudah Dimakamkan
Faktor lain sulitnya membuat keserasian data adalah kemungkinan ada korban yang sudah meninggal dunia langsung dimakamkan pihak keluarga tanpa dilaporkan. Korban itu bisa saja masih masuk dalam data orang hilang.
"Kasus-kasus disaster, open disaster, seperti ini sering kali ada ketimpangan data terutama data orang meninggal, memang yang kami lakukan adalah melakukan pendataan yang kami terima dan rumah sakit yang kami tunjuk," ucap dia, Kamis (24/11).
"Hanya jenazah di rumah sakit itu yang kami periksa, sedangkan data mungkin dilaporkan oleh BNPB atau pihak lain. Mungkin data yang tidak masuk rumah sakit atau langsung diterima keluarganya atau dikubur. Jadi wajar ada kesimpangsiuran data dan ketimpangan data yang kami terima di rumah sakit dengan data di lapangan," lanjutnya.
Saran untuk Keluarga Korban
Ia mengerti kondisi kedaruratan menjadi pertimbangan lain, belum lagi ada trauma dan kesedihan yang dirasakan keluarga. Hanya, ia menyarankan keluarga yang masih kehilangan anggotanya bisa melaporkannya ke rumah sakit, termasuk jika ingin memastikan jenazah.
"Bisa melapor ke posko pengaduan orang hilang atau posko antemorthem DVI bagian forensik RSUD Sayang Cianjur dengan membawa data-data korban berupa kartu keluarga, rekam medis gigi dan foto terakhir korban, dan ketika yang menjadi korban adalah anak kandung atau orang tua, nanti diambil sampel DNA-nya,” ucap dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecelakaan Beruntun di Jalur Puncak Libatkan 9 Kendaraan, Begini Kronologinya
Kecelakaan beruntun melibatkan 9 kendaraan terjadi Jalur Puncak, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaKronologi Penangkapan Sopir Grab yang Aniaya Penumpang di Jakarta Barat
Andri mengungkapkan pelaku M kini telah ditetapkan sebagai tersangka dengan pasal 368 KUHP tentang pemerasan dan pengancaman.
Baca SelengkapnyaTNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua
Serangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap, Kepala Desa di Cianjur Jadi Dalang Pembakaran Mobil Caleg PKB
Kepala desa berinisial S itu sebelumnya ditangkap polisi bersama dua tersangka lainnya yaitu A dan AS di lokasi terpisah pada Minggu (25/2).
Baca SelengkapnyaBintara Polisi Masih Bujangan saat Kenaikan Pangkat, Komandan Langsung Siram Air 'Ben Laku'
Momen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaUpaya Bandar Narkoba Kampung Bahari Lolos Penggerebekan Polisi, Pasang CCTV hingga Granat Asap dan Senpi
Penggerebekan terbaru dilakukan polisi pada Minggu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaGanjar Tanggapi Tudingan Kecurangan TKN Prabowo: Curang di Mana? Baliho Ganjar-Mahfud Kok yang Hilang
Ganjar menilai dugaan kecurangan pemilu yang disampaikan TKN Prabowo-Gibran salah alamat.
Baca SelengkapnyaJakarta Diguyur Hujan Deras Sejak Malam, Ini Titik-Titik Banjir di Hari Pencoblosan Pemilu
BPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca Selengkapnya