Merdeka.com - Ada yang menarik saat Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno menghadiri Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDIP Bojonegoro. Puti diantar dengan menggunakan sebuah limousin antik.

Usut punya usut, mobil jenis limousin merek Mercedes Benz tahun 1963 itu dulunya milik pejabat tinggi atau mungkin perdana menteri saat itu. Bahkan, ada kemungkinan mobil limousine tersebut ialah salah satu koleksi milik Bapak Prokalamator Soekarno (Bung Karno)

Selain menjadi kesan tersendiri bagi Puti Guntur sebagai cucu dari Presiden RI pertama. Tentunya momen itu juga menjadi kesan luar biasa bagi sopir sekaligus pemilik mobil limousin buatan Jerman itu, Mokhammad Subekti.

Pria yang akrab disapa Pak Mokh ini, menceritakan ia merupakan pengagum sosok Bung Karno. Lahir dan besar di keluarga marhein, ia mengaku kecintaannya dengan sosok Bung Karno semakin terpupuk setelah membaca buku "Di Bawah Bendera Revolusi". Buku langka itu pertama diterbitkan pada 1959 ini. Berisi pidato hingga pemikiran beliau, yang dikemas menjadi sumber pemahaman Marhaenisme.

"Saya sempat debat dengan dosen saya dan berujung dikeluarkan dari kelas saat saya mengambil S1 jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan dulu. Karena berbeda dengan saya pahami dari buku itu tekait sejarah Indonesia," ceritanya.

Singkat cerita, Mokh menjadi pengusaha sukses dan hobi mengkoleksi barang antik. Suatu ketika muncullah keinginan, untuk setidaknya memiliki koleksi kenangan yang identik dengan idolanya Bung Karno. Keinginan itu menghantarkannya bertemu dengan kolektor di ibukota yang bernama Kevin.

Setelah melalui pendekatan beberapa lama, saya beranikan diri untuk menyampaikan keinginan saya mencari koleksi khas Bung Karno. Gayung bersambut, kawannya Kevin ini menawarkan sebuah limosin yang identik dengan era Bung Karno.

Ditanya, apakah mobil itu merupakan salah satu mobil kepresiden Bung Karno, Mokh tidak ingin berasumsi. "Yang saya yakini mobil itu ada ketika era pemerintahan Soekarno," tegasnya.

Tidak pernah ia menyangka, mobilnya akan dinaiki oleh cucu dari tokoh idolanya. Satu-satunya yang ia rasakan, sangat terharu dengan kesempatan yang mungkin tidak akan pernah lagi ia rasakan.

Ia juga berharap, dalam kesempatan itu, Puti dapat sedikit bernostalgia dengan suasana ketika kakeknya memimpin sebagai Presiden RI meski hanya dengan mengendarai mobilnya.

"Saat Mbak Puti masuk mobil, saya sempatkan berzikir 'hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir'," katanya. Dengan dzikir mujarab ini, diharapkan dapat memudahkan kemenangan Puti bersama Gus Ipul.

Selain itu, ia melihat sosok Puti itu memiliki unggah-ungguh layaknya seorang Jawa. Bukannya bermaksud menyinggung kesukuan, akan tetapi sekilas pengamatannya, melihat bagaimana ia berhubungan dengan sekitarnya, baik kenal maupun tidak, begitu ramah dan terbuka.

Selain itu, dengan terpilihnya Puti, nanti ia berdia semoga nantinya ada Presiden yang berkunjung ke Bojonegoro. Satu-satunya, Presiden RI yang pernah datang ke Kota Tayub ini adalah kakeknya Puti, Bung Karno. "Setelah itu belum ada," imbuh pria kelahiran tahun 1965 ini.

Berdasarkan mitos yang berkembang di daerah, ada dua kabupaten di Bojonegoro, yang konon dihindari oleh Presiden RI, yaitu Kediri dan Bojonegoro.