Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bupati Kediri Berencana Buat Program untuk PAUD Terkait Bahaya Radikalisme

Bupati Kediri Berencana Buat Program untuk PAUD Terkait Bahaya Radikalisme Seminar daring bertema 'Merawat Budaya Nusantara Menolak Intoleransi dan Radikalisme anti NKRI&. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menilai ancaman dari kelompok intoleransi dan radikal adalah nyata. Dia berencana membuat program pendidikan tambahan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terkait bahaya radikalisme dan terorisme.

"Saya berencana membuat program pendidikan khusus untuk memahami radikalisme dan terorisme sejak usia PAUD. Tentang isu-isu sangat strategis beberapa hari terakhir, sebenarnya menjadi satu rangkaian teroris yang ditangkap di Gurah beberapa waktu lalu. Kemudian ada bom di Makassar, dilanjut ada serangan di Mabes Polri dan kemari ada teror di DPRD Kota," kata Hanindhito.

Pernyataan itu dia ungkapkan dalam seminar daring bertema 'Merawat Budaya Nusantara Menolak Intoleransi dan Radikalisme anti NKRI' di Masjid Joglo Rahmatan Wa Salaman Dusun Cangkring, Desa Titik, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Rabu (14/4).

Seminar tersebut diadakan oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kediri.

Hanindhito mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk merajut kebersamaan di bulan Ramadan. Dia minta agar seluruh warga bahu membahu melawan radikalisme dan kelompok intoleransi, agar tidak terpapar oleh doktrin ideologi terorisme.

"Bulan Ramadan ini adalah momentum untuk saling menjaga, merajut kebersamaan umat Islam untuk membangkitkan perekonomian. Berharap di bulan Ramadan, masyarakat Kediri bisa membangkitkan secara ekonomi, secara batin dan psikisnya. Ayo sama-sama kita lawan terorisme. Saya yakin apabila seluruh elemen bersatu, alim ulama, TNI Polri dan semuanya, saya yakin namanya teroris tidak akan bertahan lama," tandasnya.

Seminar secara daring di bulan suci Ramadan ini membahas berbagai isu-isu terkini baik skala lokal maupun nasional, salah satunya bahaya kelompok terorisme. Kegiatan juga melibatkan PC GP Ansor Kabupaten Kediri dan Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

"Acara ini dalam rangka melihat situasi di wilayah kita pasca-kejadian teror di DPRD Kota Kediri. Kita melihat ada orang-orang yang mau bermain di wilayah kita, yang notabene Kediri Raya ini sudah cukup solid. Mereka yang mau membuat onar dan sesuatu yang tidak bagus, ya berarti melawan kita semua," kata H Abu Muslih, Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten Kediri.

Seminar virtual ini menghadirkan sederet pembicara di antaranya, Ketua PB Lesbumi PBNU Agus Sunyoto, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Ketua PCNU Kota Kediri KH. Abu Bakar Abdul Djalil dan Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri Gus Rizmi Haitami Azizi.

Lesbumi NU memandang bahwa aksi teror dengan mengatas namakan agama yang terjadi merupakan upaya kelompok tertentu untuk merongrong kedaulatan negara, melalui upaya pemusnahan akar budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Lesbumi tegas untuk melakukan perlawanan terhadap pola-pola gerakan teror yang membahayakan keutuhan negara, dengan dalih agama.

Untuk memeriahkan acara webinar, selain seminar juga diselingi selawatan yang diiringi musik hadrah. Rangkaian acara kemudian ditutup dengan buka bersama dan salat magrib berjemaah di Masjid Joglo. Rumah ibadah yang satu ini nyentrik, karena didesain layaknya bangunan rumah masyarakat Jawa yakni Rumah Joglo. Bangunan semakin tampak kuno dengan tambahan dinding kayu berukir dari bahan lawasan.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
Naik 300 Persen, PSI Peroleh 42 Kursi DPRD di Papua Raya

Naik 300 Persen, PSI Peroleh 42 Kursi DPRD di Papua Raya

Kenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Curhat ke Jokowi soal Pilpres 2024 hingga Kesinambungan Program Pemerintah Selanjutnya

Pengusaha Curhat ke Jokowi soal Pilpres 2024 hingga Kesinambungan Program Pemerintah Selanjutnya

Pertemuan itu membahas terkait program pemerintah saat ini supaya bisa dilanjutkan oleh presiden terpilih agar terjadi kesinambungan pembangunan.

Baca Selengkapnya
Petakan Daerah Rawan Konflik di Sumut, Kemendagri Ingatkan Pemilu yang Jujur dan Adil

Petakan Daerah Rawan Konflik di Sumut, Kemendagri Ingatkan Pemilu yang Jujur dan Adil

Togap menegasakn, komitmen pemerintah pusat dalam mewujudkan pemilu yang aman, damai, dan demokratis.

Baca Selengkapnya
Jokowi Janjikan Tunjangan Kinerja Petugas KPU Selesai Januari: Urusan Sensitif Jangan Ganggu Pemilu

Jokowi Janjikan Tunjangan Kinerja Petugas KPU Selesai Januari: Urusan Sensitif Jangan Ganggu Pemilu

Jokowi menyebut Pemilu 2024 sangatlah kompleks karena melibatkan 204.807.222 orang, di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.771 desa.

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya