Cerita Ganjar Sempat Mau Lockdown Jateng: Namun Anggaran Tak Cukup
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sempat ingin melakukan lockdown di daerahnya saat awal pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Namun Ia memperkirakan bahwa anggaran pemerintah tidak cukup jika Jawa Tengah melakukan lockdown.
Ganjar menceritakan, bahwa ia juga sempat menghubungi duta besar dari Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan untuk menanyakan bagaimana penanganan virus Covid-19 di Tiongkok, Vietnam dan Korea.
"Mereka semua punya jawaban yang berbeda-beda. Jadi artinya pada saat itu kami belajar betul tidak ada pakemnya. Intinya kemudian semua memang harus merespons dengan kekuatan yang mereka miliki," katanya pada webinar, Sabtu (24/10).
"Saya hitung waktu itu. Kalau kemudian kita mengambil skenario terburuk di lockdown, saya sudah hitung duit pemerintah tidak akan cukup. Maka tugas kami adalah berkomunikasi dengan pusat dan berkomunikasi dengan semua kabupaten/kota, berapa yang harus kita jamin," lanjutnya.
Selain itu, ia juga mempertimbangkan jumlah aparat penegak hukum. Ia mempertanyakan ketersediaan personel Satpol PP, polisi, hingga TNI yang harus mengawasi pelaksanaan lockdown.
"Kedua, saya hitung resources apa yang kita butuhkan seandainya skenario terburuk kita lakukan. Saya hitung, kalau mereka kita paksa masuk di rumah dan tidak boleh keluar alias sangat terbatas, apakah kemudian penjaga keamanan kita cukup? Ya polisi, Satpol PP, TNI ya, itu kira-kira cukup apa nggak?" kata Ganjar.
Selanjutnya, Ganjar juga menyoroti dan menghitung ketersediaan logistik bagi warganya. Menurutnya jumlah logistik di seluruh kecamatan yang ada di Jawa Tengah tidak akan cukup memenuhi kebutuhan jika daerahnya menerapkan lockdown.
"Logistic managementnya cukup nggak? Ada berapa perusahaan yang ada di sana? Dan mereka yang jual logistik ada berapa mereka di tempat itu. Kita hitung semuanya dari seluruh kecamatan yang ada di Jawa Tengah. Saya berada pada kesimpulan 'nggak akan cukup' karena saya hitung akan berapa lama, kita belum pasti," katanya.
Dengan permasalahan yang ada, Ganjar bersama pemerintah Jawa Tengah membuat kebijakan serta sejumlah insentif terkait Covid-19.
"Satu, cara regulasi yang dibuat atau kebijakan yang dibuat termasuk insentif-insentif yang nantinya akan turun dan kemudian akan diberikan ke masyarakat," ucapnya.
Selain itu, Ganjar juga melibatkan banyak elemen masyarakat dan kearifan lokal untuk melakukan sosialisasi terkait pandemi Covid-19. Bahkan ia sempat menjadi Youtuber untuk memberikan pemahaman dan edukasi soal virus Covid-19 kepada masyarakat Jawa Tengah.
"Masyarakat kita butuh edukasi dan harus cerewet. Saat itulah bagaimana cara kita edukasi, terpaksa saya jadi YouTuber, mengundang virologi, mengundang kiai, mengundang para dokter untuk menjelaskan, termasuk turunan persoalan yang muncul. Guru, siswa, penyedia alat telekomunikasi, para provider, kita minta jadi satu untuk duduk dan menjelaskan," pungkasnya.
Sebelumnya Ganjar pun sempat menggalang dana untuk seniman yang terdampak pandemi Covid-19 dengan menggelar pertunjukan virtual "Panggung Kahanan" sepekan tiga kali di rumah dinasnya.
"Mudah-mudahan Panggung Kahanan ini tetap mendorong seniman untuk berkarya, makanya kita dorong untuk ada donasi agar teman-teman seniman tetap urip," ungkapnya.
Reporter Magang : Brigitta Belia
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski diguyur hujan deras, semangat ribuan orang yang telah lama menunggu kedatangan Ganjar tidak berkurang.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyampaikan Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi lumbung suara PDIP di Pilpres 2024 harus dijaga
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirinya lantas diajak berdiskusi berbagai hal, terutama soal kondisi dan perkembangan dari tempat tersebut.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai dugaan kecurangan pemilu yang disampaikan TKN Prabowo-Gibran salah alamat.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCalon presiden Ganjar Pranowo merespons informasi viral di media sosial 'karyawan dipecat tapi masih dapat bintang 4'.
Baca SelengkapnyaGanjar mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia terkait keamanan.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya