Merdeka.com - Jajaran Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota tak mau kecolongan seperti final piala Presiden pada Oktober 2015 silam, sebab di wilayah setempat ketika itu terjadi insiden penyerangan oleh The Jakmania.

Wakapolresta Bekasi Kota, AKBP Asep Edy mengatakan, pihaknya menerjunkan 1.750 personel gabungan untuk mengamankan jalur suporter menuju Jakarta. Personel, kata dia, dibekali dengan senjata gas air mata serta senjata laras panjang.

"Antisipasi manakala petugas mendeteksi potensi kerusuhan massa antar pendukung," kata Edi, Minggu (3/4).

Dia mencontohkan, jelang final Piala Presiden pada Oktober 2015 yang mempertemukan Persib Bandung dengan Sriwijaya FC Palembang di GBK Senayan, Jakarta. Ketika itu terjadi kerusuhan berupa pelemparan terhadap mobil-mobil yang melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek, kericuhan, serta penyerangan.

"Kerusuhan semula terjadi di Jakarta Timur, tapi merembet ke wilayah Kota Bekasi. Sekitar 300 pendukung Jakmania turun ke jalan tol melalui 'flyover' Kapin, merusak iring-iringan kendaraan rombongan pendukung Persib yang tengah melintas," katanya.

Tidak hanya itu, saat melakukan penyisiran di sepanjang jalan tol, tepatnya di sekitar tol Bekasi Timur, didapati ranjau paku siap tebar serta bom molotov yang sudah diisi bensin maupun yang masih kosong.

Agar tidak terulang, Polresta Bekasi Kota sengaja menebalkan personel yang bertugas di 17 jembatan tol. Dulu, pengawalan Piala Presiden 2015 hanya sebanyak lima orang di masing-masing sisi jembatan, kini ditingkatkan menjadi satu pleton.

Pertandingan final Piala Bhayangkara di SUGBK menjadi perhatian polisi. Sebab, tim yang bertanding adalah Persib Bandung melawan Arema.