Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjaga akurasi perhitungan jumlah kasus hepatitis akut misterius pada anak di bawah usia 16 tahun menggunakan sistem ‘big data’ New All Record (NAR) yang terafiliasi dengan jaringan laboratorium di Indonesia.
"Apakah jumlah kasus 'under counting' seperti Covid-19 pada awal dulu, kita sudah siasati dengan pemeriksaan NAR," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat sesi tanya jawab dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (23/5).
Dia mengatakan, NAR selama pandemi Covid-19 telah digunakan pemerintah untuk menampung hasil pemeriksaan laboratorium pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Hingga saat ini, sudah ada 742 laboratorium yang terafiliasi dengan Kemenkes dan memasukkan data ke dalam NAR. Data siapapun yang melakukan tes Covid-19 atau vaksinasi di tempat tersebut, akan dimasukkan ke dalam sistem NAR.
Wamenkes melaporkan hingga saat ini terdapat 14 kasus diduga hepatitis akut yang ditemukan hingga 20 Mei 2022 di Indonesia. Sebanyak empat kasus di antaranya dilaporkan meninggal. Sedangkan sisanya masih dalam perawatan dan observasi laboratorium.
Menurut dia, penyebab hepatitis akut belum diketahui. Namun, ciri-ciri yang ditemukan pada penderita di Indonesia umumnya kulit berwarna kuning, urine berwarna seperti teh, demam dan lemas.
Dia mengatakan, tiga kasus pertama di Indonesia ditemukan pada 27 April 2022. Ketiganya adalah anak-anak usia di bawah 16 tahun dan seluruhnya telah meninggal dunia.
Laporan kasus hepatitis misterius pada anak melalui sistem NAR kemudian berlanjut pada proses penyelidikan epidemiologi Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendeteksi pola spesifik tertentu pada hepatitis akut misterius.
Saat ini, Kemenkes memiliki total ada 38 alat WGS, terdiri atas 14 unit alat bantuan dan 24 unit alat hasil pengadaan barang Kemenkes RI.
"Sebanyak 24 unit alat WGS dari dana global fund 22 juta US dolar, sepenuhnya digunakan untuk pembelian alat WGS," katanya.
Advertisement
Menurut dia, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah memberikan panduan terkait definisi kasus tersebut. Di antaranya discarted di mana virus hepatitis A, B, C, D dan E terdeteksi atau muncul etiologi lain yang terdeteksi.
"Kita bisa tunjukkan bahwa ada 19 kasus yang akhirnya jadi discarted. Mereka laporkan kasus kuning pada anak, tetapi karena diketahui penyebabnya akhirnya discarted karena hepatitis biasa, ada leukimia, karena obat dan sebagainya," katanya.
Definisi kasus lainnya adalah ‘pending classification’ karena sedang menunggu hasil laboratorium untuk hepatitis A-E. SGOT/SGPT (radang hati) di atas 500 IU/L, pasien berusia di bawah 16 tahun.
Selanjutnya definisi Epi-Linked di mana virus non hepatitis A-E, segala usia, atau kontak erat dengan kasus probable sejak 1 Oktober 2021.
Definisi yang paling mendekati hepatitis akut misterius saat ini adalah probable yang dibuktikan dengan hasil laboratorium non hepatitis A-E, SGOT/SGPT di atas 500 IU/L, usia di bawah 16 tahun dan kasus terjadi sejak 1 Oktober 2021.
"Untuk definisi kasus konfirmasi hingga kini sedang diteliti oleh para pakar kesehatan," jelas Dante.
