Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cucu Menko Luhut Dukung Tes Keperawanan Kowad Dihapus karena Diskriminasi

Cucu Menko Luhut Dukung Tes Keperawanan Kowad Dihapus karena Diskriminasi Faye Simanjuntak. Instagram/@chocodaawg ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pendiri Rumah Faye, Faye Simanjuntak mengaku menerima banyak pesan WhatsApp dari para anggota Korps Wanita Amgkatan Darat (Kowad) yang menyampaikan rasa haru saat tes keperawanan resmi dihapuskan. Cucu dari Menko Luhut Binsar Pandjaitan itu menjadi salah satu aktivis yang konsen dalam isu tersebut.

"Saya banyak dapat WA dari teman-teman Kowad yang terharu tes itu sudah tidak ada lagi," tutur Faye dalam diskusi virtual, Rabu (1/9).

Faye mengatakan, dirinya besar di lingkungan militer. Sang ayah, Mayjen Maruli Simanjuntak merupakan pejabat tinggi di TNI AD yang kini menjabat sebagai Pangdam IX Udayana.

Sedari kecil, dirinya ingat betul isi dari lagu semangat yang selalu didengarnya dari tentara Kopassus, yakni 'lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga'. Hanya saja, kalimat tersebut tidak sepadan dengan adanya diskriminasi negara terhadap rakyat yang memperjuangkannya, dalam hal ini tes keperawanan prajurit wanita.

"Ini diskriminasi struktural dari institusi yang meminta membernya membela negara," jelas dia.

Faye tidak ragu menyuarakan pendapatnya itu kepada kedua orang tuanya. Dia pun bersyukur berada dalam lingkungan keluarga militer yang bisa saling terbuka akan perbedaan pandangan.

"Mereka setuju dengan saya bahwa tes keperawanan itu tidak perlu diadakan di tentara," kata Faye.

Perempuan yang pernah masuk sebagai anak muda berpengaruh versi Forbes Indonesia 30 Under 30 itu mengaku langsung menangis usai menerima kabar penghapusan tes keperawanan di TNI AD. Dia berharap TNI AD dapat tegas menerapkan aturan penghapusan tes keperawanan, tidak hanya lewat pernyataan namun dengan tindakan nyata.

"Harapan yang paling pertama adalah pengakuan salah dari institusi tentara karena para Kowad yang mengalami tes keperawanan adalah penyintas karena pengalaman tersebut," Faye menandaskan.

Penjelasan TNI

Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat Mayjen TNI Budiman memastikan pihaknya serius dalam menghapuskan aturan tes keperawanan dalam ujian calon Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Bahkan, kata selaput dara atau hymen pun ditiadakan dalam berkas formulir dan administrasi apa pun.

"Di TNI AD bahkan kata-kata hymen pun dihilangkan dalam formulir tersebut, karena kita tidak mempedulikan hymen tersebut kecuali ada hymen inverporata," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (1/9).

Dia menjelaskan, hymen inverporata merupakan kasus langka yakni selaput dara yang tidak berlubang sehingga menyebabkan darah menstruasi dapat bertumpuk dan membahayakan si penderita.

"Jarang terjadi, namun jika terjadi harus ditolong karena darah menstruasi akan menumpuk," jelasnya.

Budiman menegaskan, penghapusan tes keperawanan di TNI AD dituangkan dalam Juknis Nomor B/1372/VI/2021 tertanggal 14 Juni 2021 tentang Penyempurnaan Juknis Pemeriksaan Uji Badan TNI AD. Dokumen tersebut ditandatangani langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.

Budiman mencoba meluruskan kesalahpahaman yang ada. "Ada satu mungkin kesalahan penafsiran sehingga menulis di situ pemeriksaan dua jari untuk pemeriksaan hymen calon wanita TNI masa lalu. Itu keliru, karena pemeriksaan dua jari itu, memasukkan dua jari dengan menerobos hymen itu tidak pernah dilakukan. Kriminal kalau ada," tutur Budiman.

Menurut Budiman, di masa lalu pemeriksaan secara manual organ genetalia eksternal wanita tetap tidak boleh merusak lubang yang ada. Secara teknis, pemeriksaan tiga jari dilakukan dengan memasukkan satu jari ke anus untuk mengangkat pinggul dan dua jari lainnya sedikit membuka vagina agar kondisi selaput dara dapat terlihat.

"Jadi tidak ada sebenarnya pelanggaran kekerasan sehingga yang bersangkutan tidak virgin lagi," jelas dia.

Hanya saja, Budiman mengakui bahwa mungkin saja ada kesalahan prosedur dalam hal lainnya. Seperti suasana ruangan yang kurang representatif, hingga keberadaan laki-laki atau panitia yang dinilai tidak berkepentingan saat pemeriksaan dan masuk dalam permasalahan etika.

"Jadi kalau permohonan maaf bukan kewenangan saya. Saya di sini bukan mewakili Kasad, tapi Kapuskesad," Budiman menandaskan.

Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anggota TNI AD Tewas di Bekasi dengan Luka di Kepala dan Tangan

Anggota TNI AD Tewas di Bekasi dengan Luka di Kepala dan Tangan

Korban sempat berkomunikasi dan mengaku dari POM TNI AD

Baca Selengkapnya
TNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua

TNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua

TNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua

Baca Selengkapnya
Pesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024

Pesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024

Kasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau

Jenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau

Kadispenau kini dijabat Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko.

Baca Selengkapnya
TNI: Gudang yang jadi Lokasi Penadahan Kendaraan Hasil Curanmor Milik Pusat Zeni AD

TNI: Gudang yang jadi Lokasi Penadahan Kendaraan Hasil Curanmor Milik Pusat Zeni AD

TNI mengonfirmasi gudang di Sidoarjo, Jawa Timur yang menjadi lokasi penadahan kendaraan hasil kejahatan adalah milik Pusat Zeni AD.

Baca Selengkapnya
13 Prajurit TNI yang Aniaya Anggota KKB Terancam Penjara 5 Tahun

13 Prajurit TNI yang Aniaya Anggota KKB Terancam Penjara 5 Tahun

Wakil Komandan (Wadan) Puspomad, Mayjen TNI Eka Wijaya Permana mengatakan, hukuman itu berdasarkan Pasal 170 dan 351 KUHP.

Baca Selengkapnya
2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

Dua Jenderal TNI kini tidak lagi pegang Komando Kodam, pindah ke mana sajakah mereka? Berikut ulasannya.

Baca Selengkapnya
TNI Jelaskan Pembangunan Lahan Gudang Amunisi Kodam Jaya, Dimulai Tahun 1980 Sebelum Ada Perumahan Warga

TNI Jelaskan Pembangunan Lahan Gudang Amunisi Kodam Jaya, Dimulai Tahun 1980 Sebelum Ada Perumahan Warga

TNI bakal mengevaluasi salah satunya dengan merelokasi laham Gudmurad setelah insiden tersebut.Ada Perumahan Warga

Baca Selengkapnya
Tegas! Letjen TNI Minta Anak Buah Jangan Sombong 'Kesombongan Akan Menjatuhkan Kalian'

Tegas! Letjen TNI Minta Anak Buah Jangan Sombong 'Kesombongan Akan Menjatuhkan Kalian'

Letjen TNI beri pesan penting untuk anggotanya sampai singgung kesombongan.

Baca Selengkapnya