Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita tentang Pesantren Waria di Yogyakarta

Cerita tentang Pesantren Waria di Yogyakarta pesantren waria. ©2012 Merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Jika biasanya kita mengenal pesantren diisi dengan khusus untuk pria atau khusus untuk wanita, namun ternyata ada pesantren yang diisi oleh kaum waria. Pesantren tersebut di didirikan oleh Maryani.

Pondok Pesantren Al Fatah 'Senin-Kamis' terletak di Kampung Notoyudan, Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen, Yogyakarta. Namun, meninggalnya sang pendirinya, membuat pesantren ini sempat vakum.

Pesantren ini kembali aktif namun berpindah tempat di Celenan, Kotagede Yogyakarta, dan diketuai oleh Shinta, murid dari pesantren tersebut. Pesantren ini diklaim sebagai pesantren satu-satunya di dunia yang penghuninya waria.

Perlu diingat meski Waria sering termarjinalkan, bukan berarti mereka tidak berhak memiliki sesuatu yang baik. Mereka juga manusia, mereka punya Tuhan, mereka berhak melakukan kewajiban sebagai umat beragama. Dan, tak ada yang salah dengan berdirinya pesantren yang di khususkan untuk Waria.

Berikut cerita mengenai Pesantren Waria di Yogyakarta yang dirangkum oleh merdeka.com:

Terilhami gempa Yogyakarta di tahun 2006

Maryani, penggagas dari pesantren waria Pondok Pesantren Al Fatah 'Senin-Kamis' yang awalnya terletak di Kampung Notoyudan, kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen, Yogyakarta, mendirikan pesantren bermula dari seringnya dia mengikuti pengajian. Selain itu, dia sering menggelar pengajian tiap Rabu Pon di rumahnya.Pada 2006, setelah Yogyakarta dilanda gempa, Maryani menggagas acara doa bersama para waria. Saat itu Maryani mengundang pastur dan pemuka agama yang lain. Sebanyak 200 waria dari berbagai daerah di Indonesia hadir dalam acara itu. Dari situlah gagasan mendirikan pesantren waria dimulai. Ponpes ini sendiri akhirnya berdiri di tahun 2008.Bagi Maryani, kehidupan di dunia ini, tidak lebih dari perhentian sementara menuju dunia yang kekal dan abadi. Tempat itu adalah di neraka maupun di surga. Maka, dia merasa perlu mengisi kehidupannya di dunia dengan hal-hal positif seperti mendirikan pesantren khusus waria."Satu saat diminta atau tidak diminta, kita sewaktu-waktu pasti naik keranda. Nah, saya perlu nyari sangu dulu kalau sewaktu-waktu ditimbali Gusti Allah," jelas Mariani semasa hidupnya saat di wawancarai merdeka.com 3 November 2012.

Di tinggal pergi pendirinya, pesantren ini sempat vakum

Pada 21 Maret 2014, pendiri dari Pondok Pesantren Waria Waria Al-Fatah 'Senin-Kamis', Maryani meninggal dunia. Hal ini membuat aktivitas di pesantren sempat vakum. Namun, Shinta, salah satu pengurus pesantren tersebut berinisiatif mengaktifkan kembali pesantren ini berkat dukungan waria asuhannya."Saat itu kami mulai kembali ingin lanjutkan pesantren, karena itu setelah Bu Maryani meninggal kita sempat vakum," kata Shinta saat ditemui di Celenan, Kotagede Yogyakarta, Sabtu (26/04).Shinta mengatakan dirinya memindahkan pesantren yang semula di Notoyudan, Ngampilan menjadi di Celenan berdasarkan kesepakatan bersama. Rumah dengan model rumah tradisional Jawa itu adalah rumah Shinta, sekilas tidak terlihat seperti pesantren. Meski lokasinya cukup sulit ditemukan karena harus menyusuri gang-gang sempit, namun tidak membuat anggota pesantren patah semangat untuk datang setiap pekan ke sana."Teman-teman rumahnya menyebar, tidak di sini, tapi kita fokuskan kegiatan di sini. Sebelumnya di sini juga sanggar seni waria, jadi sudah banyak juga yang tahu," urai Shinta.Di lokasi baru ini, pada 18 April lalu, Shinta dan teman-temannya meresmikan kembali pesantren waria. Sebagai langkah awal, Shinta merekrut 20 anggota baru pesantren waria."Kita mengawali ini dengan merekrut anggota baru. Ada 20 waria yang mau bergabung, kalau anggota sebelumnya ada 22 waria," jelas Shinta yang sehari-hari berprofesi sebagai pengrajin.Dia berharap pembukaan kembali pesantren waria ini bisa menjadi wadah bagi waria untuk mendekatkan diri dengan Tuhan lewat kegiatan keagamaan.

