Cerita Warga Kumpulkan Donasi Bantu Mbah Tupon Lawan Mafia Tanah
Para warga ini memberikan dukungan dan mendampingi Mbah Tupon yang sedang berjuang melawan mafia tanah.

Kisah pilu dialami oleh Tupon Hadi Suwarno atau biasa disapa Mbah Tupon warga Desa Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Tanah seluas 1.655 meter persegi miliknya terancam hilang karena ulah mafia tanah.
Sore itu, Mbah Tupon nampak duduk termenung di kursi kayu yang berada di teras rumahnya. Matanya nampak menatap kosong ke halaman rumah.
Meski saat itu ada beberapa tetangga yang menemani di rumah, namun Mbah Tupon memilih lebih banyak diam. Selain karena pendengarannya sudah mulai berkurang, Mbah Tupon masih disibukan pikirannya dengan masalah tanah rumahnya yang terancam hilang.
Kesusahan yang sedang membelit Mbah Tupon dan keluarganya ini ternyata membuat para tetangga dan warga di RT 04, Padukuhan Ngentak, Desa Bangunjiwo bersimpatik. Para warga ini memberikan dukungan dan mendampingi Mbah Tupon yang sedang berjuang melawan mafia tanah.

Warga Bantu Mbah Tupon
Ketua RT 04 Padukuhan Ngemplak Agil Dwi Raharjo mengatakan para warga dan tetangga sepakat untuk mendampingi Mbah Tupon hingga kasus tersebut rampung.
Agil menyebut di kampung, Mbah Tupon dikenal sebagai sosok yang punya jiwa sosial yang tinggi. Mbah Tupon pun juga kerap membantu warga saat dimintai pertolongan.
"Mbah Tupon ini menghibahkan tanahnya seluas 54 meter persegi untuk dibangun gudang RT dan dipakai warga sini. Mbah Tupon juga menghibahkan tanahnya seluas 90 meter persegi untuk jalan umum. Saat ini jarang kita temui orang seperti Mbah Tupon. Itu tanah yang dihibahkan sudah berapa sendiri kalau diuangkan," kata Agil, Minggu (27/4).
"Mbah Tupon juga orangnya entengan. Setiap ada kerja bakti, Mbah Tupon pasti selalu membawa telo godhog (ketela rebus), jadah dan gethuk yang dibuatnya sendiri untuk dimakan warga yang kerja bakti," imbuh Agil.

Warga Donasi
Agil menjabarkan usai didatangi petugas bank, Mbah Tupon dan keluarga datang ke dirinya untuk bercerita. Mendengar cerita itu, Agil kemudian mengumpulkan para pengurus RT untuk membahas permasalahan Mbah Tupon.
"Warga sepakat untuk mendampingi Mbah Tupon. Malam sebelum membuat laporan ke Polda, warga menggelar doa bersama. Kemudian warga membuat spanduk dukungan dengan ditandatangani bersama. Spanduk ini dipasang di depan rumah Mbah Tupon sebagai bentuk dukungan warga," terang Agil.
Agil menambahkan warga juga inisiatif mengumpulkan uang donasi untuk Mbah Tupon. Lewat uang donasi ini, warga berharap agar hingga kasus selesai, Mbah Tupon tidak perlu keluar uang.
"Warga pokoknya mendukung penuh perjuangan Mbah Tupon," tegas Agil.