Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita bidan di pelosok Bekasi, gotong ibu melahirkan naik getek

Cerita bidan di pelosok Bekasi, gotong ibu melahirkan naik getek ilustrasi. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Cerita perjuangan penjual jasa di pelosok selalu mengundang haru dan takjub. Kali ini cerita itu datang dari Nurawanah (29), seorang bidan PPT (Pegawai Tidak Tetap) di Muaragembong, Bekasi. Sudah sejal tahun 2009, Nurawanah melayani ibu yang hendak melahirkan di sana.

Suka dan duka dia lalui. Apalagi sebagai bidan yang bertugas di pelosok bukanlah hal yang mudah bagi wanita tinggi semampai ini.

"Paling sedih nolong lahiran pasiennya darah tinggi. Sudah jauh tempatnya, hujan, saya harus nyeberang kali dan membawa ibu itu digotong ke getek (perahu kecil) melewati sungai dan teman-teman saya tidak ada, enggak ada yang mau karena jauh," kata dia kepada merdeka.com, Minggu (8/3).

Namun dia tidak mau putus asa, bagi dia keselamatan ibu dan anak penting bagi dia. Apalagi dia sudah menempuh waktu selama satu jam untuk ke sana. Dia memutuskan untuk merujuk si ibu ke RSUD.

"Dari rumah, dia ke RSUD itu 3 jam. Saya nyari kendaraan susah saya sudah stres takut meninggal di tempat, proses merujuk pun lama. Di sana HB ibunya tinggal 6, nyaris meninggal dan sampai transfusi 20 kantong darah," kata dia berkaca-kaca.

Dia sempat lega, karena ibu tersebut bisa selamat. Tapi cobaan malah datang dari keluarga si ibu. "Keluarganya ada yang tidak mengerti. Mereka marah-marah ke saya karena saya rujuk jadi biayanya mahal. Tapi kalau yang mengerti mereka berterima kasih. Gara-gara itu saya kepikiran enggak mau jadi bidan lagi, stres," ucap dia.

Tapi menyelamatkan ibu melahirkan sepertinya sudah menjadi panggilan baginya. Dia tidak menyerah meski harus melayani pasien malam-malam dengan jarak tempuh yang menantang. "Penduduknya tinggalnya jauh-jauh harus masuk ke empang, kali, sampai hutan pesisir gitu," cerita dia.

Sudah jauh-jauh tak jarang balasan yang diterimanya tidak setimpal. "Pendapatan bidan di desa gaji pokok Rp 1,4 juta paling nolong lahiran juga ada yang utang, ada enggak bayar. Ya sudahlah. Ada yang anaknya 2 tahun elum juga bayar lahiran," tuturnya sedih.

Kini dia hanya inginkan perhatian dari pemerintah. Tidak banyak harapannya hanya status pegawai negeri untuknya. Dengan itu dia harapkan kehidupannya lebih sejahtera.

"Pengennya jangan dikontrak diangkat jadi PNS kerja jadi semangat lagi karena sudah menanggung resiko, kita banyak resiko tapi kita wallahu alam saja," katanya menutup perbincangan.

Kemarin Nurwanah bersama ratusan bidan PPT lain mengharapkan pemerintah mau mengangkat mereka menjadi PNS tahun ini. "Tema yang kami angkat selamatkan ibu melahirkan,sejahterakan bidan PTT yang banyak bekerja di pelosok," jelas Ketua Forum bidan PTT Lilik Dian Ekasari kepada merdeka.com di lokasi, Jakarta, Minggu (8/3).

Dalam perhelatan ini hadir sejumlah tokoh perempuan dan menteri dari kabinet kerja presiden Jokowi, yaitu Siti Nurbaya, Susi Pudjiastuti, Puan Maharani, Nila Moeloek, khofifah Indar Parawansa, Retno Marsudi. Sementara ibu negara Iriana Joko Widodo dikabarkan berhalangan hadir. Dalam kesempatan itu, presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri memberikan pidato singkat dengan tema 'tahun penentuan bagi perempuan Indonesia'.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Cewek Cantik Kasih Gaji Pertama ke Orangtua tapi Ditolak, Alasan Sang Ibu jadi Sorotan

Cerita Cewek Cantik Kasih Gaji Pertama ke Orangtua tapi Ditolak, Alasan Sang Ibu jadi Sorotan

Sang ibu justru menolak dengan alasan yang membuatnya terharu.

Baca Selengkapnya
Pengakuan Ibu di Bekasi Bunuh Anaknya Pakai Pisau saat Tidur Karena Dapat Bisikan Gaib

Pengakuan Ibu di Bekasi Bunuh Anaknya Pakai Pisau saat Tidur Karena Dapat Bisikan Gaib

Ibu di Bekasi tega menikam anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun karena bisikan gaib.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tinggalkan Pekerjaan di Kota Besar Pilih Pulang Kampung agar Dekat dengan Anak Istri, Kisah Pedagang Kelontong Asal Tuban Ini Bikin Haru

Tinggalkan Pekerjaan di Kota Besar Pilih Pulang Kampung agar Dekat dengan Anak Istri, Kisah Pedagang Kelontong Asal Tuban Ini Bikin Haru

Pendapatannya saat ini jauh lebih sedikit tapi ia mengaku bahagia

Baca Selengkapnya
Dulu Bantu Jualan dan Pernah Diusir Pemilik Kontrakan, Tak Disangka Anak Pedagang Gorengan kini Kerja di Lembaga Terbesar Jepang

Dulu Bantu Jualan dan Pernah Diusir Pemilik Kontrakan, Tak Disangka Anak Pedagang Gorengan kini Kerja di Lembaga Terbesar Jepang

Simak cerita inspiratif anak pedagang gorengan yang sukses jadi peneliti di Jepang.

Baca Selengkapnya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.

Baca Selengkapnya
Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur

Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur

Fatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.

Baca Selengkapnya
Badan Gemetar karena 2 Hari Tak Masak, Nenek Ini Bertahan Hidup dengan Rebusan Daun Singkong

Badan Gemetar karena 2 Hari Tak Masak, Nenek Ini Bertahan Hidup dengan Rebusan Daun Singkong

Tinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.

Baca Selengkapnya
Penerima Ganti Rugi Lahan Tol Getaci di Garut Dipungli 2,5 Persen dari Nilai Uang yang Diterima

Penerima Ganti Rugi Lahan Tol Getaci di Garut Dipungli 2,5 Persen dari Nilai Uang yang Diterima

Warga Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) pihak desa saat menerima uang ganti rugi pembangunan Tol Getaci.

Baca Selengkapnya