Merdeka.com - Ribuan warga telah menjadi saksi keganasan air Pantai Selat Sunda, Banten. Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.27 WIB, gelombang tsunami menerjang banyak desa yang berada di wilayah Serang dan Pandeglang, Banten.

Salah satu desa yang terhantam dan termasuk parah terdampak tsunami yakni Desa Suka Negara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Di desa itu Gudang Pertanian yang terdiri dari tiga bangunan hancur.

"Ini Gudang Pertanian dan ada 3 bangunan yang hancur. Ini satu bangunan buat mesin open padi dan semua mesinnya itu hanyut semua," kata Bahrudin kepada merdeka.com di lokasi, Selasa (25/12).

Bahrudin mengungkapkan, bukan hanya mesin open padi dan mobil saja yang hanyut terbawa ombak tsunami, tapi juga empat karyawan pertanian ikut terserat gelombang tsunami setinggi sekitar 5 meter itu. Syukurnya, empat karyawan itu selamat.

Gudang Pertanian Hancur karena Tsunami Banten ©2018 Merdeka.com

"Ada empat orang hanyut pas kejadian sampai 200 meter. Tapi selamat semua pekerjanya dan itu mobil yang ada di tengah sawah punya salah satu karyawan situ," katanya.

Selain itu, dia juga menjelaskan ombak yang datang menghantam pemukiman warga terjadi sebanyak dua kali dengan tinggi sekitar 5 meter.

"Jarak 200 meter dari tempat kerja ke pinggir pantai. Tapi kalau jarak dari bibir pantai ke jalan raya doang ini 50 meter," katanya.

Dia pun menyebut gudang pertanian yang sudah berdiri sejak tahun 2011 ini ternyata banyak barang yang terhanyut baru saja dibelinya.

Gudang Pertanian Hancur karena Tsunami Banten ©2018 Merdeka.com

"Ini berdiri sejak tahun 2011, sekitar 1 bulan setengah mesinnya (dibeli). Ada Mesin Jonder TR 4 ada 3 hanyut, traktor tangan 2, mesin padi 4. Mobil pribadi," sebutnya.

Akibat musibah tsunami di Banten tersebut, di sekitar tempat dia tinggal ternyata ada satu orang anak tewas akibat terbawa arus atau ombak tsunami.

"Ada 1 orang yang tewas perempuan umur 7 tahun," katanya.

Seperti diketahui, gelombang tsunami menerjang Banten dan Lampung, Sabtu (22/12) malam. Data sementara dampak tsunami Selat Sunda hingga Senin (24/12) pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.