Data Imunisasi Anak kini Direkam Digital, Terintegrasi PeduliLindungi
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan melalui Digital Transformation Office meluncurkan sekaligus uji coba aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kepulauan Riau, Rabu (18/05). Peluncuran ini untuk mendukung peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap bagi anak Indonesia.
ASIK merupakan bagian dari misi Kementerian Kesehatan dalam mentransformasikan layanan kesehatan dengan membantu para tenaga kesehatan melakukan pencatatan data pasien yang lebih efisien dan terintegrasi dalam satu database. Aplikasi ini dapat digunakan tanpa terhubung dengan internet untuk memudahkan tenaga kesehatan di wilayah 3T.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sistem ini kurang lebih sama dengan pendataan vaksinasi Covid-19. Nantinya, anak-anak yang sudah mendapatkan imunisasi akan terekam digital di ASIK yang juga terintegrasi dengan PeduliLindungi.
Pengintegrasian ini untuk memudahkan orang tua mengakses data imunisasi anak di mana pun dan kapan pun, bahkan hingga belasan tahun ke depan. Ketika anak membutuhkan rekam imunisasi untuk keperluan sekolah, semua data tersedia di database Kementerian Kesehatan.
“Aplikasi ini akan kita berikan ke semua Puskesmas dan Dinkes-Dinkes, supaya datanya juga ada di Dinas Kesehatan,” katanya dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan, Kamis (19/5).
Selama BIAN berlangsung, para tenaga kesehatan di Posyandu dan Posbindu melakukan pencatatan dengan mudah melalui aplikasi di ponsel dan dapat dibawa saat imunisasi di lokasi target balita di wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua sejak Mei 2022 dan disusul di pulau Jawa dan Bali pada Agustus 2022.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin mendorong pencatatan data imunisasi anak menggunakan digital. Dengan keterlibatan digital, bukti imunisasi anak seperti sertifikat akan tersimpan baik.
"Semua anak-anak yang nanti kita lakukan imunisasi akan terekam individunya dan akan memiliki sertifikat vaksinasi elektronik yang disimpan secara digital," kata Budi dalam acara Temu Media: Bulan Imunisasi Anak Nasional, Kamis (12/5).
Dia menyebut, melalui pencatatan digital, anak-anak tidak akan kesulitan mengetahui riwayat imunisasinya. Sangat berbeda dengan pencatatan imunisasi selama ini yang hanya mengandalkan kartu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
"Sehingga anytime, setiap saat dibutuhkan oleh yang bersangkutan, 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi, dia tetap bisa mengambil datanya yang tersimpan di Kementerian Kesehatan," ucapnya.
Menurut Budi, rencana penerapan pencatatan digital pada imunisasi anak belajar dari keberhasilan vaksinasi Covid-19. Data penerima vaksinasi Covid-19, kata dia, kini sudah terekam dan tersimpan dengan baik di PeduliLindungi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaMenkominfo: Persiapan Penerapan KTP Digital Ditargetkan Rampung Akhir Februari 2024
Implementasi layanan Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau Digital ID sedang dipersiapkan pemerintah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaJokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!
Pemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Puji BRI: Sekarang Agen BRILink Ambil Alih Peran Rentenir
Kepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.
Baca SelengkapnyaJokowi Bilang Data Pertahanan Bersifat Rahasia, Anies: Jangan Berlindung Dalam Kerahasiaan Ketika Tak Bisa Jelaskan
Menurut Anies, jawaban data itu sebetulnya simpel dan sederhana. Tinggal dibuka saja data yang bisa dibuka atau tidak bisa dibuka ke publik.
Baca Selengkapnya