Warung kejujuran dan pinjaman syariah

Tak hanya rutinitas pengajian yang ada di pesantren waria ini, tapi juga adanya warung kejujuran dan pinjaman syariah. Ini merupakan program pemberdayaan ekonomi bagi waria. Warung kejujuran tersebut akan segera dijalankan dalam waktu dekat ini. Sementara untuk program pinjaman syariah baru dalam proses pengajuan proposal bantuan dengan LSM di Yogya."Kami ingin pesantren ini lebih mandiri dan mirip pesantren pada umumnya," kata Ketua Pesantren Waria di Yogyakarta, Shinta saat ditemui merdeka.com, Sabtu 26 April 2014.Dia melanjutkan, warung kejujuran diharapkan selain dapat untung juga melatih waria untuk bersikap jujur, dan untuk program pinjaman syariah, pesantren ini akan kerjasama dengan LSM untuk mendapatkan bantuan dana.

Pesantren waria bikin peneliti Australia terkesan

Benjamin Hegarty, seorang mahasiswa S3 Universitas Nasional Australia, terkejut saat pertama kali melihat pesantren waria ini. Menurutnya, dibandingkan dengan di negaranya, kondisi pesantren waria lebih terbuka dan diterima masyarakat sekitar dengan baik. Di negaranya meski ada komunitas transgender yang dibina oleh gereja, namun tidak begitu terbuka dengan masyarakat."Kalau di sini berbeda, mereka terbuka, siapa saja bisa ikut dan tahu kegiatan, bahkan warga pun tidak ada masalah dengan itu," kata Benjamin yang kini juga menjadi relawan di LSM PKBI Yogyakarta dengan konsentrasi pendampingan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender), Sabtu (26/4)."Saya sadar betapa begitu terbukanya ruang ini, lebih susah di sana (Australia) agak hitam putih, di sini tidak, masih ada diskriminasi," ujar Benjamin.Tidak hanya Benjamin, perasaan terkesan ini juga diakui oleh Ustadz Zakaria yang baru pertama kali datang ke pesantren waria untuk mengaji bersama. Menurut dia, pesantren ini bisa menjadi contoh bagi orang Islam lainnya."Pesantren waria ini unik, ada waria jadi santri. Ini harusnya menjadi contoh untuk orang Islam lainnya, ikut dalam pesantren, rutin ngaji dan beribadah," kata alumnus pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.Zakaria mengaku sudah lama ingin datang ke pesantren waria ini. Namun karena kesibukannya baru kali ini dia bisa menyempatkan diri untuk mengaji bersama para santri waria. "Sudah lama ingin ke sini, dan begitu ke sini saya terkesan, istimewa," tuturnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga

Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga

Sang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.

Baca Selengkapnya
Santri Asal Banyuwangi Dianiaya Hingga Tewas di Kediri

Santri Asal Banyuwangi Dianiaya Hingga Tewas di Kediri

Pihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.

Baca Selengkapnya
Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini

Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini

Tempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Para Santri Beri Kejutan Ulang Tahun Kepada Alam Ganjar, Putra Ganjar Pranowo

Momen Para Santri Beri Kejutan Ulang Tahun Kepada Alam Ganjar, Putra Ganjar Pranowo

Momen kejutan ini diberikan para santri Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, Kabupaten Bekasi di sela-sela kunjungan ayahnya, Ganjar Pranowo.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Ponpes di Brebes, Mardiono Minta Doa Kiai dan Santri Agar Sukses Pemilu 2024

Kunjungi Ponpes di Brebes, Mardiono Minta Doa Kiai dan Santri Agar Sukses Pemilu 2024

Di Pondok Pesantren Al Hasaniyah, Mardiono mendapatkan doa dari para kiai hingga ribuan santri untuk Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Momen Letda Kinan Anak Mayjen Kunto Bertemu Orangtua di Tempat Dinas, Cium Tangan lalu Dipeluk dan Dicium Hangat

Momen Letda Kinan Anak Mayjen Kunto Bertemu Orangtua di Tempat Dinas, Cium Tangan lalu Dipeluk dan Dicium Hangat

Berikut momen Letda Kinan anak Mayjen Kunto Arief saat bertemu orangtua di tempat dinas.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Ternate, Kaesang Pangarep Sarapan Bareng Tokoh Lintas Agama dan Adat

Kunjungi Ternate, Kaesang Pangarep Sarapan Bareng Tokoh Lintas Agama dan Adat

Sesampainya di rumah warga, para warga Ternate sangat antusias menyambut kedatangan Ketum PSI dan Sekjen PSI itu.

Baca Selengkapnya
Sering Di-bully, Santri di Siak Bakar Pondok Pesantren hingga Tewaskan Dua Rekan

Sering Di-bully, Santri di Siak Bakar Pondok Pesantren hingga Tewaskan Dua Rekan

Seorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
45 Warga di Yogyakarta Suspek Antraks

45 Warga di Yogyakarta Suspek Antraks

Dinas Kesehatan Yogyakarta saat ini tengah menunggu hasil tes darah dari 45 pasien.

Baca Selengkapnya