Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Damainya Tradisi Memujung di Bali, makan bersama di atas kuburan

Damainya Tradisi Memujung di Bali, makan bersama di atas kuburan Tradisi Memujung di Bali. ©2016 Merdeka.com/gede nadi jaya

Merdeka.com - Peringatan hari raya suci Pagerwesi menjadi momentum istimewa bagi umat Hindu di Bali. Seperti dilakukan di Kabupaten Buleleng, Bali, sebagian masyarakat menggelar tradisi adat Memunjung dalam perayaan ini. Mereka nantinya akan berziarah dan makan bersama di makam anggota keluarga.

Kedatangan mereka juga sebagai simbolis penghormatan terhadap arwah leluhur. Tradisi Memunjung juga dilakukan turun termurun. Berziarah dan makan bersama di makam ini juga dilaksanakan setiap perayaan besar agama Hindu, baik Pagerwesi, Galungan dan Kuningan.

Salah satu umat ditemui di kuburan Buleleng, Parwata, mengatakan tradisi Memunjung dimaknai sejak lama oleh umat Hindu di Kecamatan Buleleng. Bersama keluarga Sagung Wulan datang mengunjungi makam mertua laki-lakinya, yang meninggal sejak 2009 lalu.

Prosesi doa juga tidak lupa dipanjatkan. Setelah berdoa bagi almarhum, para peziarah tidak langsung pulang ke rumah, melainkan bercengkrama sambil makan mengobrol bersama keluarga di kuburan.

"Kalau setiap hari raya, kami selalu membawa punjungan semacam sesaji, berisi banten dan makanan. Saya bersama ibu mertua, keluarga dan anak-anak, mengawali persembahyangan dengan maturan di sanggah di rumah, di Pura dan terakhir memunjung menuju kuburan Buleleng," kata Parwata, Rabu (29/6).

Klian Adat Desa Pakraman Buleleng, Nyoman Sutrisna menerangkan, tradisi memunjung di Buleleng diperingati bertepatan dengan hari besar keagamaan Hindu. Tradisi Memunjung turun temurun sejak zaman Mpu Kuturan. Maknanya sebagai bentuk rasa syukur, atas hasil bumi dan dipersembahkan kepada orangtua atau kerabat yang meninggal mekiisan di kuburan atau setra.

Di Kecamatan Buleleng terdiri atas 14 banjar adat dan 10 kelurahan, seluruh masyarakat melakukan kegiatan pitra yadnya, dan dipusatkan di kuburan Buleleng.

"Bersama keluarga sesaji banten memunjung di persembahan kepada keluarga atau kerabat yang ada di setra. Setelah selesai sembahyang, sesaji lalu dinikmati makanannya bersama keluarga," terang Sutrisna.

Sutrisna menambahkan, keberadaan kuburan Buleleng sendiri tengah menata keasrian taman, meletakan patung-patung hias, dan ke depan kuburan Buleleng akan dijadikan paru-paru kota. Tentunya lewat tanaman pohon-pohon besar, dan penataan taman di sekitarnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap mengkhayati tradisi dan nilai-nilai dalam hari raya suci Pagerwesi. Selainnitu, umat Hindu juga wajib memagari diri, mengingat akan ada hari raya besar selanjutnya seperti Galungan dan Kuningan.

Segala perbuatan, pikiran, dan perkataan wajib berlandaskan niat baik serta tulus ikhlas. "Melalui pengamalan Tri Kaya Parisudha, hari raya pagerwesi kali ini harus terus dikumandangkan, dan memagari diri sehingga bisa memunculkan vibrasi," ujarnya.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
Mengulik Tradisi Bersyukur dengan Bubur Sumsum, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Mendalam

Mengulik Tradisi Bersyukur dengan Bubur Sumsum, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Mendalam

Bubur ini bukan sekadar makanan untuk dimakan secara biasa, tetapi memiliki makna yang mendalam dalam konteks tradisi Jawa.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga

Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"

Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat

Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat

Ribuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.

Baca Selengkapnya
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Selengkapnya