Baca juga:
Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Hepatitis Akut Jika Kasus Merebak Cepat
Dokter UI Beberkan Fase Penularan Hepatitis Akut, Diawali Diare hingga Kejang
Dokter Jelaskan Fase-Fase Penyakit Hepatitis Akut Berat, Kenali Gejalanya Berikut
Sosialisasi Pencegahan Hepatitis Akut
Kemenkes: Hepatitis Akut Kecil Menjadi Pandemi karena Tak Ganggu Aktivitas Masyarakat
DPR: Anak Bergejala Hepatitis Akut Segera Dibawa ke RS, Jangan Tunggu Memburuk
Lewat Kelana Nusantara, Sandiaga Dorong Pelaku Ekraf Jadi Kunci Kebangkitan Ekonomi
Sekitar 19 Menit yang laluCerita Cak Imin Jarang Pulang Demi Menang Mutlak di Jawa Timur
Sekitar 28 Menit yang laluMangkir Pemeriksaan Lagi, Iko Uwais Minta Waktu untuk Proses Perdamaian
Sekitar 48 Menit yang laluSempat Memaksa, Sales Kartu Perdana di Bandara Jeddah Kini Tak Lagi Ganggu Jemaah
Sekitar 55 Menit yang laluAnalisis: Jeda Waktu Pemilu 2024 Hasilkan Presiden 'Lame Duck'
Sekitar 1 Jam yang laluKelakar Cak Imin, Ibu-Ibu Bakal Jadi Orang Pertama Yang Diundang ke Istana
Sekitar 2 Jam yang laluDua Tersangka KSP Indosurya Dilepaskan, Kompolnas Nilai Bareskrim Sesuai Aturan
Sekitar 2 Jam yang laluSekjen PDIP Tegaskan Tolak Koalisi dengan Demokrat-PKS, Singgung Sejarah dan Ideologi
Sekitar 2 Jam yang laluBebas karena Masa Tahanan Habis, 2 Tersangka KSP Indosurya Dikenakan Wajib Lapor
Sekitar 3 Jam yang laluAirlangga: 99 Persen Suara Rakyat Bengkulu Ada di Tangan KIB
Sekitar 3 Jam yang laluKorban Pencabulan Marbot di Depok Bertambah, Ini Modus dan Sosok Pelaku
Sekitar 3 Jam yang laluPuan Maharani Belum Lihat Tanda-Tanda Dirinya Ditunjuk Jadi Capres PDIP
Sekitar 3 Jam yang laluPDIP Protes Anies Baswedan Undang Tukang Bakso ke Balai Kota Jakarta
Sekitar 3 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 3 Hari yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 5 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluKedekatan Jokowi dan Luhut, Hingga Merasa Selalu Dilindungi
Sekitar 12 Jam yang laluElite Parpol Ramai Lobi-Lobi buat Pencapresan, PSI Kutip Jokowi 'Ojo Kesusu'
Sekitar 21 Jam yang laluVIDEO: Pasukan Elite TNI di Paspampres Kawal Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluDanpaspampres Jamin Keamanan Jokowi di Ukraina: Ada Kopasus, Denjaka dan Paskhas
Sekitar 2 Hari yang laluSubvarian Baru Virus Corona Kebal Antibodi yang Dipicu Vaksinasi & Infeksi Omicron
Sekitar 13 Jam yang laluKasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di 143 Pasien
Sekitar 1 Hari yang laluUpdate Covid-19 Nasional Hari Ini per 24 Juni 2022: Kasus Positif Tambah 2.069 Orang
Sekitar 1 Hari yang laluKepala BNPB: Penanganan PMK Pakai Cara yang Sama dengan Covid-19
Sekitar 1 Hari yang laluOmicron BA5.1 Mengamuk di Makau, Restoran dan Tempat Hiburan Ditutup
Sekitar 1 Hari yang laluBanyak WNA Positif Covid-19 Sumbang Kenaikan Kasus di Bali
Sekitar 2 Hari yang laluSri Mulyani Khawatir Lonjakan Kasus Covid-19 Kembali Hambat Pemulihan Ekonomi
Sekitar 2 Hari yang laluCovid-19 Hari Ini 23 Juni 2022: Kasus Positif Tambah 1.907, Sembuh 1.146
Sekitar 2 Hari yang laluIbunda dan Anak Anies Baswedan Positif Covid-19
Sekitar 2 Hari yang laluKasus Covid-19 Naik Lagi, Menko Luhut Kaji Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan
Sekitar 2 Hari yang laluMana Lebih Baik Dalam Tangani Pandemi, Negara Demokrasi atau Otoriter?
Sekitar 2 Hari yang laluDi Depok Muncul 6 Kasus Baru Diduga Varian BA4 dan BA5, Petugas Lakukan Tracing
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi: Kita Belum Sembuh dari Covid, 5 Hari Belakangan Kasus Naik Lagi
Sekitar 3 Hari yang laluIndonesia Deportasi Buronan Polisi Jepang
Sekitar 3 Hari yang laluCovid-19 Hari Ini 22 Juni 2022: Kasus Positif Tambah 1.985, Sembuh 687
Sekitar 3 Hari yang laluSatgas Covid Izinkan Penyelenggaraan Acara Dihadiri 1.000 Orang, Ini Syaratnya
Sekitar 3 Hari yang laluCEK FAKTA: Menko Luhut Larang Lansia Keluar Rumah Akibat Covid Menggila? Ini Faktanya
Sekitar 3 Hari yang laluBeijing Wajibkan Anak-Anak Tes PCR Sebelum Main ke Taman
Sekitar 3 Hari yang laluRidwan Kamil Sebut Lima Daerah di Jabar Alami Kenaikan Kasus Covid-19, Ini 5 Faktanya
Sekitar 3 Hari yang lalu17 Kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Jabar, Ini Kata Ridwan Kamil
Sekitar 3 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluNike Umumkan akan Angkat Kaki dari Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluGibran Mengaku Tidak Khawatir Jokowi ke Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami