Merdeka.com - Rahadian Purwa Kusuma (17) tak patah semangat. Siswa kelas XII IPA 3, SMAN 13, Koja, Jakarta Utara ini tetap optimis bisa lulus ujian nasional tahun ini.

Meski ia mengalami cedera pinggang sejak Desember 2013, Rahadian tetap bersemangat mengerjakan soal-soal ujian nasional. Ia tidak bisa duduk dan mengerjakan soal ujian dengan berbaring.

Ayah Rahadian, Ismajana Purwa (64) mengatakan, cedera pinggang ruas ketiga yang dialami anaknya akibat terpental saat bermain futsal. Saat itu ia bermain bersama teman-temannya di lapangan yang beralaskan aspal halus dekat rumahnya di RW 09 RT 04, Lagoa, Koja, Jakarta Utara pertengahan Desember 2013 lalu. Karena tidak dirasakan, Rahadian tetap bersekolah seperti biasa hingga Kamis (16/1) lalu.

"Sebelumnya hanya sakit-sakit bagian punggung dan kadang demam saja. Baru Kamis (16/1), Rahadian badannya panas tinggi sampai 40 derajat, gak bisa bangun, gak bisa jalan dan malamnya bawa ke UGD Koja langsung di infus dan rontgen," ujar Ismajana ketika ditemui di SMAN 13, Koja, Jakarta Utara, Kamis (14/4).

Setelah dibawa ke RSUD Koja, Rahadian hanya dianjurkan untuk berobat jalan dan diberikan obat saja. Tidak diharuskan untuk ditangani lebih lanjut untuk dirawat inap.

Sejak mengalami cedera pinggang, Rahadian dirawat di rumah dan tidak dapat datang ke sekolah. Sedangkan untuk materi pelajaran, pihak sekolah mendatangkan guru secara periodik dan mengirim materi melalui internet.

Ditemui usai mengerjakan soal UN, Rahadian mengaku tetap bersemangat mengerjakan soal-soal yang diberikan. Ia rela menahan sakit karena bertekad untuk lulus bersama rekan-rekan seangkatannya.

"Soalnya sih tidak terlalu susah, karena selama sakit kan saya tetap belajar. Pokoknya saya mau lulus tahun ini," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 13 Jakarta, Noviola Leni, mengatakan bahwa ada dua siswanya yang sakit namun tetap mengikuti UN. Seorang lagi, Aulia Yusuf (17), siswa kelas XII IPA Kelas Internasional, harus dirawat dan mengerjakan soal UN di RS Islam Cempaka Putih, karena operasi usus buntu.

"Seluruhnya ada 243 siswa kita yang mengikuti UN. Terdiri dari 91 orang siswa/i  kelas IPS dan 152 siswa/i kelas IPA," ujarnya.

Khusus untuk Rahadian yang tidak bisa bersekolah sejak Januari lalu, selain mengirim guru dan materi pelajaran, setiap harinya sekolah mengarahkan di antara rekan Rahadian datang bergantian ke rumahnya menjadi tutor pelajaran. Sedangkan untuk mengikuti UN, pihak sekolah menyediakan mobil jemputan.

"Kita sudah berkonsultasi dengan pihak dokter, dia boleh mengikuti ujian tapi tidak boleh sambil duduk. Makanya dia kita tempatkan di ruang UKS agar bisa mengerjakan soal sambil terbaring," tandasnya.