Cerita Kepala Sekolah di Papua Selamat dari Serangan KKB
Merdeka.com - Dua orang guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, menjadi korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker. Penembakan terjadi pada Kamis (8/4) terhadap Oktavianus Rayo (40) dan Yonatan Renden (28) pada Jumat (9/4).
Kepala Sekolah SMPN 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Junaedi Arung Sulele menyaksikan langsung penembakan yang terjadi pada sekitar pukul 15.00 Wit.
"Sebelum ada kejadian, hingga kami semua turun, situasi sudah kembali kondusif sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Beoga," kata Junaedi kepada wartawan, Sabtu (10/4).
"Puji Tuhan saya masih lolos, saat penembakan saya tidak lihat orang. Ketika bunyi tembakan saya lari ke arah kanan, saudara Yonatan Renden ke kiri, korban sudah kena 2 kali tembakan di dada, tapi masih sempat lari kemudian roboh," sambungnya.
Dia bahkan sempat bersembunyi di rumah warga saat kejadian. Setelah ada petugan TNI-Polri yang datang untuk mengevakuasi korban, dia baru berani keluar dan meminta perlidungan.
"Tidak banyak pendatang di wilayah Beoga, hanya para guru saja. Serta informasi yang menyatakan Junaidi diculik tidak sepenuhnya benar. Saat terjadi penembakan, Junaidi bersembunyi di rumah warga. Ketika aparat TNI-Polri yang mengevakuasi jenazah lewat di dekat persembunyiannya, Junaidi keluar dan ikut mengamankan diri di Koramil," tegasnya.
Namun, untuk kejadian pertama yang menimpa Oktavianus pada Kamis (8/4) kemarin. Dirinya mengaku sedang tidak berada di lokasi kejadian.
"Kalau korban pertama, saya tidak di TKP, lokasi saya jauh dari situ. Lokasi korban pertama itu di SMPN 1 Beoga, korban itu guru SD Klemabeth, tetapi karena istrinya mengajar di SMP, mereka tinggal di perumahan guru SMPN 1 Beoga. Saat penembakan korban pertama saudara Oktovianus Rayo dia dikepung KKB," jelasnya.
"Informasi yang saya terima yang dibakar adalah perumahan guru dan 1 gedung sekolah SMA," tambahnya.
Korban Guru Kontrak
Dia menyebut, kedua korban penembakan tersebut yaitu Oktavianus dan Yonathan merupakan guru kontrak bersama dengan 11 guru kontrak lainnya.
"Selama ini kami guru pendatang dekat dengan masyarakat asli Kabupaten Puncak," sebutnya.
"Kedua korban itu merupakan guru kontrak, Oktavianus sudah 10 tahun menjadi Guru kontrak, sedangkan Yonathan 2 tahun, kedua korban ini sudah berkeluarga. Saudara Oktavianus bersama tinggal di Beoga, sedangkan Yonatan anak istrinya di Toraja. Total ada 11 orang guru pendatang, sebagian mengungsi di Koramil," sambungnya.
Situasi Masih Siaga
Pasca penembakan tersebut, situasi di lokasi kejadian masih dalam keadaan siaga. Serta aparat TNI-Polri masih terus berjaga di wilayah tersebut.
"Selama ini situasi aman-aman saja, aparat keamanan dari Koramil, Polsek dan Satgas TNI-Polri selama ini memang sudah berjaga di Beoga. Pasca penembakan, situasi di atas saat ini masih siaga. Aparat TNI-POLRI berjaga disekitar Kampung Beoga," ungkapnya.
Dengan adanya insiden ini, Junaedi mengucapkan rasa duka yang mendalam terhadap keluarga kedua korban yakni Oktavianus dan Yonathan.
"Mereka guru terbaik, mereka dari masyarakat sipil tidak ada hubungannya dengan aparat TNI-Polri. Tidak bnyak orang yang mau bertahan hidup di pedalaman, hidup bersama keluarga bertahan di sana di hutan," ujarnya.
Kedua korban, kata Junaedi, merupakan guru pendatang dari Toraja. Kondisi Beoga yang sulit dijangkau kendaraan menyebabkan tidak banyak orang maupun pendatang yang mau bertahan di sana.
"Bapak Oktavianus dan Yonathan ini mendidik anak Papua dengan setulus hati, mendidik anak-anak pedalaman Papua. Sekali lagi, kami orang Toraja percaya dengan aparat dan kami taat hukum. Kami mohon aparat menjaga masyarakat tanpa terkecuali, apalagi guru yang mendidik anak Papua, kami sangat sesalkan kejadian ini," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaAnggota KKB yang Merampas Senjata Api di Papua Tengah Akhirnya Diringkus Polisi
Jukius Tabuni terlibat dalam peristiwa perampasan senjata api anggota Pospol KP3 Udara Polres Puncak pada 1 Februari 2024
Baca SelengkapnyaSebut Situasi Papua Aman, Kapolda dan Pangdam Berharap Perayaan Natal & Tahun Baru Lancar dan Damai
Seperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaPentolan KKB Abu Bakar Kogoya Dilaporkan Tewas usai Baku Tembak dengan TNI-Polri
osok pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Abu Bakar Kogoya dilaporkan ditembak mati.
Baca SelengkapnyaBaku Tembak di Intan Jaya, TNI-Polri Lukai 3 Anggota KKB
Bayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca Selengkapnya12 Pengeroyok Anggota Polisi Saat Hendak Bubarkan Tawuran Ditangkap
Akibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaRentetan Teror KKB di Intan Jaya Papua, Polisi Ditembak, Pos Jaga Diserang & Rumah Warga Dibakar
Teror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.
Baca SelengkapnyaKPU Rekapitulasi Suara Jabar dan Papua Barat Daya Malam Ini, 3 Provinsi Terakhir Besok
Pihaknya dapat menuntaskan rekapitulasi seluruh suara Pemilu 2024 pada Selasa.
Baca Selengkapnya