Cegah ISIS masuk Indonesia, Jokowi kedepankan pendekatan agama
Merdeka.com - Sekelompok warga Indonesia telah muncul dalam sebuah video perekrutan dirilis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dalam video tersebut, anggota ISIS mengajak umat Islam Indonesia bergabung dengan perjuangan kelompok itu.
Presiden terpilih periode 2014 Joko Widodo (Jokowi) menilai tidak perlu bertindak tergesa-gesa, sebab sampai saat ini belum ada kejelasan hukum mengenai organisasi ini. Namun dia tetap lebih mengedepankan pendekatan dengan sisi keagamaan untuk kasus ISIS.
"Pegangannya konstitusi. Penegakan hukumnya ada di konstitusi. Tetapi pendekatannya tentu saja ada pendekatan-pendekatan sisi keagamaan yg itu saya kira menjadi tugasnya ulama para kiai," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (4/8).
Dia menilai dengan menggunakan pendekatan keagamaan dan kultural mampu menjernihkan kondisi keberadaan ISIS di Indonesia, namun tetap harus ada kejelasan hukum. Tetapi Jokowi menegaskan, jika sampai ada pelanggaran hukum yang dilakukan oleh mereka, maka pihak berwenang harus melakukan tindakan.
"Saya lebih cenderung pendekatan kultural keagamaan, pendekatan kesana. Kalau memang sudah pada posisi betul-betul anarkis, membahayakan negara, harus ditindak tegas. Penegakan hukum harus dilakukan," terang Jokowi.
Sebelumnya tersebar video berdurasi delapan menit itu, yang diunggah di dunia maya oleh ISIS dengan judul "Bergabung dalam Barisan", menyerukan ini merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk bergabung dan menyatakan setia kepada kelompok itu, seperti dilansir situs ABC Online, Selasa (29/7).
Video itu memperlihatkan seorang pria Indonesia bernama Abu Muhammad al-Indonesi tengah memberikan pesan dengan emosional.
"Keluarkan semua upaya Anda baik dengan menggunakan kekuatan fisik dan keuangan Anda untuk bermigrasi ke Negara Islam," kata Abu Muhammad dalam video itu.
"Ini merupakan kewajiban diperintahkan oleh Allah."
Abu Muhammad mempertanyakan kaum muslim tinggal di Barat, meminta mereka untuk menemukan motivasi berjihad.
"Apakah istri Anda menjadi alasan yang mencegah Anda berjihad?" ucap dia.
"Apakah rumah Anda, bisnis dan kekayaan Anda lebih Anda cintai daripada kepada Allah, RasulNya dan jihad di jalanNya?"
Video ini datang setelah dua pria Australia muncul di video perekrutan lainnya yang dirilis oleh ISIS pada bulan lalu.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen
"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaJokowi: Selamat Ibadah Puasa, Semoga Ramadan Membawa Kedamaian untuk Kita
Jokowi juga berharap bulan Ramadan dapat membawa kedamaian untuk semua masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Terima Sekjen Majelis Hukama Muslimin Utusan Presiden UEA di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (Sekjen MHM) Konselor Muhammed Abdelsalam di Istana Kepresidenan Bogor.
Baca SelengkapnyaJokowi Kumpulkan Kepala Desa di Istana, Ini yang Dibahas
Jokowi mengumpulkan Aliansi Lintas Asosiasi Kepala Desa di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/12).
Baca SelengkapnyaJokowi Perintahkan Mendikbudristek Tambah Anggaran Riset: Presiden Akan Datang Pasti Melanjutkan
Presiden Jokowi memerintahkan Mendikbudristek Nadiem Makarim menambah anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaIzin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara
Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca Selengkapnya