Data: Kasus Covid-19 Usai Mudik Lebaran
Merdeka.com - Mudik Lebaran Idulfitri 1443 Hijriah telah berlalu. Puncak arus balik mudik pun telah dilewati. Kini, pemerintah memantau ketat laju penularan Covid-19 di masyarakat. Mudik dikhawatirkan memicu lonjakan kasus Covid-19 akibat mobilitas meningkat sangat tajam.
Jika dilihat dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, sejak puncak arus balik mudik Lebaran pada 8 Mei 2022, kasus positif Covid-19 fluktuatif. Namun cenderung meningkat.
Pada periode 1 sampai 7 Mei 2022, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 harian di bawah 251 kasus. Namun sejak 8 Mei 2022, kasus positif merangkak naik. Bahkan mencapai angka 456 kasus positif pada 10 Mei 2022, tertinggi sejak 27 April 2022 yang meningkat 617.
Tak hanya kasus positif, kematian akibat Covid-19 juga fluktuatif setelah mudik Lebaran 2022. Pada 8 Mei 2022, kasus kematian meningkat 10. Namun pada 10 Mei 2022, naik menjadi 20. Ini merupakan angka tertinggi sejak 29 April 2022 yang bertambah 23 kasus kematian. Tetapi kabar baiknya, pada 11 Mei kemarin, angka kematian turun menjadi 8 kasus.
Rincian Kasus
Berikut rincian kasus positif dan kematian akibat Covid-19 dalam empat hari terakhir:
8 Mei 2022
Kasus positif Covid-19: 227Kasus kematian: 10
9 Mei 2022
Kasus positif Covid-19: 254Kasus kematian: 15
10 Mei 2022
Kasus positif Covid-19: 456Kasus kematian: 20
11 Mei 2022
Kasus positif Covid-19: 400Kasus kematian: 8.
RI Mulai Bertransisi Menuju Endemi
Usai mudik Lebaran Idulfitri 2022, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan indikator pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia terus membaik. Baik dari positivity rate, keterisian tempat tidur rumah sakit, hingga kasus kematian akibat Covid-19.
"Bisa dikatakan saat ini Indonesia sudah tidak lagi berada dalam kondisi kedaruratan dalam merespons pandemi Covid-19 dan mulai bertransisi menuju fase endemi," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers, Selasa (10/5).
Berdasarkan data terkini, angka rawat inap pasien Covid-19 turun hingga 97 persen, tingkat hunian tempat tidur rumah sakit hanya 2 persen. Kemudian kasus kematian menurun hingga 98 persen dan positivity rate nasional hanya 0,7 persen.
Menurut Wiku, kondisi Indonesia mulai bertransisi menuju endemi tercermin dari menurunnya efek Covid-19 terhadap perilaku sosial dan ekonomi masyarakat. Misalnya, pertumbuhan ekonomi meningkat, angka pengangguran menurun, indeks belanja dan mobilitas masyarakat keluar rumah meningkat.
"Ingat, bukan karena kondisi terkendali maka pengendalian Covid-19 tidak dilakukan. Ingat, pengendalian serta pengawasan akan tetap dijalankan dalam bentuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini," imbuhnya.
Di tengah membaiknya situasi penularan Covid-19, Wiku memastikan pemerintah tetap menjalankan kebijakan pengendalian virus SARS-CoV-2. Di antaranya, tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level dan protokol kesehatan memakai masker.
"Penggunan masker masih tetap diwajibkan sebagaimana arahan WHO bahwa masker masih menjadi bagian strategi pencegahan Covid-19 yang komprehensif," tegasnya.
Beda Pandangan dengan Kemenkes
Kementerian Kesehatan membantah pernyataan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bahwa Indonesia mulai bertransisi menuju endemi. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi menegaskan Indonesia masih berada dalam fase pengendalian pandemi Covid-19.
"Masih dalam pengendalian pandemi," katanya kepada merdeka.com, Rabu (11/5).
Nadia mengatakan pemerintah masih membahas skema transisi menuju endemi Covid-19. Bila penyusunan skema sudah rampung, pemerintah akan menyampaikan kepada publik.
"Belum (memasuki transisi ke endemi). Kita tunggu resminya saja," ujarnya.
Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan ini menambahkan, sebetulnya tidak ada kriteria transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19.
"Tidak ada kriteria transisi ya," ucap dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buat yang Mudik Lebaran, Waspada Kemacetan Akibat Pasar Tumpah
Utamanya terkait keselamatan dan kondisi jalanan selama periode mudik.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Salah Hitung, Ini Biaya Perlu Diperhitungkan saat Mudik dengan Kendaraan Pribadi
Kendaraan pribadi cukup banyak memakan biaya baik sebelum maupun saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Baca SelengkapnyaDiberlakukan Mulai 5 April, Catat Titik dan Jam Penerapan Sistem One Way Saat Mudik Lebaran
Rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) pada arus mudik diterapkan mulai dari KM 72 Tol Cipali sampai Km 414 jalan tol Semarang-Batang.
Baca SelengkapnyaPergerakan Masyarakat Saat Lebaran 2024 Diprediksi Tembus 193,6 Juta Orang
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi 193,6 juta orang Indonesia melakukan perjalanan saat libur Lebaran Idulfitri 1445H/2024 Masehi.
Baca SelengkapnyaCatat! Jadwal dan Rute Pembatasan Operasional Angkutan Barang di Tol saat Mudik Lebaran
Kendaraan sumbu tiga ke atas pengangkut bahan pokok atau kebutuhan sehari-hari diperbolehkan tetap melintas.
Baca Selengkapnya