Cerita penyelamatan badak Sumatera yang mati akibat jeratan tali
Merdeka.com - Matinya 1 individu badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) di Kutai Barat, Kalimantan Timur, Selasa (5/4) lalu, yang diduga akibat infeksi luka di kakinya, menjadi peristiwa memilukan bagi pegiat konservasi badak di Kutai Barat. Kini tersisa 3 individu badak lainnya, yang pernah terekam 3 kamera jebak (trap) berbeda milik World Wildlife Fund (WWF) Indonesia.
"Ini menjadi pukulan berat untuk kegiatan konservasi badak. Menunjukkan bahwa kegiatan konservasi ini, tidaklah mudah. Ada 4 individu badak yang terekam 4 kamera trap, salah satunya mati," kata Koordinator Nasional Konservasi Badak (National Rhino Conservation Coordinator)-WWF Indonesia, Yuyun Kurniawan, dalam perbincangan bersama merdeka.com, Rabu (6/4) malam.
Badak mati berusia sekitar 10 tahun itu diberi nama Najaq, sebelumnya memang menjadi target untuk ditangkap, dalam upaya penyelamatan. Mengingat, 6 bulan sebelumnya, badak itu terekam kamera trap dan teridentifikasi sedang terluka di kaki, dengan tali sepanjang 1-2 meter.
"Dia terkena jerat tali, tali putus dan tali masuk ke dalam kulit badak. Karena tenaganya sangat kuat, tali itu putus. Diskusi petugas konservasi, WWF dan tim gabungan lainnya menyimpulkan, kalau luka jerat dan dibiarkan, bisa mati karena karena infeksi luka," ujar Yuyun.
Pada 12 Maret 2016 lalu, badak itu akhirnya berhasil ditangkap setelah terperangkap jebakan. Sebelumnya memang sempat mengalami kesulitan, lantaran proses penangkapan jangan sampai salah sasaran, menjebak badak lainnya yang tidak terluka.
"Setelah berhasil kita amankan untuk penyelamatan, beberapa hari terakhir, kondisi kesehatannya terus menurun dan akhirnya mati. Diduga kuat akibat infeksi luka di kaki kirinya itu," terang Yuyun.
Tim yang terlibat dalam upaya penyelamatan spesies badak Sumatera di Kutai Barat, selain WWF Indonesia, juga ada tim dokter hewan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), tim Taman Safari Indonesia, Yayasan Badak Indonesia serta Institut Pertanian Bogor (IPB).
Selain itu, pengobatan badak sebelum akhirnya mati, juga melibatkan ahli badak internasional dari Australia Zoo, Tarongga Zoo Australia, serta Cornell University USA.
"Sejak 2013 sampai sekarang, ada 4 badak berbeda yang terekam 4 kamera trap berbeda. Ya, yang mati ini adalah salah satunya. Tidak menutup kemungkinan ada badak-badak lainnya, di hutan di Kutai Barat," jelas Yuyun.
"Pascakejadian matinya badak ini, diputuskan tim akan terus melanjutkan upaya konservasi badak, yang memang kian langka, populasinya semakin sedikit. Target konservasi, memang untuk meningkatkan populasi," ungkapnya lagi.
"Salah satunya meningkatkan peluang meningkatkan populasi adalah meningkatkan peluang badak untuk kawin, kita harus tahu bagaimana komposisi populasinya. Perlu survei-survei lanjutan untuk tahu itu. Jadi, upaya konservasi badak di Kutai Barat ini jangan berhenti, terus dilanjutkan," pungkas Yuyun.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Anak Pedalaman Sumatra dari Keluarga Tak Mampu, Lettu Jeki Kini Penyandang Gelar Doktor
Walau berasal dari keluarga tak mampu, seorang prajurit TNI kini berhasil menyandang gelar doktor.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaTiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Butuh Biaya Rp15 Juta untuk Pergi ke Sana, Intip Potret Indahnya Air Terjun di Pedalaman Kalimantan Ini
Aliran sungainya juga tampak berwarna gelap, seolah menunjukkan kedalaman sungai ini
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya
Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaJalannya Hanya Bisa Dilalui Gerobak Sapi, Ini Kisah Petugas KPU Antar Surat Suara ke Pedalaman Desa di Lampung
Dibalik suksesnya pelaksanaan Pemilu tahun 2024, terdapat perjuangan dan medan yang dilalui agar surat suara bisa sampai ke TPS dengan selamat.
Baca SelengkapnyaKisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaCerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang
Petugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca SelengkapnyaPemuda Ini Ceritakan Pengalaman Mudik ke Jambi Naik Kapal, Terjebak 13 Jam di Pelabuhan Merak
Pria ini pun kembali melakukan sujud syukur usai menginjakkan kaki di tanah Lampung sebelum melanjutkan perjalanan ke Jambi.
Baca Selengkapnya