Merdeka.com - Suporter Arema FC, Aremania mengungkapkan kasus penonton tanpa tiket sering terjadi pada pertandingan kandang Arema FC. Mereka adalah penonton yang tidak membeli tiket secara resmi lalu terindikasi menyuap petugas jaga atau mendapat jalur khusus, karena masih berkerabat dengan perangkat pertandingan.
"Itu salah satu penyebab menumpuknya penonton. Karena jumlah penonton tidak disesuaikan dengan kapasitas stadion. Ini akan jadi berbahaya sekali untuk pertandingan dengan tensi tinggi seperti kemarin," kata koordinator Aremania Jember Rendy Oktoriansyah kepada merdeka.com, Selasa (4/10).
Meski mengkritik manajemen Arema FC soal aspek keamanan dan kapasitas penonton, Aremania Jember menyatakan belum mengambil sikap atau komentar terkait kabar peristiwa Kanjuruhan dipicu oleh Panpel yang disebut mencetak tiket melebihi ambang batas aman.
Aremania Jember masih menunggu hasil kerja dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk presiden.
"Karena saat ini berkembang isu liar untuk mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi. Yakni antara isu yang melawan anggapan masyarakat soal kesalahan prosedur yang dilakukan aparat saat mengamankan pertandingan, dengan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan," papar Rendy.
Aremania di Jember bersama sejumlah komunitas penggemar sepak bola lain seperti Bonek Persebaya menggelar malam renungan dan doa bersama di lapangan Alun-alun Jember. Mereka kompak berdoa bersama agar sepak bola tanah air bisa lebih baik ke depan.
"Aksi doa bersama ini sekaligus memberikan renungan kepada saudara-saudara dari elemen suporter lain agar tidak terulang dan bisa menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai titik balik untuk lebih menjaga perdamaian dan kerukunan antar suporter di seluruh tanah air," terang Rendy.
Aremania Jember juga mendeklarasikan menarik diri dari klub sepak bola asal Malang tersebut. Karena itu Aremania Jember membekukan semua bentuk kegiatan kecuali yang berkaitan dengan pemulihan para korban dan keluarga korban.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan fans sekaligus desakan agar manajemen Arema FC Malang bisa segera berbenah tentang sistem tiket dan keselamatan didalam dan diluar stadion.
"Selama ini manajemen Arema FC abai dalam mengantisipasi aspek keamanan khususnya pada laga-laga penting yang berpotensi menyedot jumlah penonton dalam jumlah besar. Seperti saat Arema FC melawan Persebaya, Persija dan Persib Bandung. Ini penyakit bertahun-tahun sejak tahun 2006," tutur Rendy.
"Banyak copet yang sepertinya sudah terorganisir rapi. Sehingga barang-barang dari penonton rawan hilang. Padahal, ketika kita beli tiket, seharusnya diikuti dengan jaminan keamanan juga," sambung Rendy. [cob]
Baca juga:
Ribuan Suporter di Yogyakarta Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Kompolnas Sebut Eks Kapolres Malang Sedang Amankan Pemain Saat Tembakan Gas Air Mata
Saling Lempar soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan
Kapolri Diminta Copot Kapolda Jatim Butut Tragedi Kanjuruhan, Ini Tanggapan Polri
Media Asing Soroti Tragedi Kanjuruhan, Kritik Tajam Polisi Indonesia
PSSI Ungkap Sejumlah Kelalaian Panitia Pelaksana dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan
ABG di Depok yang Disiram Air Panas Masih Trauma, Kalau Ditanya Enggak Mau Ngomong
Sekitar 1 Menit yang laluPolisi Bakal Uji Data Buktikan Kelayakan Bripka Madih Atas Hak Tanah Sengketa
Sekitar 13 Menit yang laluBerita Pemilu 2024 Terkini: Seputar Capres, Koalisi Partai dan Jadwal Kampanye
Sekitar 14 Menit yang laluImmanuel Ebenezer Bubarkan Relawan Ganjar Pranowo Mania, Ada Apa?
Sekitar 15 Menit yang laluViral Hashim Biayai Jokowi Miliaran di DKI, PDIP: Tak Mungkin Pilgub Tanpa Biaya
Sekitar 19 Menit yang laluPotret Ortu Korban Gagal Ginjal Akut Berkaos Hitam 'Kukira Obat Ternyata Racun'
Sekitar 26 Menit yang laluPertukaran Budaya, Wakil Dubes Amerika Kunjungi Padang Panjang
Sekitar 29 Menit yang laluDituding Terima Pesanan Gatot Nurmantyo untuk Usut Heli AW-101, Ini Respons KPK
Sekitar 34 Menit yang laluCak Imin akan Bertemu Airlangga, Gerindra Sebut Cari Peluang Tambah Anggota Koalisi
Sekitar 38 Menit yang laluPolisi Kirim Hasil Investigasi Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di DKI ke BPOM
Sekitar 1 Jam yang laluKreatif, Polisi Tuban Sulap Ratusan Knalpot Brong Sitaan Jadi Patung Kuda
Sekitar 1 Jam yang laluIni Jenis Pelanggaran yang Disasar Petugas saat Operasi Keselamatan Jaya 2023
Sekitar 1 Jam yang laluDua Jenderal TNI dan Polri Turun Tangan di Kasus Brimob Bentak Babinsa TNI AD
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 18 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Soroti Pleidoi Hendra Eks Anak Buah Sambo Soal 27 Tahun Karier di Polri
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Beberkan Rekaman CCTV ke Pimpinan Polri, Chuck "Saya Dijanjikan Tak Dipidana"
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 18 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 18 Jam yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 3 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 4 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluLupakan Kekalahan, PSS Alihkan Fokus Hadapi Persik di BRI Liga 1
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami