Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data Corona, Tidak Sinkron dan Tak Semua Dibuka

Data Corona, Tidak Sinkron dan Tak Semua Dibuka Tim dokter memeriksa awal pasien terkait wabah corona atau COVID-19 di ruang IGD Rumah Sakit Darurat. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Data terakhir pemerintah, sebanyak 2.273 kasus positif Corona Covid-19 terdeteksi di Tanah Air. Selain itu, 198 orang meninggal dan 164 sembuh.

Perihal data ini, ternyata angka yang disampaikan pemerintah pusat beberapa kali tidak sinkron dengan data di daerah. Seperti yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi pernah menyampaikan secara langsung ada batasan pemberian informasi terkait corona yang dilakukan pemerintah. Langkah tersebut semata-mata karena tidak ingin membuat masyarakat panik.

"Langkah-langkah serius telah kita ambil, tapi di saat bersamaan kita tidak ingin menciptakan rasa panik, tidak ingin menciptakan keresahan di tengah masyarakat. Oleh sebab itu dalam penanganan kita tidak bersuara," jelas Jokowi.

"Kita berhitung efek terhadap pasien apabila sembuh. Jadi setiap negara punya policy berbeda. Tapi setiap ada klaster baru tim reaksi cepat kita memagari," sambung Jokowi.

Dalam sebuah diskusi Bersama Melawan Covid-19, mewakili Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Kapusdatinkom Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, menjelaskan soal kondisi data yang tidak sinkron tersebut.

"Ya betul, masih banyak yang tertutup karena pertama kan masih banyak ada hal-hal kan, misalnya banyak masyarakat yang belum tahu, banyak yang di-bully dan sebagainya, itu salah satu kendalanya," kata Agus yang dilihat merdeka.com di akun YouTube, Enercy Academy Indonesia, Senin (6/4).

Dia juga baru mengetahui bahwasannya Kementerian Kesehatan punya prosedur sangat rinci melaporkan kasus positif Corona kepada Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

"Saya juga baru tahu juga kalau Kementerian Kesehatan itu setiap hari melaporkan data ke WHO itu nomor, kemudian jenis kelamin kemudian sama umurnya, sama statusnya seperti apa, baru tahu juga kalau ada data-data seperti itu. Memang masih ada kendala kendala seperti itu," katanya.

Dia tidak menepis mana kala ada masyarakat yang mencurigai data disampaikan pemerintah. Tetapi dia pastikan, baik BNPB dan Kementerian Kesehatan memiliki data temuan kasus positif hingga pasien sembuh.

"Ya memang betul adanya. Saya juga belum tahu kok bisa tidak sinkron, tapi kita punya data dua-duanya. Jadi BNPB mengumpulkan data, baik dari sisi daerah laporannya ada juga kita, dari sisi Kemenkes juga kita punya dua-duanya, kita sandingkan. Tapi yang dipublikasi, karena yang jubirnya Pak Yuri, jadi yang publikasi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kita publikasikan," jelas Agus.

"Tapi di belakang layar kita punya seluruh data. Kita juga mendapatkan data dari telekomunikasi (provider). Untuk kita akan track kita catat seluruh nomor telepon dari kasus positif tadi. Sehingga kita bisa tahu dengan siapa saja orang ini berhubungan. Jadi kita bisa tahu, tracing-nya kita tahu semua," tambahnya.

Untuk mengatasi data yang tidak sinkron ini, katanya, pemerintah sedang menyempurnakan aplikasi yang diberi nama Lawan Covid-19. Nantinya, aplikasi ini akan menampilkan secara rinci temuan kasus di berbagai daerah.

"Kita sedang membangun Lawan COVID-19 aplikasinya, dan aplikasi ini memang kita, kita dapat feeding dari Kemenkes memang terbatas datanya. Jadi kita memang belum bisa menghasilkan data yang sangat lengkap atau yang terbuka. Itu memang salah satu kendala saat ini," jelas dia.

Data yang ada di aplikasi itu, katanya, adalah laporan resmi dari semua lembaga resmi yang bertugas terkait penanganan Covid-19.

"Jadi kita mengerahkan banyak tenaga kerja, baik dari sisi BNPB, BPBD, maupun dari militer, polisi untuk meng-entry data di seluruh (Indonesia), nanti langsung connect ke aplikasi langsung ke seluruh Indonesia langsung," jelasnya.

Selain soal data, sambung Agus, tak kalah penting dari penanganan Covid-19 ini adalah bagaimana masyarakat benar-benar mendapatkan edukasi yang baik. Sehingga tidak ada lagi perilaku diskriminasi terhadap mereka yang sempat terpapar Covid-19.

"Edukasi ke masyarakat penting, kalau tahu harus tahu kalau bisa di umumkan siapa yang kena positif terus dicari siapa yang deket dengan orang ini. Langsung di cek untuk dilakukan isolasi mandiri atau penanganan lainnya," imbaunya.

Gugus Tugas, sambung dia, berjanji akan menyelesaikan dengan baik segara permasalahan terkait penanganan Covid-19. Utamanya berkaitan dengan data karena angka itu sangat penting untuk mengetahui pergerakan virus di berbagai daerah di Indonesia.

"Kita coba selesaikan. Karena ini sangat penting sekali data keterbukaan data itu sangat penting sekali," tegas dia.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data BBMKG: Suhu Panas Kota Medan Sentuh 35,7 Derajat Celcius

Data BBMKG: Suhu Panas Kota Medan Sentuh 35,7 Derajat Celcius

Kondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY

61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY

Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Pertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka

Pertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka

Pertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka

Baca Selengkapnya
5 Fakta Terbaru Banjir Besar Demak, Seorang Lansia dan Balita Jadi Korban Meninggal

5 Fakta Terbaru Banjir Besar Demak, Seorang Lansia dan Balita Jadi Korban Meninggal

Sudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut

Baca Selengkapnya