Cegah Klaster Keluarga, Gubernur Bali Tak Izinkan OTG Covid-19 Lakukan Isoman
Merdeka.com - Gubernur Bali, Wayan Koster, meminta masyarakat yang terkena Covid-19 namun tanpa gejala atau sehat, agar mengikuti karantina terpusat yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Bali. Imbauan ini untuk mencegah penularan di lingkungan keluarga.
"Sangat tidak diizinkan melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan Covid-19 dalam keluarga. Selalu menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan rajin berolahraga, mengkomsumsi makanan sehat, vitamin, ramuan tradisional, dan istirahat yang cukup," kata Koster, di Denpasar, Bali, Jumat (30/7).
Dalam kesempatan yang sama, Koster mengucapkan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para tenaga kesehatan yang telah menunjukkan dharma bakti.
"Dengan dedikasi dan pengabdian yang luar biasa melaksanakan tugas profesional di bidang kemanusiaan di Rumah Sakit tempat bertugas, yang sudah bertugas menangani pasien Covid-19 selama hampir satu setengah tahun, sejak bulan Maret tahun 2020," imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pangdam IX/Udayana, Polda Bali beserta jajaran, bupati dan walikota, camat, perbekel atau lurah, Bandesa Adat, Pemuka Agama, perguruan tinggi, pelaku usaha, lembaga swasta, dan berbagai pihak yang telah berpartisipasi aktif bergotong-royong dalam penanganan pandemi Covid-19 serta dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat.
"Namun, sampai saat ini pandemi Covid-19 masih ada, kita masih harus terus bekerja bersama tanpa lelah mengemban tugas kemanusiaan yang menimpa masyarakat Bali, juga nasional dan internasional," ujarnya.
Ia menyebutkan, dalam penanganan Covid-19 yang masih meningkat, memerlukan penangan yang baik di rumah sakit dan di karantina.
"Dengan ini, saya menyampaikan bahwa saya berikhtiar untuk bekerja keras dalam menangani Pandemi Covid-19 dengan sebaik-baiknya serta penuh rasa tanggungjawab. Dalam melaksanan tugas ini, saya bekerjasama dengan Bapak Pangam IX/Udayana, Kapolda Bali dan jajaran, Bupati atau Walikota se-Bali, perbekel atau lurah, dan Bendesa Adat, serta berbagai komponen masyarakat Bali," ungkapnya.
Gubernur Koster juga meminta seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama mengembangkan kesabaran dan kesadaran kolektif. Bahwa ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama dengan semangat gotong royong agar pandemi Covid -19 dapat ditangani dengan sebaik-baiknya.
"Dengan spirit kehidupan sesuai nilai-nilai kearifan lokal Bali, saya mengajak Sameton Krama Bali sareng sami agar tetap kompak, guyub, bersatu, gilik-saguluk, salunglung sabayantaka, parasparo, sarpana ya, se-ia sekata, seiring sejalan, bersama-sama, bahu membahu, bergotong-royong dengan tidak saling menyalahkan, tidak saling tuduh, tidak saling menyerang, dan tidak melakukan tindakan kontra produktif serta terus berdoa dengan keyakinan masing-masing agar Gumi Bali tetap kondusif, nyaman, aman, dan damai," ujar Koster.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penetapan tersangka setelah kelompok kerja penindakan DJKI Kemenkum HAM bersama dengan Korwas dan pihak ahli hak cipta melakukan gelar perkara.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setelah mencoblos di desa kelahirannya, Koster akan menuju Kantor DPD PDIP Bali di Kota Denpasar untuk memantau hitung cepat.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaHasto menyampaikan, hal serupa juga telah disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Hari Ulang Tahun PDIP beberapa waktu yang lalu.
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji tak bisa berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kartunya terkena blokir.
Baca Selengkapnya