Cerita uang lecek di Papua
Merdeka.com - Seberapa lecek uang di dompet Anda? Sekali-kali mungkin Anda perlu berkunjung ke wilayah Papua untuk membandingkannya. Sudah biasa, saat masyarakat membayar dengan uang yang sangat lecek saat bertransaksi.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, kadang penjual menolak ketika kita membayar menggunakan uang yang kondisinya jelek. Mungkin hanya petugas di SPBU yang mau menerima uang itu saat kita membeli BBM.
Tapi di Papua, uang lecek perederannya sangat tinggi. Seperti yang merdeka.com alami saat berkunjung ke Sorong, Manokwari, dan Teluk Bintuni di Provinsi Papua Barat awal Juli ini.
Saat kita bertransaksi menggunakan uang yang masih kinclong, pedagang akan heran. "Uangnya bagus sekali, dari Jakarta ya?" tanya salah satu penjaga kios.
Sebaliknya, Anda jangan kesal ketika menerima kembalian berupa uang lecek. Karena memang sudah lazim uang yang dimiliki para pedagang bertipe seperti itu: kertasnya lusuh, warna pudar, pinggiran uang tidak rata, hingga uang sobek yang disambung menggunakan selotip. "Ini uang yang paling bagus Mas," kata penjual saat menyerahkan uang kembalian.
Tingginya peredaran uang lecek ini, bisa jadi karena kebiasaan warga yang tidak menyimpan uang di dalam dompet. Saat di Distrik Aranday, Bintuni, pedagang ikan yang ditemui merdeka.com menggulung uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 20.000 yang diterima dari pembeli kemudian diselipkan di balik topi yang dipakainya.
Ada juga pedagang yang hanya menyelipkan uang di kantong kecil di celananya, atau dimasukkan begitu saja dalam plastik. Jarang warga lokal menggunakan dompet untuk menyimpan uangnya.
Belum lagi kebiasaan anak kecil menggenggam uang saat berbelanja ke kios. Sudah pasti uang-uang tersebut cepat lecek.
Jangan heran juga jika anak kecil jajan ke warung dengan uang pecahan Rp 100.000 terutama di kawasan pelosok. Biasanya, anak-anak itu merupakan keluarga besar kepala suku di kampung itu.
Meski hanya berkebun dan berburu, warga asli Papua di pedalaman mendapat pemasukan hingga puluhan juta rupiah per bulan. Sumbernya berasal dari perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan tanah mereka misalnya untuk pertambangan dan mengambil kayu.
Selain membayar hak ulayat warga saat pertama kali menggunakan lahan adat, perusahaan wajib membayar setiap bulan. Besarnya tergantung kesepakatan dengan masing-masing kepala suku.
Sayangnya, dengan uang hak ulayat yang begitu besar, warga lokal tidak bijak menggunakannya. Oleh kepala suku, uang habis dibagikan ke seluruh anggota suku. Nah para pemuda suku setelah punya uang sering dihabiskan dengan berpesta pora.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Daerah di Papua dengan Biaya Distribusi Logistik Pemilu Tertinggi, Butuh Rp10 Miliar Sampai TPS
Tingginya biaya distribusi logistik Pemilu di Papua tidak terlepas dari medan terjal
Baca SelengkapnyaWaspada! Bank Indonesia Temukan 363 Uang Lembar Palsu Beredar di Sini
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaDitagih Utang, Pria di Pelalawan Bunuh Temannya
Pelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Buronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP
LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.
Baca SelengkapnyaSegini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun
Mantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaUang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya
Kepastian kenaikan tunjangan uang lauk pauk prajurit itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaProduksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi
Sepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu
Baca SelengkapnyaPria di Lumajang Bakar Diri Setelah Bacok Adik Ipar, Diduga Dipicu Utang Piutang
Seorang warga Lumajang, Jawa Timur menjadi korban pembacokan. Penganiayaan itu dilakukan kakak iparnya yang kemudian nekat membakar dirinya.
Baca SelengkapnyaMau Tukar Uang Baru Pakai Uang Rupiah Logam? Begini Caranya
Bagi Anda yang ingin menukar uang, tetapi menggunakan uang logam, pihak BI akan tetap melayani penukaran uang tersebut.
Baca Selengkapnya